Wednesday, 24 September 2008
OJO RUMONGSO BISO NING BISOHO RUMONGSO
OJO RUMONGSO BISO NING BISOHO RUMONGSO
(Pepatah jawa)
Ketika pertama kali saya mendengar kalimat itu, begitu asing dan tidak tahu apa maksudnya. Namun kok kedengarannya enak ya, akhirnya saya hanya menghafalkannya sampai sekarang.
Ketika itu penulis memang suka hal-hal yang berbau mistik. Namun lambat laun penulis mulai berpikir rasional dan mengurangi hal-hal yang mistik tersebut.
Belakangan makin maraknya diskusi tentang positif thinking ataupun positif feeling dan kuantum ikhlas, saya mulai mencoba menghubungkannya dengan kalimat tersebut di atas. Bagi orang jawa kalimat itu mungkin sudah tak asing lagi artinya. Namun begitu, saya yakin tidak semua orang jawa tahu akan maksud yang terkandung di dalamnya.
“OJO RUMONGSO BISO NING BISOHO RUMONGSO” kurang lebih artinya adalah “jangan merasa bisa tapi bisakah engkau merasa”. Yang dimaksud merasa di sini adalah olah rasa. Bagaimana kita bisa mengolah rasa kita sedemikian rupa sehingga menjadi rasa yang sejati, yaitu rasa yang positif atau dalam bahasa sekarang positif feeling. Rasa itu begitu kuat dan seakan-akan tidak ada keraguan sedikitpun terhadapnya.
Bagaimana mencapai “Rasa” itu? Salah satu syaratnya adalah kita selalu mensyukuri nikmat yang kita peroleh setiap saat dan menjalani hidup dengan penuh keikhlasan. Tanpa itu semua saya yakin positif feeling nggak akan tercapai.cobalah anda terapkan setiap anda bangun tidur buatlah daftar tentang hal-hal yang dapat anda syukuri saat itu. Dan rasakanlah anda benar-benar mensyukurinya dengan sepenuh hati. Setelah anda merasakan perasaan syukur yang mendalam itu, bangunlah dan ucapkan terima kasih kepada Tuhan atas semua nikmat yang telah anda rasakan.
Apa akibatnya kalau kita selalu mensyukuri nikmat-Nya? Tentu saja kita akan lebih dekat dengan Tuhan Yang Pemberi nikmat. Semakin dekat dengan Tuhan tentu saja hati kita semakin tenang. Hati yang tenang membuat pikiran kita menjadi tajam. Dengan begitu semangat menjadi berkobar laksana api yang membara. Semangat itulah yang menentukan tingkat keberhasilan kita untuk mencapai sukses.
Keraguan, kecemasan, ketakutan adalah halangan yang harus dilalui untuk mencapai sukses. Semua itu dibuat oleh pikiran yang belum matang. Pikiran yang masih was-was akan membuat kita takut bertindak dan takut melangkah. Tenangkanlah pikiran anda dan dengarkan hati nurani anda. Rasakan bahwa anda sukses dan bersemangat setiap hari sebelum berangkat ke kantor. Saya yakin anda pasti akan mencapai sukses yang luar biasa. Salam sukses.
Tuesday, 23 September 2008
belajar dari alam
Pernahkah Anda mendengar Sekolah Alam? Di Indonesia trend sekolah ini sedang naik daun. Murid belajar di alam terbuka dan mereka mempelajari segala sesuatu mengenai alam dan lingkungan yang sangat bermanfaat bagi proses pembelajaran anak-anak. Mereka diajarkan dengan mengamati langsung di lapangan. Jadi bukan sekedar hafalan seperti di sekolah umum (yang sebenarnya lebih banyak memasung kreativitas murid). Alam mengajari kita banyak hal tentang hidup dan kehidupan. Alam mengajak kita untuk belajar kehidupan setiap saat. Benjamin Franklin mengatakan, " Umumnya manusia akan meninggal di usia 25 tahun namun baru dimakamkan di usia 70 tahun." Arti kalimat ini jelas bahwa umumnya manusia mengejar cita-cita sebelum usia 30 tahun, manusia pada umumnya hidup dengan mengulangi rutinitas setelah usia 30 tahun. Oh alangkah sedihnya! Senada dengan Benjamin, Henry Ford pernah mengatakan bahwa "Anyone who stops learning is old, whether at twenty or eighty. " (Seseorang yang berhenti belajar adalah sudah tua, baik ketika berhenti berusia dua puluh atau delapan puluh tahun.). Marilah kita terus belajar, termasuk belajar ke alam!Perhatikan sebuah benih beringin. Jika benih ini tumbuh di tempat yang tepat (subur dan cukup air) maka beringin bisa menjadi pohon raksasa yang berumur hingga ratusan tahun. Namun jika beringin ini kita taruh di media tanam (pot) yang terbatas, beringin akan menjadi pohon kerdil. Pohon kerdil ini bisa menjadi indah jika kita bentuk menjadi tanaman bonsai. Demikian juga dengan manusia. Walaupun kita mempunyai talenta luar biasa, jika kita berada di lingkungan yang tidak mendukung maka selamanya kita akan menjadi "kerdil". Namun jika kita menemukan lingkungan yang tepat maka segala potensi kita akan keluar secara optimal. Kita bahkan bisa menjadi "raksasa" karena mampu mengeluarkan "hero" yang ada di dalam diri kita.Ingat Andy Noya pengasuh Kick Andy di Metro TV? Pada tahun 1990-an saya suka mendengar Andy Noya bersama Hersubeno Arif dll. di salah satu acara pagi radio Trijaya FM. Setelah itu Andy berkarir di RCTI, bahkan pernah membintangi iklan BCA - hingga akhirnya Andy Noya hijrah ke Metro TV. Ketika program "Kick Andy" melejit tiba-tiba Andy Noya memutuskan hengkang dari Metro TV yang telah memberinya posisi puncak. Ibarat pohon beringin tadi, kapasitas Andy mungkin sudah bukan di Metro TV lagi. Andy ingin meninggalkan comfort zone, mencari kebahagiaan hakiki dan berusaha mandiri untuk menemukan "pot" atau "kolam" yang lebih besar.Setiap hujan turun akan timbul pelangi yang berwarna-warni. Di dalam kehidupan kita, tidak mungkin kesusahan hidup akan menghinggapi kita terus menerus. Ingat, Tuhan tidak akan mengubah nasib manusia kecuali manusia itu sendiri yang harus berusaha mengubahnya! Cobaan yang diberikan Tuhan kepada manusia pasti akan mampu kita sandang. Jika kita mau berusaha sekuat tenaga, gigih dan pantang menyerah, berani mengambil resiko menangkap peluang maka nasib kita akan berubah. Kebahagiaan pasti akan datang. Kesuksesan yang kita idam-idamkan pasti akan kita raih.Kambing gunung mengajari anak-anaknya mencari rumput segar di pegunungan. Namun demikian, anak-anak kambing gunung ini diajari induknya supaya berlari dan menghindar secara gesit dari tangkapan harimau gunung. Induk harimau gunung mengajari anaknya untuk pintar berburu kambing gunung dengan cara menghadang dan menerkamnya pada saat berkumpul mencari rumput. Jika harimau gunung diajak berlari tentu akan kalah cepat dan gesit daripada kambing gunung. Demikianlah alam mengajarkan kepada kita bahwa kesempatan (peluang) sebenarnya selalu ada, tergantung bagaimana kita melakukan persiapan untuk menangkap kesempatan tersebut. Tanpa persiapan yang baik maka kesempatan-kesempatan akan lewat dengan percuma!Secara alami air mengalir selalu mencari tempat yang lebih rendah. Seperti halnya dengan kita, apa yang kita lakukan setiap hari, kata-kata yang keluar dari mulut kita setiap hari akan selalu terekam di benak anak-anak kita. Anak yang lahir dengan polos ibarat kertas putih yang siap kita tulisi dengan kata-kata yang indah. Jika kita menulisinya dengan kata-kata yang kotor maka kertas putih ini akan menjadi kotor pula. Jangan selalu menyalahkan anak tentang hasil yang kurang memuaskan yang dia peroleh. Bangkitkan semangat mereka untuk berkarya lebih baik. Berikan apresiasi positif untuk memberi semangat mereka. Jangan pula terlalu memanjakan anak, biarkan mereka tumbuh wajar
Monday, 22 September 2008
Sebuah kisah yang Menyentuh Hati
Kisah di bawah ini adalah kisah yang didapat dari milis alumni Jerman, atau warga Indonesia yg bermukim atau pernah bermukim di sana . Demikian layak untuk dibaca beberapa menit, dan direnungkan seumur hidup.
