Monday, 1 June 2009

Antara Manohara, Ambalat, dan harga diri bangsa Indonesia



Alhamdulillah kasus Manohara akhirnya happy ending. Dia sudah berhasil pulang ketanah air tercinta Indonesia raya. Mengingat perjuangan ibunda manohara yang tak kenal lelah..aku sangat menghargai apa yang dilakukannya sebagai seorang ibu.

Sebenarnya aku sangat kecewa sekali dengan sikap pemerintah yang tidak terlihat gigih dalam membela Manohara. Pemerintah seperti tutup mata terhadap kasus yang sebetulnya dari sisi apapun sangat menyentuh nurani dan perasaan kebangsaan kita. Bahkan terkesan pemerintah hanya sekedarnya saja dalam membela salah seorang warga negaranya yang mengalami penderitaan di negeri malaysia.Ada apa ini...? apakah pemerintah Indonesia begitu takutnya dengan Malaysia....dengan berkedok dibalik rasa saling menghormati..saling menghargai...dan tetek bengek sikap kebaikan. Atau memang pemerintah sekarang sudah tidak punya nurani?....Aaahhh aku nggak bisa mengatakannya. Yang jelas sebagi seorang warga negara biasa pun..akan marah dan tergugah bila melihat kasus Manohara ini.

Belum selesai kasus tentang Manohara...kita sudah disuguhi dengan adegan demi adegan yang menyinggung harga diri kita sebagai bangsa yang besar...yaitu kasus ambalat. Betapa dengan leluasanya...kapal perang yang konon lebih canggih...tentara malaysia mengacak-acak kedaulatan negara RI tercinta ini. Lagi-lagi aku bertanya ...dimana pemerintah Indonesia?......

berikut aku kutipkan berbagai berita tentang Manohara dari harian kompas.com, semoga menyentuh hati nurani kita sebagai bangsa.

Keprihatinan Manohara Harus Jadi Pelajaran

JAKARTA, KOMPAS.com-Kasus Manohara, harus jadi pelajaran bagi bangsa ini. Di antaranya, agar setiap orangtua tidak mudah tergiur harta sehingga mengawinkan anak-anaknya pada usia yang sangat muda.
"Kita bersyukur kembalinya Manoha Odelia Pinot ke Indonesia. Kita prihatin kasus yang menimpa Manohara dan mengharapkan bisa diselidiki dengan transparan dan adil ," ujar Musni Umar, anggota juru bicara Eminent Persons Group Indonesia (EPG Indonesia) dalam kerjasama antarbangsa antara Indonesia dan Malaysia di Jakarta, Minggu (31/5) malam.
Kasus ini, menurut Musni, kembali mengingatkan setiap orangtua yang ingin menikahkan anaknya, harus mempertimbangkan kondisi psikologis dan biologis anak. Apalagi, kalau sampai usia sang anak belum pantas kawin karena masih di bawah umur.
"Laporan yang disampaikan Manohara ke publik baru sepihak. Supaya berimbang dan adil perlu mendengar penjelasan dari pihak suaminya dan Kedubes RI di Malaysia," ujarnya.
Musni berharap, kasus Manohara diselesaikan secara hukum dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya sehingga tidak mengganggu hubungan baik masyarakat Indonesia Malaysia.
"Kasus Manohara harus dihadapi dengan kepala dingin. Semua yang diungkapkan Manohara semoga ada bukti hukumnya yang kuat seperti saksi, bukti penyiksaan dan bukti-bukti lain, sehingga bisa ditegakkan keadilan," ujarnya.

Manohara Bakal Seret Fakhry ke Jalur Hukum

Manohara Odelia Pinot kembali menegaskan sikapnya tak akan kembali ke Teungku Temenggong Muhammad Fakhry Petra, suaminya. Ia malah berniat menyeret Fakhri ke jalur hukum.

