Kasus Prita Mulyasari terus saja bergulir. Walaupun sudah banyak protes dari masyarakat. Baik melalui facebook maupun gerakan koin Prita. Seolah-olah dianggap angin lalu. Bahkan berdalih bahwa yang protes cuman mewakili sebagian kecil saja rakyat Indonesia. Ya iyalah kalau dibandingkan dengan jumlah keseluruhan penduduk Indonesia yang ratusan juta...tentu jumlah dukungan terhadap Prita hanya sekian persen saja.
Namun kita jangan lupa. Gerakan penurunan Pak Harto di tahun 1997 dulu juga dimulai oleh gerakan mahasiswa dan masyarakat yang jumlahnya kecil juga. Mulai dari puluhan orang kemudian berkembang terus sampai gerakan sejuta rakyat turun ke jalan. Apakah pada waktu itu pemerintah menganggap bahwa gerakan itu hanya kecil saja...? Kalau masih menganggap suara rakyat yang berteriak ..saat ini hanya suara angin lalu saja...maka bisa jadi gerakan ini akan semakin besar.
Suara hati kita, suara hati anak-anak SD, suara hati ibu-ibu rumah tangga, dan suara hati kaum pinggiran yang selama ini termarginalkan.....adalah suara rakyat. Semua yang punya hati nurani tentu saja akan sangat tersentuh dengan kasus Prita. Bagaimana tidak...seorang Prita yang dirugikan oleh pelayanan RS Omni....yaang seharusnya menuntut ganti rugi....eeeh malah Prita sendiri ...yang terkena kasus pencemaran nama baik. Nama baik yang mana..?
Justru dengan semakin 'keukeuh'nya RS Omni meneruskan kasus Prita ini...maka nama baik RS Omni lah yang hancur di mata masyarakat. Masyarakat semakin tidak simpati dan antipati dengan pihak RS Omni. Masyarakat semakin kawatir jangan-jangan kalau berobat di RS Omni kita akan diperlukan seperti Prita.
Marilah kita bersama memperjuangkan nasib Prita ini sampai tuntas...kalau perlu sampai RS Omni dituntut balik saja.....merugikan pasien dengan Undang-undang perlindungan konsumen..dan pelanggaran HAM. Jangan sampai ada kasus Prita yang lain lagi di negeri ini.
No comments:
Post a Comment