Saya adalah ibu dari tiga orang anak dan baru saja menyelesaikan kuliah saya. Kelas terakhir yang harus saya ambil adalah Sosiologi. Sang Dosen sangat inspiratif, dengan kualitas yang saya harapkan setiap orang memilikinya.
Tugas terakhir yang diberikan ke para siswanya diberi nama "Smiling." Seluruh siswa diminta untuk pergi ke luar dan memberikan senyumnya kepada tiga orang asing yang ditemuinya dan mendokumentasikan reaksi mereka. Setelah itu setiap siswa diminta untuk mempresentasikan didepan kelas. Saya adalah seorang yang periang, mudah bersahabat dan selalu tersenyum pada setiap orang. Jadi, saya pikir,tugas ini sangatlah mudah. Setelah menerima tugas tsb, saya bergegas menemui suami saya dan anak bungsu saya yang menunggu di taman di halaman kampus, untuk pergi kerestoran McDonald's yang berada di sekitar kampus.
Pagi itu udaranya sangat dingin dan kering. Sewaktu suami saya akan masuk dalam antrian, saya menyela dan meminta agar dia saja yang menemani si Bungsu sambil mencari tempat duduk yang masih kosong.Ketika saya sedang dalam antrian, menunggu untuk dilayani, mendadak setiap orang di sekitar kami bergerak menyingkir, dan bahkan orang yang semula antri dibelakang saya ikut menyingkir keluar dari antrian.Suatu perasaan panik menguasai diri saya, ketika berbalik dan melihat mengapa mereka semua pada menyingkir ? Saat berbalik itulah saya membaui suatu "bau badan kotor" yang cukup menyengat, ternyata tepat di belakang saya berdiri dua orang lelaki tunawisma yang sangat dekil! Saya bingung, dan tidak mampu bergerak sama sekali.
Ketika saya menunduk, tanpa sengaja mata saya menatap laki-laki yang lebih pendek, yang berdiri lebih dekat dengan saya, dan ia sedang "tersenyum" kearah saya. Lelaki ini bermata biru, sorot matanya tajam, tapi juga memancarkan kasih sayang. Ia menatap kearah saya, seolah ia meminta agar saya dapat menerima 'kehadirannya' ditempat itu.Ia menyapa "Good day!" sambil tetap tersenyum dan sembari menghitung beberapa koin yang disiapkan untuk membayar makanan yang akan dipesan. Secara spontan saya membalas senyumnya, dan seketika teringat oleh saya 'tugas' yang diberikan oleh dosen saya. Lelaki kedua sedang memainkan tangannya dengan gerakan aneh berdiri di belakang temannya.
Saya segera menyadari bahwa lelaki kedua itu menderita defisiensi mental, dan lelaki dengan mata biru itu adalah "penolong"nya. Saya merasa sangat prihatin setelah mengetahui bahwa ternyata dalam antrian itu kini hanya tinggal saya bersama mereka,dan kami bertiga tiba2 saja sudah sampai didepan counter. Ketika wanita muda di counter menanyakan kepada saya apa yang ingin saya pesan, saya persilahkan kedua lelaki ini untuk memesan duluan. Lelaki bermata biru segera memesan "Kopi saja, satu cangkir Nona." Ternyata dari koin yang terkumpul hanya itulah yang mampu dibeli oleh mereka (sudah menjadi aturan direstoran disini, jika ingin duduk di dalam restoran dan menghangatkan tubuh, maka orang harus membeli sesuatu). Dan tampaknya kedua orang ini hanya ingin menghangatkan badan.
Tiba2 saja saya diserang oleh rasa iba yang membuat saya sempat terpaku beberapa saat, sambil mata saya mengikuti langkah mereka mencari tempat duduk yang jauh terpisah dari tamu2 lainnya, yang hampir semuanya sedang mengamati mereka.. Pada saat yang bersamaan, saya baru menyadari bahwa saat itu semua mata di restoran itu juga sedang tertuju ke diri saya, dan pasti juga melihat semua 'tindakan' saya. Saya baru tersadar setelah petugas di counter itu menyapa saya untuk ketiga kalinya menanyakan apa yang ingin saya pesan. Saya tersenyum dan minta diberikan dua paket makan pagi (diluar pesanan saya) dalam nampan terpisah.
Setelah membayar semua pesanan, saya minta bantuan petugas lain yang ada di counter itu untuk mengantarkan nampan pesanan saya ke meja/tempat duduk suami dan anak saya. Sementara saya membawa nampan lainnya berjalan melingkari sudut kearah meja yang telah dipilih kedua lelaki itu untuk beristirahat. Saya letakkan nampan berisi makanan itu di atas mejanya, dan meletakkan tangan saya di atas punggung telapak tangan dingin lelaki bemata biru itu, sambil saya berucap "makanan ini telah saya pesan untuk kalian berdua." Kembali mata biru itu menatap dalam ke arah saya, kini mata itu mulai basah ber-kaca2 dan dia hanya mampu berkata "Terima kasih banyak, nyonya."
