Terus terang saat pertama kali melihat Kasus Pak Antasari, yang kemudian dijebloskan ke dalam Penjara...saya begitu kaget. Wah mau bagaimana lagi wajah hukum dan keadilan di Indonesia. Wong KPK saja yang begitu diagungkan dan diharapkan dapat memberantas korupsi..ternyata juga kena kasus seperti itu. Bahkan ketuanya sendiri terlibat kasus yang cukup besar "pembunuhan berencana".
Waktu itu saya mengira bahwa pak Antasari memang terlibat ...begitu juga mungkin publik. Karena tidak banyak protes ataupun demo. Tapi setelah kasus pak bibit dan pak candra terbongkar...kemudian diikuti dengan kesaksian Pak Williardi...bahwa penahan Antasari memang dikondisikan untuk menghabisi KPK.....Saya jadi bertanya-tanya. Bisa jadi kasus Antasari pun sebuah REKAYASA suatu skenario besar untuk MENGHABISI KPK...yang telah banyak memenjarakan koruptor kelas kakap...anggota DPR, menteri, bahkan kejaksaan tak luput dari kerja KPK. Sehingga...masuk akal juga bila KPK banyak musuhnya.
Tapi ini semua masih awal....masih perlu pembuktian.Dan saya yakin rakyat akan terus mendukung kebenaran dan KPK untuk memberantas korupsi di Indonesia ini.
Berikut saya sampaikan kesaksian Williardi sebagaimana termuat di detik.com
Antasari Azhar langsung menitikkan air mata saat Wiliardi Wizar membuat pernyataan mengejutkan. Wiliardi mengaku penahanan Antasari dikondisikan petinggi kepolisian.
Antasari juga langsung menutup mukanya dengan kedua tangannya. Para kuasa hukumnya langsung menepuk bahu dan punggungnya. Antasari juga mengarahkan kepalanya ke atas dan meminta tisu. Mantan Ketua KPK itu langsung mengelap sendiri mata dan dahinya.
Majelis hakim yang dipimpin Herry Swantoro lalu mengetok palu. Sidang pun diskors 15 menit. Antasari yang mengenakan batik merah ini pun berdiri dan menghampiri keluarganya di bangku pengunjung sidang.
"Allahu Akbar," teriak Antasari sambil mengangkat tangan kanannya, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jl Ampera Raya, Selasa (10/11/2009).
Sebelumnya, Wiliardi menyatakan saat diperiksa polisi dikatakan bahwa Antasari adalah sasaran petinggi kepolisian. "Pukul 00.00 WIB saya diperiksa dengan didatangi oleh Direktur Reserse Polda Metro Jaya yang katanya itu perintah atasan," kata Wiliardi berapi-api.
Wiliardi bersumpah kesaksian tersebut sesuai kejadian sebenarnya. Bahkan dia berani bersumpah.
"Demi Allah ini saya bersumpah, (petinggi polisi itu menyatakan) sasaran kita hanya Antasari. Demi Allah saya bersumpah, biar mati lampu ini, mati saya Pak," ujarnya. (nik/iy)
Wiliardi Wizar membuat pengakuan mengejutkan. Penahanan mantan Ketua KPK Antasari Azhar dikondisikan oleh beberapa petinggi kepolisian.
"Pukul 00.00 WIB saya diperiksa dengan didatangi oleh Direktur Reserse Polda Metro Jaya yang katanya itu perintah atasan," kata Wiliardi berapi-api.
Wiliardi menyatakan saat itulah dikatakan bahwa Antasari adalah sasaran mereka. Wiliardi bersumpah bahwa kejadian itu benar.
"Di situ dikatakan -- Demi Allah ini saya bersumpah -- sasaran kita hanya Antasari. Demi Allah saya bersumpah, biar mati lampu ini, mati saya Pak," ujarnya.
Wiliardi mengungkapkan itu dalam kesaksiannya di sidang dengan terdakwa Antasari Azhar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jl Ampera, Selasa (10/11/2009).
Sebelumnya hakim ketua Herry Swantoro menanyakan kebenaran kesaksiannya yang selalu berubah-ubah.
"Jadi waktu itu saya dikondisikan oleh direktur, wadir, kabag, kasat, semuanya hadir di situ. Mereka menyebutkan kalau sasaran kita hanya Antasari. Saya diperlihatkan BAP-nya Sigid dibacakan kepada saya minta disamakan saja," imbuh mantan Kapolres Jakarta Selatan ini.
(nik/nrl)
.................
Terdakwa kasus pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran (PRB) Nasrudin Zulkarnaen, Wiliardi Wizar, mengaku mendapat uang operasional Rp 500 juta dari Sigid Haryo Wibisono. Duit ini lalu diberikannya ke Jerry dan Edo.
Hal ini disampaikan Wili ketika memberi kesaksian di Persidangan Antasari Azhar, dengan agenda pemeriksaan saksi, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jl Ampera Raya, Selasa (10/11/2009).
"Saya diberikan sebuah amplop coklat, yang katanya berisi gambar seseorang yang harus diikuti. Setelah itu, saya diberikan dana operasional Rp 500 juta. Setelah itu saya, Jerry dan Edo, bertemu di Ancol untuk menyerahkan amplop coklat. Keesokan harinya, baru saya menyerahkan uang 500 juta untuk dana operasional ke Edo di Citos," terang Wili.
Sebelumnya, Wili menceritakan jika ia hanya dimintai Sigid untuk mencarikan informan. Menurut Wili, dia bertemu dengan Sigid pada awal Februari. Sigid meminta Wili agar dicarikan informan yang bisa membuntuti seseorang 1x24 jam, karena informan Sigid waktu itu dinilai lamban kerjanya. Saat itulah Wili menghubungi Jerry dan Edo, meskipun Wili tidak tahu siapa seseorang yang harus dibuntuti itu.
Dalam persidangan yang dipimpin oleh Ketua Majelis Hakim Herry Swantoro, Wili juga menceritakan ia sempat mendengar perbincangan Sigid dengan salah seorang polisi yang bernama Helmi Santika.
"Saya dengar ditelepon dia (Sigid) membicarakan di mana posisi sasaran, dan bagaimana sasaran, terus saya tanya, itu maksudnya apa mas sasaran, terus dia bilang, ini ada seseorang yang sedang diikuti, ini tugas negara, korupsinya ditangani KPK, kasus narkobanya ditangani kepolisian," cerita Wili.
kesaksian wiliardi wizar pada sidang kasus pembunuhan direktur PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen sangat mengejutkan
ReplyDeletedimana wiliardi sangat berani dan dengan gamblang menyebutkan bahwa BAP yang dibuat dirinya terdapat unsur paksaan...
wiliardi dengan tegas memberikan kesaksian yang semakin membuat posisi POLRI tersudut
dalam kesaksiannya tersebut, antasari sampai mengucurkan air mata
wiliardi begitu tegas dan tanpa takut membeberkan kesaksian yang memberatkan para penuntut hukum
dalam kasus ini, antasari diduga sebagai otak dalam pembunuhan direktur PT Putra Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnaen.
semoga saja kasus ini dapat segeradiselesaikan.
dan bisa memberikan jawaban siapa yang benar dan yang salah....
Iklan