Saturday 5 September 2009

Belajar dari Matahari

Sesungguhnya kalau kita mau “sejenak” membuka hati dan pikiran kita…di alam ini banyak sekali yang dapat kita ambil sebagai hikmah. Kali ini aku ingin berbagi bagaimana kita bisa belajar dari kearifan matahari.

Gede prama pernah mengatakan :” Sesungguhnya jagat raya ini mengajarkan kearifan dan kebijaksanaan yang tidak ada tandingannya”. Begitulah kata seorang yang sering dijuluki sebagai Penutur Kejernihan yang memperoleh gelar “Sufi” atau “orang bijak”. Namun karena saking terangnya perlambang kearifan itu, maka justru banyak orang yang tidak mampu memahami maknanya.


Apa yang diajarkan matahari…..?

Matahari mengajarkan kepada kita bagaimana seharusnya mencintai, tanpa membeda-bedakan asal-usul, suku, agama, perbedaan warna kulit, kaya atau miskin, suku agama, perbedaan warna kulit, kaya, miskin, berpangkat atau bahkan hanya staf paling rendah. Semua diperlakukan sama oleh matahari.

Sinarnya yang selalu rajin…. hadir setiap pagi dan tenggelam di sore hari. Hal ini menandakan bukti nyata sebuah kesetiaan yang tiada taranya kepada seluruh isi jagad raya ini. Tidak pernah sekalipun matahari ingkar janji….. lalu tidak muncul di pagi hari dan tidak tenggelam di ufuk barat. Kesetiaan yang tiada taranya ini seharusnya diteladani oleh setiap orang. Yaitu dengan senantiasa tetap setia pada janji yang pernah diucapkan, janji kepada Tuhan atau janji kepada sesama manusia.

Sinar matahari yang cemerlang dengan setia menyinari siapa saja tanpa membeda-bedakan. Apakah itu seorang pelacur, germo, preman, perampok, pejabat, staf kecil, pastor, pendeta atau kyai. Pokoknya semuanya di terangi dengan kapasitas yang sama. Prinsip kearifan matahari adalah memberi.... dan menyebarkan sinar kebajikan.

Jika dilambangkan dengan cinta, maka sinar matahari menggambarkan bahwa kita mesti mencintai siapa saja, tanpa membeda-bedakan, apakah itu manusia miskin atau kelas bangsawan. Mencintai di sini bisa diartikan tetap menghormati atau memperlakukan secara manusiawi kepada siapa saja di dunia ini. Kepada pelacur, misalnya,..... dimana mereka seringkali dianggap sebagai kaum rendah dan hina. Bukankah lebih bijak bilamana tetap memandang dan memperlakukannya mereka secara manusiawi. Jangan hinakan mereka, tetapi jika bisa bantulah mereka untuk kembali ke jalan yang benar. ( seperti kisah seorang sufi ” Gus Mik” dari kediri di artikel lainnya dalam blog ini).

Kepada kaum yang berbeda agama, suku, aliran, hendaknya tidak saling menghujat, saling menyakiti...tetapi tebarkanlah cinta kasih kepada semua insan. Mengapa semua harus dicintai...? Sebab semuanya adalah makhluk ciptaan Tuhan dan merupakan pengejawantahan dari Tuhan. Kalau kita menyayangi mereka berarti kita juga menyayangi Tuhan.

Sekian tulisan ini semoga bermanfaat dan menjadikan diri kita lebih bijaksana dan bisa mencintai sesama.

Semoga hari-hari anda berbahagia....

Salam sukses dan bahagia....!!!

Diambil dari buku : Ajaran Manunggaling Kawula Gusti oleh Sri Muryanto
Penerbit : Kreasi wacana.


2 comments:

  1. rhymo_dpharm@yahoo.com5 September 2009 at 10:34

    Ok...makasih atas pencerahanya...

    ReplyDelete
  2. Sesama penggemar pak Gede Prama, saya gembira mewartakan beliau bisa diikuti di twitter @gede_prama makasi

    ReplyDelete

About Me

My photo
Halo sobat...nama saya Didik Sugiarto.....Saya bukanlah blogger profesional....hanya sekedar hobi ngeblog dan juga belajar cara mencari uang dengan blog.....adsense, amazon, clickbank dll.......semoga blog ini bermanfaat bagi kita semua.