Saya mencoba tetap menguasai diri saya, sambil menepuk bahunya saya berkata "Sesungguhnya bukan saya yang melakukan ini untuk kalian, Tuhan juga berada di sekitar sini dan telah membisikkan sesuatu ketelinga saya untuk menyampaikan makanan ini kepada kalian."Mendengar ucapan saya, si Mata Biru tidak kuasa menahan haru dan memeluk lelaki kedua sambil terisak-isak. Saat itu ingin sekali saya merengkuh kedua lelaki itu. Saya sudah tidak dapat menahan tangis ketika saya berjalan meninggalkan mereka dan bergabung dengan suami dan anak saya, yang tidak jauh dari tempat duduk mereka.
Ketika saya duduk suami saya mencoba meredakan tangis saya sambil tersenyum dan berkata "Sekarang saya tahu, kenapa Tuhan mengirimkan dirimu menjadi istriku, yang pasti, untuk memberikan 'keteduhan' bagi diriku dan anak-2ku! " Kami saling berpegangan tangan beberapa saat dan saat itu kami benar2 bersyukur dan menyadari,bahwa hanya karena 'bisikanNYA' lah kami telah mampu memanfaatkan 'kesempatan' untuk dapat berbuat sesuatu bagi orang lain yang sedang sangat membutuhkan. Ketika kami sedang menyantap makanan, dimulai dari tamu yang akan meninggalkan restoran dan disusul oleh beberapa tamu lainnya, mereka satu persatu menghampiri meja kami, untuk sekedar ingin 'berjabat tangan' dengan kami.
Salah satu diantaranya, seorang bapak, memegangi tangan saya, dan berucap "Tanganmu ini telah memberikan pelajaran yang mahal bagi kami semua yang berada disini, jika suatu saat saya diberi kesempatan olehNYA, saya akan lakukan seperti yang telah kamu contohkan tadi kepada kami."Saya hanya bisa berucap "terimakasih" sambil tersenyum. Sebelum beranjak meninggalkan restoran saya sempatkan untuk melihat kearah kedua lelaki itu, dan seolah ada 'magnit' yang menghubungkan bathin kami, mereka langsung menoleh kearah kami sambil tersenyum, lalu melambai-2kan tangannya kearah kami.
Dalam perjalanan pulang saya merenungkan kembali apa yang telah saya lakukan terhadap kedua orang tunawisma tadi, itu benar2 'tindakan' yang tidak pernah terpikir oleh saya. Pengalaman hari itu menunjukkan kepada saya betapa 'kasih sayang' Tuhan itu sangat HANGAT dan INDAH sekali! Saya kembali ke college, pada hari terakhir kuliah dengan 'cerita' ini ditangan saya. Saya menyerahkan 'paper' saya kepada dosen saya. Dan keesokan harinya, sebelum memulai kuliahnya saya dipanggil dosen saya ke depan kelas, ia melihat kepada saya dan berkata, "Bolehkah saya membagikan ceritamu ini kepada yang lain?" dengan senang hati saya mengiyakan.
Ketika akan memulai kuliahnya dia meminta perhatian dari kelas untuk membacakan paper saya. Ia mulai membaca, para siswapun mendengarkan dengan seksama cerita sang dosen, dan ruangan kuliah menjadi sunyi. Dengan cara dan gaya yang dimiliki sang dosen dalam membawakan ceritanya, membuat para siswa yang hadir di ruang kuliah itu seolah ikut melihat bagaimana sesungguhnya kejadian itu berlangsung, sehingga para siswi yang duduk di deretan belakang didekat saya diantaranya datang memeluk saya untuk mengungkapkan perasaan harunya.Diakhir pembacaan paper tersebut, sang dosen sengaja menutup ceritanya dengan mengutip salah satu kalimat yang saya tulis diakhir paper saya ."Tersenyumlah dengan 'HATImu', dan kau akan mengetahui betapa 'dahsyat' dampak yang ditimbulkan oleh senyummu itu."
Dengan caraNYA sendiri, Tuhan telah 'menggunakan' diri saya untuk menyentuh orang-orang yang ada di McDonald's, suamiku, anakku, guruku, dan setiap siswa yang menghadiri kuliah di malam terakhir saya sebagai mahasiswi. Saya lulus dengan 1 pelajaran terbesar yang tidak pernah saya dapatkan di bangku kuliah manapun, yaitu: "PENERIMAAN TANPA SYARAT." Banyak cerita tentang kasih sayang yang ditulis untuk bisa diresapi oleh para pembacanya, namun bagi siapa saja yang sempat membaca dan memaknai cerita ini diharapkan dapat mengambil pelajaran bagaimana cara MENCINTAI SESAMA, DENGAN MEMANFAATKAN SEDIKIT HARTA-BENDA YANG KITA MILIKI, dan bukannya MENCINTAI HARTA-BENDA YANG BUKAN MILIK KITA, DENGAN MEMANFAATKAN SESAMA! Jika anda berpikir bahwa cerita ini telah menyentuh hati anda, teruskan cerita ini kepada orang2 terdekat anda. Disini ada 'malaikat' yang akan menyertai anda, agar setidaknya orang yang membaca cerita ini akan tergerak hatinya untuk bisa berbuat sesuatu (sekecil apapun) bagi sesama yang sedang membutuhkan uluran tangannya!
Orang bijak mengatakan: Banyak orang yang datang dan pergi dari kehidupanmu, tetapi hanya 'sahabat yang bijak' yang akan meninggalkan JEJAK di dalam hatimu. Untuk berinteraksi dengan dirimu, gunakan nalarmu. Tetapi untuk berinteraksi dengan orang lain, gunakan HATImu! Orang yang kehilangan uang, akan kehilangan banyak, orang yang kehilangan teman, akan kehilangan lebih banyak! Tapi orang yang kehilangan keyakinan, akan kehilangan semuanya! Tuhan menjamin akan memberikan kepada setiap hewan makanan bagi mereka, tetapi DIA tidak melemparkan makanan itu ke dalam sarang mereka, hewan itu tetap harus BERIKHTIAR untuk bisa mendapatkannya.
Orang-orang muda yang 'cantik' adalah hasil kerja alam, tetapi orang-orang tua yang 'cantik' adalah hasil karya seni. Belajarlah dari PENGALAMAN MEREKA, karena engkau tidak dapat hidup cukup lama untuk bisa mendapatkan semua itu dari pengalaman dirimu sendiri.
