Thursday, 17 December 2009
Resensi Film Garuda Didadaku
Film anak wajib ditonton para pecinta sepak bola..dan juga pecinta anak Indonesia.Kalo yang belum sempat nonton simak resensi berikut:
Mimpi Besar Bocah Pecinta Bola
Anda pecinta bola Indonesia? Jika ya, coba ukur rasa nasionalisme dan kecintaaan Anda terhadap sepakbola Indonesia lewat film Garuda di Dadaku.
Ya, film Garuda di Dadaku mencoba mengajarkan nasionalisme dan memberikan inspirasi kepada anak-anak Indonesia untuk lebih mencintai Tanah Air melalui sepakbola. Harapan yang sangat sederhana dan tidak muluk-muluk.
Inspirasi pembuatan cerita film ini menurut penulis skenario, Salman Aristo, berdasarkan pengalamannya ketika menyaksikan pertandingan sepakbola tim nasional Indonesia di stadion Gelora Bung Karno dan merasakan antusiasme para pendukung lewat nyanyian serta yel-yel.
"Cerita ini berdasarkan pengalaman menonton langsung di stadion dan saya merasakan atmosfer pertandingan yang luar biasa," ujarnya.
Garuda di Dadaku bercerita mengenai impian seorang anak yang bercita-cita ingin menjadi pemain sepakbola hebat dan masuk ke tim nasional sepak bola Indonesia U-13.
Bayu, tokoh utama film ini punya keinginan yang sederhana. Ia ingin menjadi pemain sepakbola yang andal.
Sedemikian merasuknya cita-cita itu, Bayu pun bermimpi bermain bal-balan bersama ayahnya yang telah meninggal dunia. Ayah Bayu memang pernah menjadi pemain sepak bola, namun setelah mengalami cedera, akhirnya bekerja sebagai sopir taksi.
Sayangnya cita-cita Bayu menjadi pemain bola ini ditentang sang kakek, Usman (Ikranegara). Usman selalu mengatakan, menjadi pemain sepakbola berarti memilih hidup miskin. Bahkan, ia tak akan mengakui Bayu sebagai cucu, jika Bayu nekat menjadi pemain bola.
Di tengah upaya kakek Usman mendidik Bayu menjadi orang sukses lewat beragam kursus, Bayu justru bertemu dengan Johan (Ari Sihasale), pelatih sekolah sepakbola Arsenal di Jakarta.
Pertemuan ini menjadi langkah awal bagi perjalanan panjang Baju untuk masuk menjadi tim sepakbola nasional yang memakai seragam berlambang garuda di bagian dada.
Sebagai film anak-anak, Garuda di Dadaku mencoba membangkitkan semangat cinta Indonesia melalui sepakbola. Penonton akan mudah tergiring ke suasana patriotik ketika menyaksikan adegan Bayu yang mengenakan seragam tim nasional berdiri di tengah lapangan berumput hijau.
Satu hal yang membuat film ini menjadi menarik untuk ditonton keluarga adalah adanya Ramzi yang berperan sebagai bang Dulloh. Ramzi mampu menghidupkan dan menyegarkan film Garuda di Dadaku. Sehingga film ini menjadi aman dan baik untuk ditonton anak-anak
Banyak adegan dan canda-canda lucu dilontarkan Ramzi dalam film ini. Misalnya ketika Ramzi harus berputar-putar di jalanan Jakarta hanya untuk mencari lapangan sepakbola yang sudah langka di Jakarta.
Tak hanya memuat unsur perjuangan seorang bocah untuk menggapai mimpinya, nilai-nilai persahabatan juga ditanamkan lewat hubungan Bayu dengan Heri. Meski mempunyai hambatan berupa cacat fisik, Heri mampu berperan sebagai sahabat sekaligus manajer Bayu.
Film Garuda di Dadaku bakal diputar serentak pada 18 Juni sesuai dengan masa liburan sekolah.
Judul: Garuda Di Dadaku
Pemain: Emir Mahira, Aldo Tansani, Marsha Aruan
Sutradara: Ifa Isfansyah
Durasi: 1 jam 30 menit
Genre: Anak-anak
sumber: inilah.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
About Me
- Didik sugiarto
- Halo sobat...nama saya Didik Sugiarto.....Saya bukanlah blogger profesional....hanya sekedar hobi ngeblog dan juga belajar cara mencari uang dengan blog.....adsense, amazon, clickbank dll.......semoga blog ini bermanfaat bagi kita semua.
No comments:
Post a Comment