Sebuah puisi dari Kahlil Gibran ini bisa kita jadikan renungan bagaimana cara yang bijaksana dalam mendidik anak-anak kita
Anak-anak kehidupan
Anak-anakmu bukanlah anak-anakmu
Mereka adalah anak-anak kehidupan yang rindu akan dirinya sendiri
Mereka dilahirkan melalui engkau tapi bukan darimu
Meskipun mereka ada bersamamu tapi mereka bukan milikmu
Pada mereka engkau dapat memberikan cintamu, tapi bukan pikiranmu
Karena mereka memiliki pikiran mereka sendiri
Engkau bisa memberikan rumah pada tubuh-tubuh mereka, tapi bukan jiwa mereka
Kerana jiwa-jiwa itu tinggal di rumah hari esok, yang tak pernah dapat engkau kunjungi meskipun dalam mimpi
Engkau bisa menjadi seperti mereka, tapi jangan jadikan mereka sepertimu
Karena hidup tidak berjalan mundur dan tidak pula berada di masa lalu
Engkau adalah busur-busur tempat anakmu menjadi anak-anak panah yang hidup diluncurkan
Sang pemanah telah membidik arah keabadian, dan ia merenggangkanmu dengan kekuatannya, sehingga anak-anak panah itu dapat meluncur dengan cepat dan jauh.
Jadikanlah tarikan tangan sang pemanah itu sebagai kegembiraan
Sebab ketika ia mencintai anak-anak panah yang terbang, maka ia juga mencintai busur teguh yang telah meluncurkannya dengan sepenuh kekuatan.
(Dari ‘Cinta, Keindahan, Kesunyian’)
mari kita renungkan sejenak arti dari syair diatas.Sudahkah kita menjadikan anak-anak kita seperti anak panah dan kita sebagai busurnya?
sudahkah kita benar-benar tulus dalam mencintai dan mendidik mereka agar menjadi diri mereka sendiri dan bukan sekedar boneka dari pemikiran kita?
Demikian renungan syair ini semoga memberikan semangat dan kebahagiaan kita bersama.
Salam damai dan bahagia selalu!!
No comments:
Post a Comment