Keceriaan Ala Avatar
alangkah indah hidup seorang avatar
bisa terbang kemanapun dengan banteng ajaib
mengemban tugas mulia
menjaga perdamaian dunia
punya sahabat yang baik hati
siap membantu dan rela berkorban untuk sesama
berusaha belajar memahami diri
untuk menyatu dengan kekuatan semesta
memang berat beban hidup ini
anggaplah sebagai tanggung jawab dan pengabdian semata
dan ingatlah selalu ceria
karena itu hidup bisa bahagia
Kosongkan Cangkir Tehmu
Alkisah,seorang raja yang bijak berhasil membangun negerinya menjadi makmur.Sayang,ia kemudian tenggeam dalam kesibukan membangun negerinya.Akibatnya raja tidak sempat memperhatikan putera mahkota.Maka permaisurilah yang diberi tanggung jawab mendidiknya.Karena sang pangeran adalah anak tunggal,permaisuri jadi memanjakannya.Maka pangeran tumbuh menjadi pemuda yang sombong,egois,tidak punya sopan santun,dan malas belajar.
Raja menjadi sedih memikirkan sikap puteranya”Bagaimana nasib negeri ini nantinya?”bisik sang raa dalam hati.
Akhirnya,setelah berbincang-bincang dengan permaisuri,raja memanggil pangeran.”Anakku,tahta kerajaan akan Ayah serahkan kepadamu,tetapi dengan syarat engkau harus tinggal dan belajar selama satu tahun di kuil bukit kebijaksanaan.bersama seorang guru yang telah ayah pilihkan.Bila engkau gagal,maka tahta kerajaan akan ayah serahkan kepada orang lain.
Mendengar perintah ayahandanya,pangeran kaget dan heran.Tetapi ia tidak bsa membantahnya dan harus mnyenggupi persyaratan ayahnya.”apalah artinya penderitaan satu tahun disbanding kalau kelak sudah menjadi raja?Aku akan hidup mewah dan bersenag-senag seumur hidupku”,batin sang pangeran.Maka berangkatlah sang pangeran menuju kuil bukit kebijaksanaan.
Setibanya di kuil dan menemui sang guru,pangeran langsung berulah.Ia menunjukkan sikap yang sombong,menyebalkan dan tidak sopan.kalau sang guru bertanya,pangeran menjawab sekehendak hatinya.Saat sang guru menerangkan pelajaran,pangeran tidak mau mendengarkannya,malah sibuk bermain-main.Ia benar-benar bertingkah semaunya dan tidak mau hormat sedikitpun kepada gurunya.Ia merasa,sebagai putera mahkota semua orang harus menuruti kemauannya.
Hari demi berlalu.Namun,kelakuan pangeran tetap tidak berubah.Sombong,sok pintar, dan tidak mau menyerap sedikitpun ilmu yang diberikan.Sang gurupun berpikir keras bagaimana mengajari pangeran supaya tepat pada sasaran.Suatu hari,ia mengajak pangeran minum the bersama.Setelah menyeduh the panas dan pangeran duduk didepannya,sang guru menuangkan the kecangkir pangeran.Air the panas itu dituang terus-menerus hingga tumpah kemana-mana.Sebagian tumpahan itu mengenai tangan sang pangeran.
Pangeran kepanasan.Ia meloncat sambil marah-marah.”Hai Guru bodoh!Menuang the saja tidak becus,bagaimana kamu akan mengajarkan ilmu kepadaku?Mengapa cangkir sudah penuh masih dituangi the terus?”umpat sang pangeran.
Dengan senyum lembut sang guru berujar,”Yang mulia,beruntung hanya tangan yang terkena percikan teh panas.Sebagai calon raja,dan akan menjadi suri tauladan rakyat natinya,tidak sepantasnya Tuanku berkata tidak sopan seperti tadi.Lebih-lebih kepada guru Tuan sendiri…”
Pangeran memandang gurunya dengan tajam.Sang guru bergeming dan kemudian melanjutkan penjelasannya,\.”Tuanku hamba sengaja menuang the terus-menerus air the sekalipun cangkir sudah penuh.Cangkir teh itu sama seperti otak manusia.Bila otak manusia telah penuh,maka tidak mungkin diisi lagi,bukan?Sebab itu,jika ingin belajar,kosongkan dulu “cangkir”Tuan,maka pikiran tuan baru diisi hal-hal baru yang lebih positif.Mohon maaf Tuanku,hanya bekal ini yang dapat hamba berikan.Bila tidak berkenan,silakan pergi dari kuil ini”.
Hikmah yang terkandung
Karena keturunan,status,jabatan,kekayaan,gelar pendidikan,kadang seseorang merasa lebih terhormat,lebih tinggi derajatnya,lebih berkuasa,atau lebih tahu segalanya.Itu membuat dia merendahkan dan tidak mau mengakui keberadaan orang lain.Sikap seperti ini membuat pikiran seseorang tertutup rapat sehingga sulit menerima pendapat orang lain,sulit menrima hal-hal baru dan tidak bias menerima fakta yang berlawanan dengan kemauannya.ini jelas akan merugikan diri sendiri.
Sikap sombong dan tinggi hati,sesungguhnya hanya akan menciptakan “daya tarik”datangnya bencana,permusuhan,dan kesialan bagi diri sendiri.Dan terjatuh akibat kesalahan dan keteledoran yang kita buat sendiri,adalah sebuah kegagalan yang paliing menyakitkan dalam kehidupan ini.
Karenanya alngkah indah jika kita selalu bersikap rendah hati.Laksana padi semakin berisi makin merunduk.Sikap ini membuat kita lebih open minded,siap menerima hal-hal baru,mau menerima hal-hal baru,mau menerima kritikan dan siap menerima kenyataan,walau tidak sesuai dengan kemauan.Saya yakin dan telah membuktikan sendiri,dengan sikap rendah hati,kitadapat memetik banyak keuntungan.Kita akan bertambah teman,relasi,wawasan dan pengetahuan yang akhirnya juga melahirkan gagasan dan peluang untuk mengembangkan potensi diri dan meraih kesuksesan.
Metoda Dasar Meditasi
Bagian 1
Meditasi adalah jalan untuk mencapai pelepasan. Dalam meditasi orang melepas dunia yang rumit di luar untuk dapat meraih dunia yang tenteram di dalam. Dalam semua jenis aliran mistik dan dalam banyak tradisi, ini dikenal sebagai jalan menuju pikiran yang murni dan kokoh. Pengalaman dari pikiran yang murni ini, terbebas dari dunia, sangatlah menakjubkan dan membahagiakan.
Selama retret meditasi ini akan diperlukan kerja keras pada mulanya, namun embanlah kerja keras itu mengetahui bahwa hal itu akan mengarahkan anda untuk mengalami keadaan-keadaan yang sangat indah dan berarti. Mereka akan sebanding dengan usahanya! Merupakan sebuah hukum alam bahwa tanpa usaha orang tak dapat membuat kemajuan. Entah orang tersebut adalah seorang perumah-tangga ataupun rahib, tanpa usaha orang takkan sampai ke manapun, dalam meditasi atau apapun juga.
Usaha saja, walau demikian, tidaklah cukup. Usaha perlu kecakapan. Ini berarti mengarahkan energi anda persis pada tempat yang benar dan menjaganya di sana sampai tugasnya selesai. Usaha yang penuh kecakapan tidaklah merintangi maupun mengganggu anda, sebaliknya itu menghasilkan kedamaian yang indah dari meditasi mendalam.
