Friday, 11 March 2011
Dua saksi meringankan Susno Duaji tewas ditabrak.....apakah benar negara telah dikuasai Mafia...?
Saat membaca berita tentang kematian salah satu ajudan Susno Duaji yang tewas ditabrak seseorang yang misterius.....saya langsung teringat bahwa kejadian serupa juga pernah dialami saksi Susno Duaji lainnya. Jadi dua saksi meringankan Pak Susno Duaji tewas ditabrak....kok bisa ya...kejadian yang aneh dan serba kebetulan...? Lebih aneh lagi kalau Polisi langsung mengatakan itu kecelakaan murni.....weleh...weleh.... Rasa-rasanya nggak mungkinlah bila hal itu suatu kebetulan dan kecelakaan murni.
Mungkin kita perlu menyewa detektif swasta yang sudah berpengalaman ya di dunia mata-mata. Perlukah kita meminta bantuan dari detektif cilik "detektif conan...? Yang mungkin saja nggak bisa disuap wong dia masih kecil...he..he...
Saya berpikir...
Ini pasti ada sebuah skenario besar untuk membungkam Pak Susno Duaji dan juga orang-orang terdekatnya. Pertanyaannya adalah siapakah orang besar tersebut...apakah mereka the Real Mafia of Indonesia...? Lebih lanjut simak artikel yang saya kutip dari politik.kompasiana.com berikut ini:
Sudah 2 Ajudan Susno Duaji Tewas
JAKARTA, KOMPAS.com — Seorang lagi mantan pengawal Komisaris Jenderal Susno Duadji tewas akibat kecelakaan di jalan raya. Kali ini, kejadian naas itu menimpa Brigadir Kepala Doni Rahmanto, Rabu (9/3/2011) pagi.
Bripka Doni ditemukan terkapar akibat terjatuh dari sepeda motor Yamaha Mio putih bernomor polisi B 6684 EOB miliknya di Jalan DI Panjaitan, di seberang kantor Kementerian Lingkungan Hidup, Jatinegara, Jakarta Timur.
Doni adalah bekas ajudan Susno yang pernah bersaksi meringankan untuk Susno dalam sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, 2 November lalu, soal kasus PT Salmah Arowana Lestari.
Hingga kini, berarti sudah dua orang mantan pengawal sekaligus saksi meringankan bagi Susno Duadji yang tewas. Sebelumnya, Inspektur Dua Anjar Saputro tewas juga akibat kecelakaan di jalan raya pada 16 Oktober 2010 lalu.
Kepala Satuan Lalu Lintas Jakarta Timur Komisaris Sudharsono, saat dihubungi wartawan, mengatakan, saat ini petugas kesulitan menemukan saksi penabrak anggota Satuan Gegana itu.
"Warga menemukan Doni sudah terkapar, tidak ada yang melihat dan tidak ada yang tahu bagaimana dia bisa jatuh," katanya.
Ia menjelaskan, saat almarhum dikerubungi warga, seorang dokter bernama Carolin kemudian datang dan mengantarkan bapak dua anak itu ke Rumah Sakit UKI Cawang. Dalam perjalanan, Doni mengembuskan napas terakhirnya. "Doni meninggal akibat luka hebat di kepalanya," ujarnya.
Berdasarkan keterangan keluarga, Sudharsono menjelaskan bahwa Doni saat itu dalam perjalanan dari kediamannya di Depok, Jawa Barat, menuju Stasiun Kereta Api Jatinegara untuk membeli tiket bagi mertuanya.
Saat Doni melintas di Jalan DI Panjaitan, diduga Doni bertabrakan dengan pengendara lain sehingga ia terhempas dan terluka.
"Warga menemukan Doni sudah terkapar, tidak ada yang melihat dan tidak ada yang tahu bagaimana dia bisa jatuh."
-- Komisaris Sudharsono
Aneh jika musibah yang menimpa pengawal pribadi (walpri) Kapolri, Bripka Doni Rahmanto adalah kecelakaan murni. Menurut kepolisian itu adalah kecelakaan tunggal, tapi bagaimana bisa secara kebetulan dua saksi meringankan Susno Duoji itu meninggal hampir bersamaan dengan cara yang sama?
Kematian Doni yang ganjil ini tak bisa lepas dari kaitannya kecelakaan dengan kesaksian Doni saat di persidangan Susno Duadji.
Bripka Doni Rahmanto tewas karena mengalami kecelakaan di Jl DI Panjaitan, Jakarta, Rabu (9/3) pagi. Diduga, Doni menjadi korban tabrak lari. Tabrak lari atau emang mau ditabrak?
Doni merupakan mantan pengawal pribadi Komjen Pol Susno Duadji.
Sebelumnya, pengawal Susno lainnya yakni Ipda Anjar Saputro, yang meringankan Susno di persidangan, juga tewas akibat kecelakaan di Jalan Raya Bogor, 16 Oktober 2010.
