Hati-hatilah bila anda sering menggunakan terapi hormaon. Bsa-bisa dikemudian hari anda akan mudah terserang penyakit kanker ovarium. Artikel berikut aku ambil dari inilah.com semoga bermanfaat.
Terapi Hormon Berisiko Kanker Ovarium
INILAH.COM, Copenhagen - Perempuan yang sedang atau pernah menjalani terapi hormon, berisiko lebih tinggi mengalami kanker ovarium atau kanker indung telur.
Hasil temuan studi terbaru dari Rigshospitalet, Copenhagen University di Denmark, memperkuat pernyataan bahwa terapi hormon erat kaitannya dengan peningkatan risiko kanker.
Perempuan yang sedang menjalani terapi hormon atau yang pernah menggunakan terapi hormon dalam beberapa tahun terakhir, berisiko lebih tinggi mengalami kanker ovarium atau kanker indung telur, dibandingkan perempuan yang belum pernah menggunakan terapi hormon.
"Studi sebelumnya telah menghubungkan terapi hormon dengan kanker ovarium, tapi studi ini diyakini sebagai studi terbesar dan studi yang paling detail mengenai hal ini," kata pemimpin studi, Lina Morch, seperti dikutip dari situs Webmd.
Tingkat risiko ini tetap sama tidak tergantung dari tinggi rendahnya dosis dan formulasi hormon yang digunakan. Baik hormon yang digunakan melalui mulut, plester, atau dimasukkan melalui vagina, risikonya tetap tinggi. Begitu juga dengan formulasinya, baik hanya dengan estrogen atau perpaduan estrogen dengan progestin.
Dalam penelitian itu, Morch mengevaluasi lebih dari 909.000 perempuan Denmark dengan rentang usia 50-79. Setelah mengikuti perkembangan para partisipan selama delapan tahun, mereka menemukan 3.068 kasus kanker ovarium. Sebanyak 63% dari partisipan itu tidak pernah menggunakan terapi hormon sebelumnya, sedang 9% sedang menjalani terapi hormon.
Dibandingkan dengan mereka yang belum pernah menggunakan, perempuan yang sedang menerima terapi hormon berisiko 38% lebih tinggi mengalami kanker ovarium.
Tetapi mereka yang pernah menggunakan terapi hormon sebelumnya juga mengalami penurunan risiko bergantung pada lama waktu mereka berhenti menggunakan.
Mereka yang telah berhenti menggunakan terapi selama dua tahun memiliki risiko yang sama dengan mereka yang tidak pernah menggunakan. Sedang pada mereka yang telah terbebas dari terapi hormon selama enam tahun, bahkan memiliki risiko 40% lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak pernah menggunakan terapi.
"Yang jelas, semakin lama mereka sudah berhenti menerima terapi, maka risiko mereka juga semakin menurun," papar Morch.
Studi sebelumnya menemukan fakta jika penggunaan hormon meningkatkan risiko kanker ovarium hingga 30% dibandingkan dengan mereka yang tidak. Risikonya meningkat pada mereka yang hanya menggunakan terapi hormon estrogen tunggal, dibandingkan dengan mereka yang menggunakan terapi hormon kombinasi estrogen dan progestin.
"Studi ini juga menemukan peningkatan risiko yang sama tapi terlepas dari jenis hormon yang digunakan."
Kanker ovarium, merupakan jenis kanker ginekologi yang paling mematikan. Selain itu, kanker ini sulit dideteksi sehingga seringkali ditemukan dalam stadium lanjut.
"Jika Anda mempunyai kecenderungan khusus mengalami kanker ovarium, ada baiknya mempertimbangkan tidak menggunakan terapi hormon," tegas Morch.
Bagi mereka yang pernah menggunakan sebelumnya, tidak perlu cemas karena setelah dua tahun berhenti, risikonya akan menurun dan setara dengan mereka yang tidak pernah menggunakan.
No comments:
Post a Comment