Untuk dapat mengetahui ke mana usaha anda semestinya diarahkan, anda harus memiliki pemahaman yang jernih mengenai tujuan meditasi. Tujuan dari meditasi ini adalah kesunyian yang indah, keheningan dan kejernihan pikiran. Bila anda dapat mengerti tujuan tersebut maka tempat untuk mengerahkan usaha anda, cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut menjadi sangat jelas.
Usahanya diarahkan untuk melepas, untuk mengembangkan pikiran yang condong pada pelepasan. Salah satu dari banyak pernyataan sederhana namun mendalam dari Sang Buddha adalah bahwa "seorang meditator yang pikirannya condong pada pelepasan, dengan mudah mencapai Samadhi (tujuan meditasi)". Meditator seperti itu memperoleh tingkat-tingkat kebahagiaan batin secara hampir-hampir otomatis. Apa yang Sang Buddha katakan adalah bahwa penyebab utama untuk mencapai meditasi yang mendalam, untuk mencapai tingkat-tingkat yang sangat kuat ini adalah kemauan untuk meninggalkan, untuk melepas.
Selama retret meditasi ini, kita tidak akan mengembangkan pikiran yang menumpuk dan melekat pada segala hal, namun sebaliknya kita mengembangkan pikiran yang mau melepas segala hal, melepas segala beban. Di luar meditasi kita harus membawa beban berupa tugas-tugas kita yang banyak, bagaikan begitu banyak kopor-kopor berat, namun di dalam masa meditasi muatan sebanyak itu tidaklah diperlukan. Jadi, di dalam meditasi tinjaulah bila anda dapat membongkar muatan sebanyak mungkin. Pikirkan segala hal ini sebagai beban, bobot berat yang menghimpit anda. Kemudian anda akan mempunyai sikap yang benar untuk melepas segala hal ini, meninggalkan mereka dengan bebas tanpa memandang balik.
Usaha ini, sikap ini, gerakan pikiran yang condong pada pelepasan ini, adalah apa yang akan mengarahkan anda ke dalam meditasi yang mendalam. Bahkan selama tingkat-tingkat awal dari retret meditasi ini, cobalah apakah anda dapat membangkitkan energi pelepasan, kemauan untuk memasrahkan segala hal, dan sedikit demi sedikit pelepasan akan terjadi. Ketika anda memasrahkan segala hal dalam pikiran anda maka anda akan merasa lebih ringan, tak berbeban dan bebas. Dalam jalan meditasi, meninggalkan segala hal itu terjadi secara bertahap, langkah demi langkah.
Anda boleh melewati tahap awal secara cepat bila anda mau, namun hati-hatilah bila anda melakukannya. Kadang kala ketika anda melewati langkah-langkah awal terlalu cepat, anda temukan bahwa pekerjaan pendahuluan belum selesai. Seperti mencoba membangun sebuah rumah di atas landasan yang lemah dan terburu-buru. Strukturnya dibangun dengan cepat, namun runtuh dengan cepat pula! Jadi anda bijaksana menghabiskan banyak waktu pada landasannya, dan juga pada "lantai pertama", membuat pekerjaan dasar dengan baik, kuat dan kokoh. Kemudian ketika anda berlanjut ke lantai yang lebih tinggi, tingkat-tingkat kebahagiaan meditasi, mereka pun stabil dan kokoh.
Dalam cara saya mengajar meditasi, saya suka memulai pada tahap yang sangat sederhana berupa *pelepasan muatan masa lalu dan masa depan*. Kadang anda mungkin berpikir bahwa ini adalah hal yang sangat mudah untuk dilakukan, bahwa ini terlalu dasar. Namun, bila anda memberikan segenap usaha anda, tidak berlari mendahului menuju tahap-tahap meditasi yang lebih tinggi sampai anda telah secara layak mencapai tujuan pertama berupa perhatian yang terus-menerus pada saat kini, maka anda akan temukan nantinya bahwa anda telah membentuk landasan yang sangat kuat untuk membangun tahap-tahap yang lebih tinggi.
Meninggalkan masa lalu berarti bahkan tidak memikirkan pekerjaan anda, keluarga anda, komitmen-komitmen anda, tanggung jawab-tanggung jawab anda, sejarah hidup anda, masa-masa baik maupun buruk yang anda alami sewaktu kecil..., anda meninggalkan semua pengalaman masa lalu dengan tidak memperlihatkan minat padanya sama sekali. Anda menjadi seseorang yang tanpa sejarah hidup selama waktu anda bermeditasi. Anda bahkan tidak berpikir dari mana anda berasal, di mana anda dilahirkan, siapa orang tua anda atau bagaimana anda dulu diasuh. Semua sejarah hidup ditinggalkan dalam meditasi. Dengan begini, setiap orang di retret ini menjadi sebanding, hanya seorang meditator.
Tidak penting seberapa banyak tahun anda telah bermeditasi, entah anda seorang kawakan atau pemula. Bila anda meninggalkan semua sejarah hidup tersebut maka kita semua sebanding dan bebas. Kita membebaskan diri kita dari berbagai keprihatinan, pencerapan dan pemikiran ini yang membatasi kita dan yang menghentikan kita dalam mengembangkan kedamaian yang timbul dari pelepasan. Jadi setiap "bagian" dari sejarah hidup anda akhirnya dilepas, bahkan sejarah hidup mengenai apa yang telah terjadi pada diri anda sejauh ini dalam retret ini, bahkan ingatan mengenai apa yang terjadi pada diri anda sesaat yang lalu! Dengan begini, anda tidak membawa beban dari masa lalu ke dalam masa kini. Apapun yang telah terjadi, anda tidak lagi berminat padanya dan anda melepaskannya. Anda tidak membiarkan masa lalu berkumandang dalam pikiran anda.
Saya menggambarkan ini umpamanya mengembangkan pikiran anda laksana sel berbantal. Sewaktu pengalaman, pencerapan atau pemikiran apapun menghantam tembok dari "sel berbantal", ia tidak mental balik kembali. Ia cuma tenggelam dalam bantalan dan berhenti tepat di sana. Jadi kita tidak membiarkan masa lalu bergema dalam kesadaran kita, pastinya bukan hari kemarin dan segala masa sebelumnya, sebab kita sedang mengembangkan pikiran yang condong pada pelepasan, pemasrahan dan tak berbeban.