"Saya akan mengajukan gugatan hukum terhadapnya. Banyak tindakan kriminal yang dia lakukan kepada saya. Dia telah melanggar hak asasi manusia," kata Manohara.
Menurut Mano, penyiksaan itu antara lain dilakukan Fakhri dengan menyilet dadanya. "Dia juga menyuntik dan menyundut saya," cetusnya.
Manohara membenarkan dirinya diculik ketika sedang menjalankan ibadah umroh bersama sang bunda. "Besok saya akan melakukan visum," ucapnya saat ditemui tabloidnova.com di rumahnya, Minggu (31/5).

Saat Larikan Diri, Manohara Nyaris Ditarik dan Disuntik Penenang

Saat melarikan diri dari keluarga Kerajaan Kelantan, Malaysia, Manohara Odelia Pinot sempat dihalang-halangi. Bahkan, ia sempat melakukan perlawanan agar tidak ditarik kembali.

"Ajudan-ajudan mereka mau mencoba menarik tapi takut tertangkap kamera lift dan meninggalkan bukti, jadi mereka melepaskan saya," ujar Manohara saat ditanya bagaimana dapat lari dari pengawasan Kesultanan Kelantan. Manohara memiliki kesempatan untuk kabur saat berada di Hotel Royal Plaza, Singapura.

Saat itu manohara berusaha turun dari lantai 13 hotel itu ke lantai 1 untuk menemui ibunya. Tapi, saat sampai lantai tiga, lift tertahan karena di lantai itu ada kamar Raja Kelantan). Di dalam lift, seperti diceritakan Manohara, ia duduk sambil teriak-teriak dan menekan tombol emergency.

Pada saat itu, kata Manohara, beberapa dokter dari pihak Kesultanan masih sempat berusaha menyuntikkan obat penenang. Namun, ia berhasil menolak dan akhirnya tindakan Manohara dibiarkan ajudan-ajudan Kerajaan Kelantan.

Ia mengaku kecewa terhadap Duta Besar Indonesia untuk Malaysia, yang dianggap kurang membantu selama kasusnya mencuat selama ini. Namun demikian, ia tak menampik bahwa keberhasilannya kembali di Indonesia saat ini berkat bantuan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI).

Sebelumnya, Manohara mengatakan, keberadaannya di Indonesia saat ini berkat bantuan dari Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat dan KBRI di Malaysia, serta kesigapan pihak kepolisian Singapura.

Manohara Akhirnya Pulang ke Jakarta

Model Manohara Odelia Pinot (17) akhirnya berhasil pulang ke Jakarta, Minggu (31/5), setelah selama beberapa waktu diduga disekap oleh suaminya, Teungku Temenggong Muhammad Fakhry Petra,, Pangeran Kerajaan Kelantan, Malaysia.
Manohara pulang setelah dijemput ibudanya, Daisy Fajarina, di sebuah hotel di Singapura. Saat itu keluarga kerajaan sedang melakukan kunjungan untuk menjenguk kerabat mereka yang sedang berobat di Singapura.

Dalam wawancara eksklusif yang dilansir stasiun televisi antv, Minggu pagi, Manohara menceritakan bagaimana ia bisa lolos dari “cengkeraman” keluarga Kerajaan Kelantan.
“Saat itu saya dari lantai 13 hotel itu, saya turun mau ke lantai 1. Tapi di lantai tiga lift itu ditahan karena di lantai itu ada kamar Raja (Kelantan). Saya di lift duduk sambil teriak-teriak dan menekan tombol emergency. Jadi kalau saya diambil lagi oleh mereka, banyak saksi yang melihat,” kata Manohara, yang dalam wawancara tersebut didampingi sang ibunda, Daisy Fajarina.

Dalam kesempatan itu, Mano mengungkapkan bahwa selama menjadi istri pangeran Kelantan, dirinya kerap mendapat siksaan.
“Saya dianggap seperti barang saja, seperti anak kecil dengan mainan mobil-mobilannya. Saya dipaksa melakukan segala hal dan diawasi. Saya benar-benar tersiksa,” ucapnya.



No comments:

Post a Comment

About Me

My photo
Halo sobat...nama saya Didik Sugiarto.....Saya bukanlah blogger profesional....hanya sekedar hobi ngeblog dan juga belajar cara mencari uang dengan blog.....adsense, amazon, clickbank dll.......semoga blog ini bermanfaat bagi kita semua.