Friday, 8 May 2009

Belajar Zuhud dengan kyai Dhofir

Sewaktu aku masih sekolah di SMA dulu, aku sempat belajar di pondok pesantren di desa tetangga sebelah. Maklum waktu itu , belajar di pondok adalah cita-cita sejak kecil namun belum kesampaian. Jadinya yah terpaksa harus di rangkap dengan di SMA. Pagi sampai siang jam 2 sekolah di SMA terus sorenya jam 4 sampai jam 10 malam belajar di pondok.

Jarak antara rumah dan pondok lumayan jauh waktu itu. Kalau naik sepeda yah sekitar 45 menit.

Pondok itu memang letaknya di sebuah desa yang cukup sepi sehingga memang layak kalau dijadikan pendidikan para santrinya.


Aku masih ingat pertama-tama masuk pondok, aku seringkali dihukum berdiri di kelas. Maklum nggak hafal 2 pelajaran nya sih. Apalagi kalau pas pelajaran nahwu shorof. Wah..hafalannya banyak sekali sampai ngacir….he..he..he. Jadilah aku dan beberapa teman langganan untuk berdiri di kelas.

Pokoknya kalau sudah hafalan : al kalamu utawi kalam….huwa hiyo kalam…iku alladzi kang …dst. Maaf sudah lupa terusnya. Nyerah…deh.

Tapi walaupun begitu…sebodoh-bodohnya aku, masih saja aku mendapatkan pelajaran yang tak mungkin kulupa seumur hidup. Pelajaran itu adalah tauladan yang diberikan oleh pak Kyai Dhofir sang pengasuh pondok pesantren.

Tidak banyak seorang kyai yang benar-benar sederhana seperti kyai dhofir. Saking sederhananya.....kyai dhofir kalau kemana-mana nggak pakai sandal. Cuman pakai baju lusuh dan sarung yang sudah kumal. Tetapi kharisma kyai Dhofir memang luar biasa di mata para santri dan orang-orang disekitar pondok.

Yang lebih menarik lagi adalah kebiasaan kyai Dhofir yang dilakukannya setiap malam Jum’at. Aku lupa jum’at apa tepatnya. Kalau dalam hitungan tanggal jawa kan ada jumat legi, kliwon, atau yang lainnya. Pokoknya salah satu dari jumat itu, kyai dhofir selalu menyempatkan diri untuk melakukan zuhud ( mengasingkan diri dari dunia untuk hanya mendekatkan diri kepada Alloh SWT).

Kyai dhofir dalam melakukan zuhud itu ditemani oleh seorang santri yang dipercaya untuk menjaga selama kyai dzikir dan tafakkur. Zuhud itu dilakukan disebuah gubug atau rumah dari bambu yang berada di tengah-tengah sawah yang disekitarnya tidak perumahan penduduk sama sekali. Jadi betul-betul sepi dan tenang, sangat membantu dalam bertafakkur dan berdzikir kepada Alloh swt. Zuhud itu dilakukan mulai dari habis maghrib sampai setelah selesai sholat shubuh keesokan harinya.

Hikmahnya:

Di tengah arus kehidupan yang begitu cepat dan globalisasi yang melanda negeri ini. Tidak banyak orang, apalagi Kyai yang betul-betul bisa hidup sederhana seperti Kyai Dhofir di atas. Kita sering melihat betapa Kyai yang nota bene adalah panutan masyarakat....telah ikut dalam arus kehidupan duniawi yang mewah dan glamor itu. Bahkan tidak jarang kita melihat kyai yang saling berebut jabatan dan kekuasaan. Semoga kita dipertemukan dengan para kyai yang betul-betul bisa menjadi panutan dan tauladan hidup. Kyai yang memimpin dengan hati dan memberi contoh kebaikan seperti kyai Dhofir diatas. Kyai yang bisa memberi tauladan dalam hidup sederhana dan mencintai Alloh dan Rosul Nya lebih dari segalanya.

Kita memang harus berhati-hati dalam menjaga kehidupan spiritual dan religiusitas kita sehari-hari. Karena disamping godaan yang begitu banyak dan datang tidak henti-hentinya. Mulai dari godaan harta, tahta atau kekuasaan termasuk jabatan, dan yang lebih berat lagi adalah godaan wanita. Tiap hari kita disuguhi tontonan yang begitu menyesakkan nafas iman kita. Mulai dari penampilan seksi para artis, film-film kekerasan, dan pejabat yang sering terlibat banyak kasus korupsi, skandal, dan lain-lain. Ada baiknya kita berhenti sejenak....paling tidak sehari dalam sebulan. Untuk melakukan zuhud seperti kyai dhofir diatas. Kita cari suatu tempat untuk menyendiri. Sehingga kita bisa betul-betul bisa merenungi tentang hakikat hidup yang sesungguhnya. Dari mana kita berasal, untuk apa kita hidup.....dan mau kemana setelah kita mati nanti.....?

Hari itu begitu spesial dan memang kita khususkan untuk ”hanya” mendekatkan diri kepada Alloh swt sehingga terciptalah kedekatan yang luar biasa antara kita dengan Sang Pencipta. Kita coba mengingat tentang kebesaran Alloh, Mohon ampun atas segala dosa yang telah kita perbuat, .......dsb. Kita lupakan sejenak kehidupan duniawi kita. Anak dan istri kita. Jabatan dan kekayaan kita. Nama baik dan penghargaan kita. Kita lupakan sejenak keduniawian. Sehingga kita berdiri di hadapan Alloh secara tulus dan ikhlash. Kalau dalam istilah jawa ” mati sajroning urip” kita lupakan dunia sesaat. Kita sadari betapa kita harus mensyukuri semua nikmat yang telah diberikanNya.

Demikian yang dapat aku sampaikan semoga bermanfaat.

Salam bahagia dan sukses dunia akhirat....!!!!



No comments:

Post a Comment

About Me

My photo
Halo sobat...nama saya Didik Sugiarto.....Saya bukanlah blogger profesional....hanya sekedar hobi ngeblog dan juga belajar cara mencari uang dengan blog.....adsense, amazon, clickbank dll.......semoga blog ini bermanfaat bagi kita semua.