.
Kebetulan yang mencengangkan
Dalam kesaksiannya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Doni membantah kalau Susno bertemu dengan Sjahril Johan di kediaman Susno seperti yang dituduhkan jaksa. Ngeri tidak jika Anjar juga meninggal dengan cara yang sama? kebetulan yang mencengangkan?
Dulu Nasruddin dibunuh guna memenjarakan Antasari Ashar, sekarang giliran Susno yg dikerjain ..
Apakah masih ada mantan ajudan atau mantan sopir atau siapapun yang bisa meringankan pak Susno dalam kasus yang sedang beliau hadapi saat ini, yang masih hidup sampai saat ini?
.
Jasad Baharuddin Lopa yang berwarna biru
Ini mengingatkan kita pada kematian almarhum Baharuddin Lopa, seorang pekerja hukum yang sangat vokal dan tak kenal takut. Waktu itu almarhum Bahrudin Lopa meninggal, juga kematiannya terasa sangat aneh. Saat itu sekujur tubuhnya membiru!
Sampai sekarang pun tidak ada yang tahu apa penyebabnya. Sama dengan almarhum Munir, tadinya sangat dipaksakan kalau fakta ini ditutup tutupi tapi mereka (arsitek pembunuhna itu) tak memperhitungkan jika Munir berangkat ke Belanda adalah moment yang tak tepat. Pembunuhnya lupa kalau Belanda adalah salah satu kampiun HAM.
Harusnya dibunuh saat akan ke INDONESIA jadi otopsi di Indonesia bisa di bungkam. Kasihan pendekar kebenaran di Indonesia ini.
Sulit sekali mencari aparat penegak hukum bersih di negara ini, polisi saja bisa dilenyapkan, kalau yang berpangkat macam Susno dan Wiliardi silahkan masuk penjara, yang kroco silahkan meregang nyawa. Aparat bersenjata saja nyawa bisa melayang ? lha bagaimana dengan sipil ?
.
Sudah pasti dibunuh(?)
Tidak mungkin kebetulan mati, kata sebuah sumber di Detik.Com yang tak mau disebutkan namanya. Terlihat ini konspirasi yang ujung-ujungnya mengarah ke petinggi tertinggi negara dan partai kesayangannya karena merekalah yang paling ****** dan tidak menginginkan Susno ’bernyanyi’. Di media Jakarta Post disebutkan tidak ada yang melihat bagaimana almarhum saksi Susno itu ditabrak.
Kalau memang tidak ada yang melihat dan penabrak belum ketemu, kenapa Pol Boy Rafli Amar dengan amat yakin mengatakan kalau hal ini adalah kecelakaan murni ya? Seharusnya diusut lebih dahulu, dicari siapa yang menabrak. JAdi cukup mengherankan sesama polisi meninggal belum diusut sudah dinyatakan kecelakaan.
Kebayang kan? Yang menyedihkan adalah adanya terasa bentuk ‘kerjasama’ misterius antara: Polisi, Jaksa, Hakim. Ingat Antasari, Susno, Bi-Chan?
.
Hubungan antara Susno dan Antashary
Sebetulnya bukan feeling tapi memang demikianlah adanya. Kasus yang hendak dibongkar Susno pada awalnya juga Century dan mark up IT KPU serta DPT sama seperti yang ingin dibuka oleh Antasari.
Mungkin ada yang sakit hati. Bisa jadi perintahnya adalah jangan memberi kesaksian atau akan dilenyapkan. Dan benar setelah memberi kesaksian benar-benar dilenyapkan akhirnya. Yang kasihan keluarganya. Sungguh tega.
Sehingga LPSK itu sebagai perlindungan saksi bisa dipertanyakan keefektifannya? tentu bukan hanya melindungi Arumi Bachsin saja.
Terlepas dari itu, saya secara pribadi juga merasa aneh ketika mengingat Nanan (http://www.detiknews.com/read/2011/02/28/225410/1581650/10/ditanya-visi-wakapolri-komjen-nanan-masih-malu-malu) yang malu malu saat ditanya mengenai visinya memberantas kejahatan kerah putih di badan kepolisian. Kenapa beliau malu malu? Siapa yang ditakutkan?Ngomong dong pak, seperti yang dilakukan pak Susno atau Wiliardi, jangan khawatir tidak akan ditabrak lari.
Tabrak lari, hmm.. , jadi sekarang ada cara baru melenyapkan saksi ya?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
About Me
- Didik sugiarto
- Halo sobat...nama saya Didik Sugiarto.....Saya bukanlah blogger profesional....hanya sekedar hobi ngeblog dan juga belajar cara mencari uang dengan blog.....adsense, amazon, clickbank dll.......semoga blog ini bermanfaat bagi kita semua.
No comments:
Post a Comment