Beberapa orang mempunyai pandangan bahwa bila mereka mengambil masa lalu untuk perenungan, mereka entah bagaimana dapat belajar sesuatu darinya dan memecahkan masalah-masalah masa lalu. Namun, anda harus mengerti bahwa sewaktu anda menatap masa lalu, anda bagaimanapun juga melihat melalui lensa yang terdistorsi. Bagaimanapun itu anda pikirkan, sebenarnya itu tidak sungguh-sungguh demikian! Inilah mengapa orang-orang berdebat mengenai apa yang sesungguhnya terjadi, bahkan beberapa saat yang lalu. Diketahui secara luas oleh polisi yang menyelidiki kecelakaan lalu lintas bahwa walaupun kecelakaan tersebut mungkin baru terjadi setengah jam yang lalu, dua saksi mata yang berbeda, keduanya sungguh-sungguh jujur, akan memberikan penuturan yang berbeda.
Ingatan kita tak dapat dipercaya. Bila anda mempertimbangkan betapa tidak terpercayanya ingatan, maka anda tak akan menaruh nilai pada pemikiran tentang masa lalu. Kemudian anda akan melepaskannya. Anda dapat menguburnya, sebagaimana anda mengubur orang yang telah meninggal. Anda menaruhnya dalam peti mati kemudian menguburnya, atau mengremasinya, dan berakhirlah sudah, selesai. Jangan lekat pada masa lalu. Jangan terus membawa peti dari saat-saat yang mati di kepala anda. Bila anda lakukan maka anda memboboti diri sendiri dengan beban berat yang bukan benar-benar milik anda. Biarkan semua masa lalu lewat dan anda punya kemampuan untuk bebas pada saat kini.
Sedangkan untuk masa depan, antisipasi, kekhawatiran, rencana-rencana, dan pengharapan -- lepaskan pula semua itu. Sang Buddha suatu ketika berkata mengenai masa depan "apapun yang anda bayangkan, itu akan selalu sesuatu yang berbeda"! Masa depan ini diakui oleh orang yang arif sebagai tak pasti, tak diketahui dan begitu tak terduga. Seringkali merupakan suatu kedunguan untuk membayangkan masa depan, dan selalu merupakan kesia-siaan besar dari waktu anda untuk memikirkan masa depan di dalam meditasi.
Sewaktu anda bekerja dengan pikiran anda, anda temukan bahwa pikiran begitu anehnya. Ia dapat melakukan hal-hal yang menakjubkan dan tak terduga. Sangatlah umum bagi para meditator yang sedang mengalami masa sulit, yang tidak merasa damai, untuk duduk di sana berpikir "Nah ini lagi, satu jam kekecewaan". Walaupun mereka mulai berpikir seperti itu, menyangka akan gagal, sesuatu yang aneh terjadi dan mereka masuk ke dalam meditasi yang sangat damai.
Baru-baru ini saya mendengar seorang laki-laki yang menjalani retret sepuluh hari pertamanya. Setelah hari pertama tubuhnya terasa begitu sakit hingga ia meminta pulang ke rumah. Gurunya berkata "Tinggallah sehari lagi dan rasa sakitnya akan lenyap, saya janji". Maka ia tinggal sehari lagi, rasa sakitnya semakin menjadi-jadi hingga ia ingin pulang ke rumah lagi. Gurunya mengulangi "satu hari lagi saja, rasa sakitnya akan pergi". Ia tinggal untuk hari ketiga dan rasa sakitnya semakin parah. Tiap-tiap sembilan hari itu, di sore hari ia mendatangi gurunya dan, kesakitan, meminta untuk pulang ke rumah dan gurunya akan berkata, "satu hari lagi saja dan sakitnya akan lenyap".
Sungguh-sungguh melampaui harapannya bahwa, pada hari terakhir, sewaktu ia mulai duduk pertama di pagi hari, rasa sakitnya benar-benar lenyap! Tidak datang kembali. Ia dapat duduk dalam jangka waktu yang panjang tanpa rasa sakit sama sekali! Ia begitu keheranan pada betapa menakjubkannya pikiran ini dan bagaimana ia dapat membuahkan hasil-hasil yang begitu tak terduga. Jadi, anda tidak mengetahui masa depan. Bisa sedemikian anehnya, bahkan ganjil, benar-benar melampaui apapun yang anda harapkan. Pengalaman-pengalaman seperti ini memberikan anda kebijaksanaan dan keberanian untuk meninggalkan semua pikiran mengenai masa depan, dan semua harapan-harapannya sekalian.
Sewaktu anda sedang bermeditasi dan berpikir "Masih berapa menit lagi mesti dijalani? Berapa lama lagi saya harus menahan semua ini?" maka itu hanyalah menguluyur ke dalam masa depan lagi. Rasa sakitnya bisa saja lenyap dalam sekejap. Kejap berikutnya bisa saja bebas. Anda tak bisa menyangka apa yang akan terjadi.
Sewaktu dalam retret, anda telah bermeditasi selama banyak sesi, anda barangkali berpikir bahwa tak satupun dari meditasi-meditasi itu yang bagus. Dalam sesi meditasi berikutnya anda duduk dan segalanya menjadi begitu damai dan mudah. Anda berpikir "Wah! Sekarang saya bisa bermeditasi!", namun meditasi berikutnya jelek kembali. Apa yang terjadi di sini?
Guru meditasi pertama saya memberitahukan saya sesuatu yang waktu itu terdengar sangat aneh. Ia bilang bahwa tak ada meditasi yang buruk! Ia benar. Semua meditasi-meditasi itu yang anda sebut buruk, mengecewakan dan tak sesuai dengan harapan-harapan anda, semua meditasi itu adalah di mana anda melakukan kerja keras untuk "cek gajian" anda...
Ini seperti seseorang yang pergi bekerja hari Senin seharian dan tak mendapat uang di akhir hari tersebut. "Untuk apa kulakukan semua ini?', ia berpikir. Ia bekerja hari Selasa seharian dan masih tetap tidak mendapat apa-apa. Satu hari yang buruk lagi. Hari Rabu seharian, hari Kamis seharian, dan tetap tak terlihat apa-apa dari kerja keras tersebut. Itu adalah empat hari buruk berturut-turut. Kemudian datang hari Jumat, ia melakukan pekerjaan yang persis sama seperti sebelumnya dan di akhir hari tersebut boss-nya memberikan ia sebuah cek gajian. "Wah! Kenapa tiap hari tak bisa jadi hari gajian?!"
Mengapa tiap meditasi tak bisa jadi "hari gajian"? Nah, apakah anda mengerti perumpamaan itu? Adalah dalam meditasi-meditasi yang sulit anda membangun kredit anda, anda membangun sebab-sebab untuk sukses. Bekerja mencari kedamaian dalam meditasi-meditasi yang sulit, anda membangun kekuatan anda, momentum untuk kedamaian. Kemudian sewaktu terdapat cukup kredit dari hal-hal yang baik, pikiran masuk ke dalam meditasi yang bagus dan itu terasa laksana "hari gajian". Di dalam meditasi-meditasi yang buruklah anda bekerja.
