Tuesday 17 January 2012

Kisah Tentang Presiden Harvard University


Saya mendapatkan sebuah kisah tentang seorang presiden Havard University yang saya kutip dari buku "Si Cacing dan kotoran kesayangannya" karya Ajahn Bram yang sangat terkenal itu. Kisah ini sangat inspiratif...mudah-mudahan membuat kita lebih bijaksana dalam memandang kehidupan. Berikut adalah kisahnya:


Kerugian Harvard

Suatu hari, ada seorang nyonya berpakaian gingham( motif katun kotak-kotak) yang sudah pudar, bersama suaminya yang mengenakan jas rajutan rumahan, turun dari kereta di Boston, Massachusetts. Mereka berjalan dengan malu-malu. Lalu tanpa membuat janji terlebih dahulu, mereka masuk ke ruang tunggu kantor Presiden Universitas Harvard. Sekretaris Presiden mengerutkan alis. Ia bisa tahu seketika bahwa pasangan dusun tertinggal seperti ini sama sekali tidak ada urusan di Universitas Harvard.

"Kami ingin menemui Presiden" kata pria tua itu dengan lembut.

" Beliau sibuk seharian," tukas sekretaris itu dengan cepat.
"Kami ingin menunggu," Jawab nyonya itu.

Sekretaris mulai tidak menggubris mereka selama berjam-jam, berharap pasangan itu akhirnya akan kecewa dan pergi, namun mereka tidak pergi juga. Sekretaris itu mulai frustasi dan akhirnya memutuskan untuk memberi tahu sang presiden, meski hal ini adalah pekerjaan yang selalu tak disenanginya.

"Mungkin jika mereka melihat bapak selama beberapa menit, mereka akan pergi" ia memberi tahu presiden Harvard.

Presiden mendesah putus asa dan akhirnya mengangguk. Seseorang dengan status setinggi ini jelas tidak punya waktu untuk berurusan dengan tamu semacam ini. Namun ia sangat membenci baju katun kotak-kotak dan jas rajutan rumah memenuhi ruang tunggu kantornya. Jadi sang Presiden, dengan wajah kaku penuh martabat, melangkah tegap dan openuh gengsi ke arah pasangan itu.

Nyonya itu berkata kepadanya "Putra kami pernah bersekolah di Harvard selama 1 tahun. Ia sangat menicintai Harvard dan bahagia disini. Namun setahun yang lalu, ia meninggal dalam kecelakaan.Jadi, saya dan suami saya hendak mendirikan monumen untuk mengenangnya di kampus ini".

Presiden itu tidak terkesan, "Nyonya," katanya dengan ketus, "kami tidak bisa mendirikan patung untuk setiap orangyang pernah masuk ke harvard dan meninggal. Jika seperti itu tempat ini akan jadi seperti pekuburan!"

"Oh, tidak, tidak," nyonya itu buru-buru menjelaskan,"Kami tidak ingin mendirikan patung. Kami pikir kamihendak menyumbangkan sebuah gedung untuk Harvard."

Presiden itu memutar bola matanya. Ia melirik ke baju gingham danjas rumahan lalu berseru," Gedung? Apakah Anda tahu berapa biaya sebuah gedung? Kami sudah menginvestasikan lebih dari setengah juta dollar untuk mendirikan kampus ini!"

Untuk sesaat Nyonya itu terdiam. Presiden merasa puas, ia bisa mengusir mereka sekarang. Nyonya itu kemudian berpaling ke suaminya dan berkata pelan," Jika cuma segitu biayanya, mengapa kita tidak bikin universitas sendiri saja?" Suaminya mengangguk. Wajah presiden Harvard mengerut bingung dan kecut.

Tuan dan Nyonya Leland Stanford melangkah keluar dari sana, lalu pergi ke Palo Alto, California, tempat mereka mendirikan universitas yang kemudian dikenal dengan nama Stanford University, sebagai institusi untuk mengenang putra mereka.


Kisah yang indah bukan...? Hanya karena dua orang mengenakan pakaian biasa, tidak ada orang yang sadar bahwa mereka adalah jutawan. Bukankah demikian pula hidup ini?

Kisah ini disebut " Kerugian Harvard". Presiden Universitas Harvard melakukan kesalahan akibat keburu menghakimi pasangan itu. Berhati-hatilah dengan penilaian dan persepsi Anda.

Demikian kisah isnpiratif kali ini semoga bermanfaat.


1 comment:

About Me

My photo
Halo sobat...nama saya Didik Sugiarto.....Saya bukanlah blogger profesional....hanya sekedar hobi ngeblog dan juga belajar cara mencari uang dengan blog.....adsense, amazon, clickbank dll.......semoga blog ini bermanfaat bagi kita semua.