Saturday 19 March 2011

Apa makna kode 86 bagi koruptor...?



Sudah tahu belum apa sih makna kode 86....? Sebagai orang biasa tentu kita nggak pernah tahu akan arti tersebut. Namun di kalangan penyuap dan yang menerima suap...hal itu sudah biasa. Apa saja makna dan arti kode 86 simak artikel detiknews.om berikut ini:


86, Kode Terpopuler untuk Urusan Suap Menyuap

Jakarta - Dulu istilahnya 'amplop'. Ya, masyarakat umum langsung nyambung saat mendengar istilah 'menerima amplop', berarti sudah menerima bagian, mendapat komisi, memperoleh jatah dari suatu perkara. Ujaran 'amplop' di mata penegak hukum bisa bermakna sebaliknya yakni uang pelicin, suap, gratifikasi atau populernya korupsi.

"Tapi sekarang yang populer ya '86'. Delapan Anam atau Pan Anam atau Lapan Anam. Itu untuk menunjukkan suatu perkara sudah cincai, sudah diselesaikan dengan uang," kata Okky Madasari, penulis novel '86' yang baru diluncurkan beberapa waktu lalu kepada detikcom di Kampus Paramadina, Jl Gatot Subroto, Jumat (18/3/2011).

Penggunaan 86 awalnya dipergunakan resmi dan legal dalam bahasa radio polisi dan sekarang masih kerap dipakai. 86, dalam radio polisi berarti informasi sudah diterima, sudah dicopy.

Tetapi dalam perjalanannya, ungkapan Lapan Anam diadopsi dan sering diplesetkan oleh masyarakat menjadi kode untuk urusan suap-menyuap, untuk perkara tahu sama tahu.

"Awalnya dari bahasa radio Handy Talkie (HT) kepolisian. Arti harfiahnya 'sudah dimengerti'. Lalu mulai bergeser menjadi 'sudah dibereskan'. Maknanya bergeser untuk mengatakan sesuatu sudah dibereskan dengan uang," tandas Okky.

Dalam novelnya, 86 sudah biasa digunakan para pegawai pengadilan, panitera, hakim dan pengacara. Dari level office boy, juru ketik, karyawan, panitera pengganti hingga hakim diceritakan sudah saling 86.

"Tidak ada kasus yang tidak bisa diselesaikan dengan uang," tandas Okky yang sebelumnya sempat menulis novel 'Entrok'.

Dalam kehidupan nyata, para koruptor yang telah divonis pengadilan menggunakan istilah berbeda-beda. Hakim Asnun, penerima uang pelicin Gayus Tambunan memakai istilah 'kopinya tolong ditambah lagi'. Haposan kerap menyebut 'paketnya masih kurang'. Sementara Sjahril Djohan mengadopsi ujaran 'ini kasus besar, kok kosong-kosong bae'.

"Setiap kelompok, tempat kerja ataupun wilayah mempunyai istilahnya sendiri-sendiri. Tetapi maknanya sama, paannnnn...anammmm," tandas Okky menirukan logat 86 dari radio HT kepolisian.

No comments:

Post a Comment

About Me

My photo
Halo sobat...nama saya Didik Sugiarto.....Saya bukanlah blogger profesional....hanya sekedar hobi ngeblog dan juga belajar cara mencari uang dengan blog.....adsense, amazon, clickbank dll.......semoga blog ini bermanfaat bagi kita semua.