Bila memang akan terjadi krisis ekonomi seperti tahun 1997, berarti sebagai investor kita harus hati-hati nih. Seorang pakar ekonomi dari AS memprediksi bahwa akan terjadi krisis ekonomi yang siklusnya tiap 15 tahunan. Jadi paling cepat krisis itu bisa melanda negara-negara berkembang pada tahun 2012. Apa saja faktor pemicu krisis ekonomi tersebut, simak artikel berikut yang saya kutip dari detik.com:
Profesor Harvard Ingatkan RI Krisis Baru Bakal Muncul 2012
Nusa Dua - Harpel Professor of Capital Formation & Growth, Harvard University, Jeffery Frankel mewanti-wanti negara berkembang (emerging market) soal potensi terjadinya krisis ekonomi di 2012, akibat siklus 15 tahunan.
Hipotesa Jeffery disampaikan dalam forum berdiskusi 'Coping With Asia's Large Capital Inflows In A MultiiSpeed Global Economy' di Hotel Grand Hyatt, Nusa Dua, Bali, Jumat (11/3/2011).
"Implikasi atas siklus tersebut dari emerging market lain, krisis bisa terjadi paling cepat di 2012," katanya.
Krisis yang diprediksi terjadi, akibat pertumbuhan yang terus berjalan atas dorongan arus modal asing yang terus masuk. Menurut data Jeffery, awal kiris terjadi di 1982 akibat capital inflow yang terjadi sepanjang 6 tahun (1975-1981). Kemudian di 1997, di mana arus modal mengalir deras selama 6 tahun belakangan (1990-1996).
"Saya memperkirakan ini circle tiap 15 tahun. Di mana dalam tujuh tahun bertumbuh, dengan inflow masuk. Dan masa krisis 7 tahun setelahnya," tambahnya.
Ramalan yang dilontarkan oleh Jeffery ini harusnya menjadi perhatian dari negara-negara berkembang untuk berhati-hati menjaga situasi ekonominya, khususnya dalam mengelola arus dana asing.
Dalam mengendalikan arus modal asing, tegas Jeffery, menjadi tanggung jawab bersama antara bank sentral serta pemerintah. BI harus mampu mengimplementasikan kebijakan intervensi, capital controls, dan sterilisasi. Pemerintah memiliki pekerjaan yang tidak mudah, dengan mengefektifkan kebijakan fiskal dan kebijakan sektor komoditas khususnya agrikultur.
Jeffery menegaskan, saat arus modal terus masuk ada ancaman jangka pendek yang bisa terjadi. Yakni overheating, dan Indonesia memiliki peluang tersebut, karena penetrasi pertumbuhan ekonomi dan rasio inflasi yang terus meningkat.
Overheating memang menjadi penanda pertumbuhan ekonomi suatu negara terus melaju. Sebagai konsekuensinya, tingkat inflasi juga akan merangkak naik. Ini tergambar dalam materi Jeffery dalam presentasi di hadapan 200 peserta forum.
No comments:
Post a Comment