Friday, 22 April 2011
Inilah kisah mantan pejabat NII lakukan cuci otak...
Banyak dari mantan anggota NII yang telah insyaf dan akhirnya malah mendirikan pusat rehabilitasi korban NII. Seharusnya pemerintah segera menyelesaikan kasus NII dengan tuntas. KArena korban NII terus berjatuhan. Lebih lanjut mengenai cara melakukan cuci otak ala NII...simak artikel berikut:
BANDUNG - Kelompok Negara Islam Indonesia (NII) hingga kini masih eksis. Gerakan yang melakukan perekrutan anak muda dengan cara cuci otak membuat khawatir masyarakat.
Berikut kisah mantan pejabat NII Adnan Fahrullah (40), yang bekerja untuk wilayah Komandemen Wilayah (KW) IX Al Zaytun.
Adnan aktif di NII KW IX Al Zaytun sejak 1989 hingga 2004 dengan pimpinan AS Panji Gumilang. Jabatan terakhir Adnan adalah sebagai Kepala Bagian Pembinaan NII KW IX Provinsi Jawa Barat.
Selama lima belas tahun bergabung dengan NII KW IX, Adnan akhirnya keluar karena NII KW IX Al Zaytun itu sesat dan menyesatkan. “Saya keluar dari NII karena sadar bahwa ini tak dibenarkan dalam ajaran Islam,” tutur Adnan kepada wartawan di Bandung, Jawa Barat, Kamis (21/4/2011).
Dia menuturkan, selama itu dia sendiri berhasil merekrut 5.000 pengikut. “Cara merekrut mereka dengan mencuci otak sehingga mereka mau gabung,”ungkapnya.
Adnan sendiri merasa menyesal dengan apa yang telah dilakukan. Untuk menebus dosa, kata Adnan, dia kini aktif menangani para korban NII. Sebagai eks gerakan, dia paham trik untuk memulihkan korban NII. “Saya ingin mereka kembali lagi ke jalan Islam sebenarnya,” harapnya.
Orang yang pernah direkrut Adnan kebanyakan dari daerah Cicalengka, Subang, Lembang, Rancaekek. Dari lima ribu orang yang pernah direkrutnya, beberapa sudah ada yang berhasil dipengaruhi Adnan supaya keluar. Namun persoalannya, setelah mereka keluar nasibnya tidak jelas.
“Banyak yang luntang lantung tanpa pekerjaan, bahkan ada yang jadi PSK. Ini terjadi karena saat mereka jadi NII, mereka lepas dengan pekerjaan dan keluarga mereka,” sesalnya.
Adnan berharap, pemerintah bisa memfasilitasi para eks gerakan NII. “Mereka perlu pekerjaan,” tambahnya.
Mengenai trik menghindar atau cara menghadapi rekruitmen yang dilakukan NII, menurut Adnan, harus kenali dulu pola kerjanya mereka. Di antaranya, pelaku cuci otak masih berusia produktif, antara 20 hingga 30 tahun. Bahkan, ada juga pencuci otak yang masih remaja. “Biasanya mereka bergerak lebih dari satu orang, minimal dua orang,” sebutnya.
Pelaku, lanjutnya, mendekati calon korban terutama mahasiswa dan pekerja muda berduit. Untuk mencari mahasiswa, mereka datang langsung ke kampus-kamus, masjid kampus, perpustakaan. Calon korban didekati secara persuasif. Jika calon korban merespon, pelaku akan meminta alamat dan nomor telepon korban.
Selanjutnya, pertemuan akan rutin dijadwalkan hingga satu minggu. Awalnya berbicara tentang minat calon korban, yakni seputar keislaman tetapi dilakukan dengan cara sembunyi-sembunyi.
Mereka juga mulai menerapkan doktrin mengkafirkan orang di luar kelompoknya, mengkafirkan pemerintah. “Menurut mereka, pemerintah adalah thogut, berhala yang harus dihancurkan,” tuturnya.
Setelah calon korban terperangkap, NII langsung mengajak korbannya untuk dibaiat. “Setelah dibaiat, baru dilakukan penggalangan dana. Pokoknya, pola kerja mereka sistematis dan rapi,” ujarnya.
(fer)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
About Me
- Didik sugiarto
- Halo sobat...nama saya Didik Sugiarto.....Saya bukanlah blogger profesional....hanya sekedar hobi ngeblog dan juga belajar cara mencari uang dengan blog.....adsense, amazon, clickbank dll.......semoga blog ini bermanfaat bagi kita semua.
No comments:
Post a Comment