Diskografi
• Rek Ayo Rek
• Album Mus Mulyadi - edisi khusus - album pop keroncong terbaik
• Album pop keroncong - Mus Mulyadi - vol 1
• BERSENANDUNG -Keroncong. (Indra. AKL-054)
• LAGU KERONCONG volume 3. (Indra. AKL-087)
• Gethuk Blauran -Jawa. (Mustika. GH-004)
• MAWAR MERAH -volume 6. (Indra. AKL-107)
• Album Favourite Band - " Tetes hujan dibulan April"
• Album Seleksi Mega Hits - Terlaris dan Terpopuler
• Album Pilihan evergreen keroncong vol 7
• Album Raja & Ratu campursari lagu keroncong Mus Mulyadi & Waljinah
• Album Mus Mulyadi lagu karya emas Ismail marzuki - "sabda alam"
• Album pop keroncong - "dari masa ke masa"
• Album: Chinese New Year Special Album - Harry dan Iin, Mus Mulyadi, Sundari Sukoco dll. di Produksi Gema Nada Pertiwi
Album Bersama
• JAUH DI MATA. bersama Laily Dimyatie. (Mutiara. MLL-122)
• PANAH ASMARA. bersama Herlina Effendy
• RONDHO KEMPLING. bersama Wadljinah
• Dinda & Kanda Bestari -lagu Keroncong Disco Reggae bersama Helen Sparingga
• HENING. -Lagu keroncong bersama Hetty Koes Endang
• Pop Jawa Mus Mulyadi bersama Waldjinah
Lagu Keroncong Rohani
• Kasih setiamu
• Betapa hatiku
• Sadarlah Manusia
• Persembahanku
• Hanya ada satu Jalan
• Saat ini saat indah
• Peganglah tanganku Roh Kudus
• Yesus seperti Gembala
• Kasih dari Surga
• Penuh Hidupku
• Tuhanlah Perlindunganku
• Padamu Bapa
Filmografi
• Putri Solo (1974) di sutradarai oleh Fred Young bermain dengan bintang film Mieske Bianca Handoko, Harris Sudarsono, Ratmi B-29, Rendra karno, S.Poniman, Chitra Dewi, Debby Cynthia Dewi dengan direktur fotography Irwan Tahyar, komposer Nasruri, dan dioroduksi, PT. Agasam Film.
Mus Mulyadi Si Raja Keroncong
Oleh : Jose Choa Linge/KPMI
Siapa bilang mengusung lagu keroncong dan langgam Jawa hanya dapat dinyanyikan dan dinikmati oleh kalangan orang tua-tua saja? Buktinya, ada generasi muda bernama Mus Mulyadi berhasil membuat pukulan dahsyat di industri musik keroncong yang kala itu dimiliki Gesang, Isnarti, Bram (Aceh) Titaley, Tan Tjeng Bok (Pak Item), Itjih Sumarni dan Waljinah saja.
Semula, Mus Mulyadi menggeluti lagu-lagu pop, tapi malah keroncong dan langgam Jawalah yang membawanya melanglang buana ke berbagai negara, seperti Prancis, Belanda, dan Belgia. Bahkan, kesohoran namanya dikenal di negara Amerika dan Suriname dengan tembang-tembangnya, seperti Rek Ayo Rek, Rondo Ngarep Poma dan Gerimis. Sejak itulah kiprahnya makin menggila dan bukan hanya kancah keroncong dan langgam Jawa saja yang digelutinya, tapi Melayu dan dangdut-pun dirambahnya.
Enam penghargaan diraihnya, membuat namanya makin dikenal, seperti dua Piring Emas untuk lagu Melayu dan dangdut Hitam Manis dan Siksa Kubur (1974, 1978), Anugerah Penyanyi Langgam Jawa Legendaris, dan Kroncong Kreatif (1993), BASF Award XI - Musik Keroncong (1996).