Dalam retret yang saya berikan di Sydney baru-baru ini, selama waktu wawancara, seorang wanita memberitahu saya bahwa ia telah jengkel pada saya seharian, namun untuk dua sebab yang berbeda. Dalam meditasi-meditasi awal ia mengalami masa yang sulit dan merasa jengkel pada saya karena tidak membunyikan bel untuk mengakhiri meditasi lebih cepat. Dalam meditasi berikutnya ia masuk ke dalam keadaan damai yang indah dan merasa jengkel pada saya karena membunyikan bel terlalu cepat. Sesi-sesi tersebut semua sama panjangnya, persis satu jam. Anda tak bakalan menang sebagai seorang guru, membunyikan bel!
Inilah yang terjadi sewaktu anda mengantisipasi masa depan, berpikir "Berapa menit lagi sampai belnya berbunyi?" Itulah di mana anda menyiksa diri sendiri, sewaktu anda mengangkat sebuah beban berat yang bukan urusan anda. Jadi hati-hatilah untuk tidak mengangkat kopor berat berupa "Berapa menit lagi mesti dijalani?" atau "Apa yang mesti saya lakukan selanjutnya?" Bila itu adalah apa yang sedang anda pikirkan, maka anda tidak menaruh perhatian pada apa yang terjadi sekarang. Anda tidak melakukan meditasi. Anda telah kehilangan alurnya dan mencari kesulitan.
Dalam tahap meditasi ini jagalah perhatian anda tepat pada saat kini, pada titik di mana anda bahkan tidak mengetahui hari apa itu atau pukul berapa itu -- pagi? sore? tidak tahu! Apa yang anda ketahui adalah saat apa itu -- saat kini! Dengan begini anda tiba pada skala waktu monastik yang indah di mana anda hanya bermeditasi dalam saat kini, tidak tahu berapa banyak menit yang telah lewat dan berapa banyak yang masih tersisa, bahkan tidak ingat hari apa saat itu.
Suatu kali, sebagai seorang rahib muda di Thailand, saya betul-betul lupa tahun apa saat itu! Adalah mengagumkan hidup dalam alam yang nirwaktu, sebuah alam yang begitu jauh lebih bebas daripada dunia yang dikejar waktu yang biasa kita tinggali. Dalam alam yang nirwaktu, anda mengalami saat kini, sebagaimana semua orang-orang bijak telah alami saat-saat yang sama ini selama beribu-ribu tahun. Itu akan selalu seperti ini, tidak berbeda. Anda telah tiba ke dalam kenyataan mengenai sekarang.
Kenyataan mengenai sekarang itu menakjubkan dan mengagumkan. Sewaktu anda telah meninggalkan semua masa lalu dan masa depan, itu seolah-olah anda telah bangkit hidup. Anda ada di sini, anda eling. Inilah tahap pertama dari meditasi, keelingan yang terus-menerus hanya pada saat kini. Mencapai hal ini, anda telah melakukan banyak sekali. Anda telah melepas beban pertama yang menghentikan meditasi mendalam. Jadi berikan upaya yang banyak untuk mencapai tahap pertama ini sampai kuat, kokoh dan teguh. Setelah itu kita akan memperhalus keelingan saat kini tersebut ke dalam tahap berikutnya -- keelingan sunyi atas saat kini.
Bagian 2
Dalam Bagian 1 dari artikel tiga bagian ini, saya uraikan secara garis besar tujuan dari meditasi ini, yakni kesunyian, keheningan dan kejernihan pikiran yang indah, yang mengandung wawasan-wawasan yang paling mendalam. Kemudian saya tunjukkan tema dasar yang membentang bagaikan benang tak terputus di sepanjang semua meditasi, yaitu pelepasan beban-beban jasmaniah maupun batiniah. Akhirnya, dalam Bagian 1, saya gambarkan secara panjang lebar latihan yang mengarah pada apa yang saya sebut tahap pertama dari meditasi ini, dan tahap pertama tersebut dicapai ketika meditator dengan nyaman tinggal dalam saat kini selama jangka waktu yang panjang & tak terputus.Sebagaimana saya tulis dalam artikel sebelumnya "Kenyataan mengenai sekarang itu menakjubkan dan mengagumkan... Mencapai hal ini, anda telah melakukan banyak sekali. Anda telah melepas beban pertama yang menghentikan meditasi mendalam." Namun setelah mencapai begitu banyak, orang mesti melangkah lebih jauh ke dalam kesunyian pikiran yang semakin indah dan sesungguhnya.
Perlu dijelaskan di sini perbedaan antara keelingan sunyi atas saat kini dan berpikir mengenainya. Perumpamaan menonton pertandingan tenis di TV akan memberi kejelasan. Sewaktu menonton pertandingan semacam itu, anda bisa perhatikan bahwa pada kenyataannya terdapat dua pertandingan yang terjadi secara bersamaan -- ada pertandingan yang anda lihat di layar, dan ada pertandingan yang anda dengar digambarkan oleh pengulas. Apalagi bila seorang Australia bermain dengan seorang New Zealand maka ulasan dari pengulas Australia bakalan banyak berbeda dari apa yang sesungguhnya terjadi! Ulasan seringkali bias.
Dalam perumpamaan ini, menonton layar tanpa ulasan berarti keelingan sunyi dalam meditasi, menaruh perhatian pada ulasan berarti berpikir mengenainya. Anda mesti sadari bahwa anda jauh lebih dekat pada Kebenaran sewaktu anda mengamati tanpa ulasan, sewaktu anda mengalami hanya keelingan sunyi atas saat kini.
Kadang kala lewat ulasan hatilah bahwa kita pikir kita mengenal dunia. Sesungguhnya, kata-kata hati tidak mengenal dunia sama sekali! Kata-kata hatilah yang merangkai delusi penyebab penderitaan. Kata-kata hatilah yang menyebabkan kita marah terhadap mereka yang kita anggap musuh kita, dan mempunyai kelekatan yang berbahaya terhadap mereka yang kita anggap orang-orang yang kita cintai. Kata-kata hati menyebabkan semua masalah-masalah hidup. Ia membangun rasa takut dan bersalah. Ia menciptakan kekhawatiran dan depresi. Ia membangun ilusi sepasti pengulas mahir di TV dapat memanipulasi pemirsa untuk menimbulkan kemarahan atau tangisan.
Maka bila anda mencari Kebenaran, anda mesti menghargai keelingan sunyi, memandangnya sangat penting, sewaktu bermeditasi, daripada pikiran apapun juga.
Penghargaan tinggi yang orang berikan pada pemikiran-pemikirannyalah yang merupakan rintangan utama menuju keelingan sunyi. Dengan berhati-hati menyingkirkan rasa penting yang orang berikan pada pemikirannya dan menyadari nilai serta kebenaran dari keelingan sunyi merupakan wawasan yang membuat tahap kedua ini -- keelingan sunyi atas saat kini -- jadi mungkin.