Keluarga seniman
Anak ketiga dari delapan bersaudara ini semula bercita-cita menjadi seorang arsitektur, namun akhirnya lebih lekat dengan tarik suara. Karena hampir setiap hari melihat orang tuanya bermain gamelan mengiringi penyanyi lainnya di masa itu. Mus Mulyadi, lahir di Surabaya, Jatim, 14 Agustus 1945 dan masa kecilnya hingga remaja dihabiskan di kota tersebut. Berkeseniannya tidak pernah didesain oleh sang bapak Ali Sukandi yang berprofesi sebagai pemain gamelan untuk mengikuti jejaknya. Dua kakaknya, Sumiati adalah penyanyi keroncong di Belanda dan Mulyono dikenal di Surabaya sebagai penyanyi keroncong pula, sementara adiknya, Mus Mudjiono adalah penyanyi juga.
Mendirikan band
Kecintaannya bermusik di masa remaja sudah mendarah daging semasa bermukim di Surabaya. Mus Mulyadi pun kemudian membentuk band yang personelnya tiga belas wanita-wanita perkasa yang telah dipersiapkan untuk sukses di dunia panggung hiburan. Band asuhannya, pernah mengisi acara PON I Ganefo di Jakarta dan merajai berbagai ajang lomba festival di kotanya, empat di antaranya adalah, Tititek AR, Lies AR, Titik Hamzah dan Sugien alias Susie Nander. Mereka kelak dikenal dengan nama Dara Puspita setelah hengkang secara diam-diam tanpa sepengetahuannya ke Ibukota Jakarta.
Ada selentingan yang mengatakan, 'bubarnya' band asuhannya itu di sebabkan oleh keberadaan Kus Bersaudara yang sering show di kota ini. Setelah itu, Mus Mulyadi pun membubarkan dan kemudian membentuk band baru bernama Ariesta Birawa, dengan personel drummer, Jeffry Zaenal (Abidin), Harris (rhytem), Oedin Syach (melody) dan Mus Mulyadi (bass,vokal). Mereka merilis album rekaman bertajuk Jaka Tarub di sebuah label yang banyak memproduksi rekaman Koes Plus dan Panbers, PT Dimita Moulding Industries.
Namun, belakangan band ini menghasilkan album rekaman lokal di Serimpi Recording (Si Ompong dan Masa Depanmu), tahun 1972, tanpa keterlibatan Mus Mulyadi, kemudian dirilis ulang pada 2005, di recording Shadoks, Jerman.
Menjadi pengembara
Pertengahan 1969, atas ajakan Jerry Souisa sebagai pimpinan rombongan mengajak 'dua' anggota grup Ariesta Birawa (Mus Mulyadi dan Jefry Zaenal) melakukan tur pertunjukan di sebuah hotel di Singapura. Pada awalnya Mus Mulyadi merasa ragu meninggalkan grupnya yang di masa itu cukup punya nama di kalangan arek-arek Suroboyo, apalagi belum begitu lama ayahandanya meninggal dunia.
Selama dua minggu perjalanan dengan menggunakan kapal kayu dan terdampar di Tanjung Pinang, kemudian rombongan ini menerima show tanpa dibayar pada acara hajatan perkawinan pada salah satu putri saudagar Cina sebagai upah hasil kerjanya untuk diseberangkan ke negara tersebut. Selama pengembaranya, mereka menumpang di rumah salah satu penduduk suku Melayu, hampir setiap malam Mus Mulyadi membuat lagu dan berdoa.
Mereka hampir dua tahun mengembara di negara tetangga itu, dan tak mendapatkan tawaran show. Mereka menjadi gelandangan dan terlunta-lunta tanpa 'makanan', pekerjaan dan uang.
Waktu terus berjalan. Dengan keteguhan, keiklasan hati, dan semangat akhirnya mereka melahirkan The Exotic. Grup ini diperkuat dengan lead guitar, Jerry Souisa, Arkans, (rhytm guitar), Mus Mulyadi (bass guitar/vocal), dan Jeffry Zaenal (drum). Tidak tanggung-tanggung mereka merilis dua album sekaligus berupa pop dan keroncong.
Mereka mengusung lagu Persembahanku, Jumpa, dan Bahagia (pop) dan Jauh di Mata (keroncong) di bawah recording Life, Singapura. Namun sayang, Mus Mulyadi dengan kawan-kawan belum menikmati hasil jerih payahnya setelah rekaman, mereka harus kembali ke Indonesia karena wafatnya sang Plokmator, Bung Karno.
Mulai rekaman
Keberadaanya di kota Surabaya, mulai tercium para panitia show Jakarta untuk terlibat meramaikan panggung hiburan. Panitia pun meminta Mus Mulyadi sebagai pengganti Muchsin Alatas yang berhalangan hadir, karena sakit untuk mendampingi Titiek Sandhora Show di Bali (Singaraja dan Denpasar). Sukses show pertamanya, membuat tawaran datang bertubi-tubi untuk mendampingi penyanyi Ibu Kota lainnya yang sedang mangung di sekitar Jawa Timur.
Sosoknya yang sederhana dan memiliki daya tarik, membuatnya mudah merambah dunia rekaman album pop, Melayu, Mandarin, dan dangdut. Dimulai dengan debut album duetnya bersama Laily Dimyatie (Saling Menolong, Ngotot dan Cinta Terpendam), disusul bergabungnya dengan The Favourite's (Mawar Berduri, Mimpi Sedih dan Teratai Putih). Berlanjut dengan album-albumnya bersama Wiwiek Abidin (Siapa Ingin Kenalan), Tetty Kadi (Sehidup Semati dan Sepasang Remaja) Ida Laila (Siksa Kubur, Bunga Dahliah dan Suara Hati), Demikian pula pemunculan album solonya yang bertajuk Hitam Manis (Melayu) yang melibatkan OmaIrama pada melody dan Rek Ayo Rek (Jawa), berhasil mencetak album dengan rekor penjualan yang fantastis di masanya.
Perkenalannya dengan musik keroncong diawali ketika bersama dengan The Favourite's saat menelurkan album pertamanya, Mus Mulyadi membawakan sebuah lagu berjudul Kr Selamat Jalan. Sehingga oleh produser, Mus Mulyadi diarahkan ke album solo, karena dianggap membawa keberuntungan mengantarkan lagu-lagu keroncong. Terbitlah album solo pertamanya bertajuk Dewi Murni dan Kota Solo. Scara mengejutkan album ini menjadi album laris dan terjual hingga satu juta keping.
DISKOGRAFI
Album Band:
1. Jaka Tarub Ariesta Birawa-Pop/Indonesia) Dimita-1967
2. Persembahanku (The Exotic-Pop/Singapura) Life -1971
3. Jauh di Mata (The Exotic-keroncong/Singapura) Life -1971
Album Solo
1. Terlambat Cintaku (vol 1/Pop) Disco
2. Dewi Murni (Keroncong) Indra
3. Rek Ayo Rek (Jawa) Indra
4. Mawar Merah (Keroncong) Indra
5. Guruku Yang Cantik (Melayu) Indra
6. Hitam Manis (Dangdut ) Indra
7. Aduh Sakit, Aduh Pedih (Melayu) Indra/Golden
8. Anak Haram, Siksa Kubur (Melayu) Indra/Remaja
9. Selamat Tinggal (Pop) Remaja
9. Saat-saat Perpisahan (Melayu/Record'Malaysia ) Wallj
Album Duet
1. Kukenang Wajahmu (duet'Laily Dimyatie/Pop) Mutiara
2. Saling Menolong (duet Laily Dimiyatie/Pop) Son Jaya
3. Sehidup Semati (duet'Tetty Kadi/Pop) Indra
4. Seminggu di Malaysia (duet'Irni Yusnita/Melayu) Indra
5. Bagong Adu Ayam (duet'Titiek Sandhora/Jawa( Indra
6. Siksa Kubur (duet'Ida Laila/Dangdut) Golden Hand
7. Suara Hati (duet'Ida Laila/Dangdut) Golden Hand
8. Cukup Sekali (duet Ida Laila/Dangdut) Golden Hand
9. Cinta dan Air Mata (duet'Ida Laila/Dangdut) Golden Hand
10. Yale-yale (duet'Waljinah/Jawa) Golden Hand
11. Hening (duet'Hetty/Keroncong) Musica
12. Raja & Ratu Langgam Jawa (bersama'Waljinah/Jawa GNP
Album Kompilasi dan Sigle:
1. Perpisahan (bers'Ervina-Mandarin/single) Indra
2. Album Sukses (duet'Ida Laila/Dangdut) Mahkota
3. 20 Keroncong (Album Solo) Blackboard
4. Mesti Ne Yo Ngono (bers'Artis JK-Pop-dut/Single JK Record
sumber:gnpmusic.co.id
No comments:
Post a Comment