Satu dari berbagai cara indah untuk mengatasi ulasan hati adalah dengan mengembangkan semacam keelingan saat kini yang halus, di mana anda memperhatikan tiap saat begitu dekatnya sehingga anda sama sekali tidak punya waktu untuk mengulas apa yang baru terjadi. Sebuah pikiran seringkali merupakan pendapat mengenai apa yang baru terjadi, misalnya "Itu *tadi* bagus", "Itu *tadi* jelek", "Apa itu *tadi*?" Semua ulasan ini adalah mengenai pengalaman yang baru lewat. Sewaktu anda mencatat, membuat ulasan mengenai pengalaman yang baru lewat, maka anda tidak menaruh perhatian pada pengalaman yang baru saja tiba. Anda berurusan dengan pengunjung-pengunjung lama dan mengabaikan pengunjung-pengunjung baru yang datang sekarang!
Anda bisa bayangkan pikiran anda sebagai tuan rumah di sebuah pesta, bertemu dengan tamu-tamu ketika mereka sampai di pintu. Bila seorang tamu sampai dan anda menemuinya serta mulai bercakap-cakap dengannya mengenai ini itu, maka anda tidak melakukan tugas anda menaruh perhatian pada tamu baru yang sampai di pintu. Oleh sebab seorang tamu sampai di pintu setiap saat, segala yang anda bisa lakukan adalah menyalaminya dan kemudian segera menyalami yang berikutnya. Anda tidak mampu untuk masuk ke dalam percakapan yang singkat sekalipun dengan tamu mana saja, karena ini berarti anda akan melewatkan tamu yang berikutnya. Dalam meditasi, semua pengalaman datang lewat pintu indera-indera kita ke dalam pikiran satu demi satu secara berurutan. Bila anda menyalami satu pengalaman dengan keelingan dan kemudian masuk ke dalam percakapan dengan tamu anda tersebut, maka anda akan melewatkan pengalaman berikutnya yang ikut tepat di belakangnya.
Bila anda benar-benar bersama tiap pengalaman, dengan tiap tamu yang datang di pikiran anda, maka anda tidak punya ruang untuk kata-kata hati. Anda tak dapat mengoceh pada diri anda oleh sebab anda sepenuhnya sibuk dalam menyalami segalanya secara eling ketika segalanya itu tiba di pikiran anda. Inilah keelingan saat kini yang halus sampai kepada tingkat di mana ia menjadi keelingan sunyi kini dalam setiap saat.
Anda temukan, ketika mengembangkan tingkat kesunyian hati tersebut, bahwa ini mirip melepaskan satu lagi beban yang berat. Ini seolah-olah anda telah membawa ransel besar berat di punggung anda selama empat atau lima puluh tahun terus-menerus dan selama waktu tersebut anda dengan letihnya tertatih-tatih melewati berkilo-kilo meter. Sekarang anda telah memiliki keberanian dan menemukan kebijaksanaan untuk melepas ransel tersebut dan menaruhnya di tanah untuk sementara. Orang merasa begitu sangat lega, begitu ringan, begitu bebas oleh sebab ia sekarang tidak dibebani dengan ransel berat berupa ocehan hati tersebut.
Metode bermanfaat lain dalam mengembangkan keelingan sunyi adalah dengan mengenali jeda di antara pikiran, di antara periode ocehan hati. Bila anda perhatikan dari dekat dengan keelingan yang tajam sewaktu satu pikiran berakhir dan sebelum pikiran lainnya mulai -- DI SANA! Itulah keelingan sunyi.
Itu kemungkinan hanya sesaat pada mulanya namun ketika anda mengenali kesunyian singkat itu anda menjadi terbiasa dengannya, dan ketika anda menjadi terbiasa dengannya maka kesunyian itu berlangsung lebih lama. Anda mulai menikmati kesunyian itu, ketika akhirnya anda menemukannya, dan itulah mengapa ia tumbuh. Namun ingat, kesunyian itu pemalu. Bila kesunyian mendengar anda berbicara mengenainya, ia lenyap seketika!
Sangatlah baik bagi masing-masing kita bila dapat meninggalkan kata-kata hati dan tinggal dalam keelingan sunyi atas saat kini secara cukup lama untuk menyadari betapa menyenangkannya hal itu. Kesunyian jauh lebih menghasilkan kebijaksanaan dan kejernihan daripada berpikir. Sewaktu anda menyadari betapa jauh lebih menyenangkan dan berharganya sunyi di dalam, maka kesunyian menjadi lebih menarik dan penting bagi anda. Kesunyian Hati menjadi kecenderungan pikiran. Pikiran mencari kesunyian terus-menerus, sampai pada titik di mana ia hanya berpikir bila benar-benar perlu, hanya bila ada maksudnya. Karena, pada tahap ini, anda telah menyadari bahwa kebanyakan pemikiran kita betul-betul tak berarti, bahwa itu tidak menghantarkan anda ke mana-mana, hanya memberikan anda lebih banyak sakit kepala, anda dengan gembira dan mudah menghabiskan banyak waktu dalam keheningan hati.
Tahap kedua dari meditasi ini, lantas, adalah *keelingan sunyi atas saat kini*. Anda boleh menghabiskan bagian terbesar waktu anda hanya mengembangkan kedua tahap ini oleh sebab bila anda dapat sampai begini jauh anda telah melangkah jauh sekali dalam meditasi anda. Dalam keelingan sunyi atas "Hanya Sekarang" itu anda akan mengalami lebih banyak kedamaian, kebahagiaan dan kebijaksanaan sesudahnya.
Bila anda ingin melangkah lebih jauh, maka daripada eling secara sunyi atas apapun yang datang ke dalam pikiran, anda memilih keelingan sunyi saat kini atas hanya SATU HAL. SATU HAL tersebut dapat berupa pengalaman akan nafas, gagasan mengenai cinta kasih (METTA), lingkaran berwarna yang dibayangkan pikiran (KASINA) atau beberapa lainnya, yang kurang umum, sebagai titik pusat bagi keelingan. Di sini kita akan gambarkan keelingan sunyi saat kini atas nafas.
Memilih untuk memusatkan perhatian kita atas satu hal adalah melepaskan keberagaman dan bergerak ke arah lawannya, kesatuan. Ketika pikiran mulai menyatu, menopang perhatian hanya pada satu hal, pengalaman akan kedamaian, kebahagiaan dan kekuatan bertambah secara berarti. Anda temukan di sini bahwa keberagaman kesadaran -- bagaikan memiliki enam telepon di meja kita yang berdering bersamaan -- adalah suatu beban, dan melepaskan keberagaman ini -- hanya membiarkan satu telepon, saluran pribadi di meja kita -- adalah suatu kelegaan hingga membangkitkan kebahagiaan. Pemahaman bahwa keberagaman adalah sebuah beban itu penting untuk dapat menetap pada nafas.
Bila anda telah mengembangkan keelingan sunyi atas saat kini dengan cermat selama jangka waktu yang panjang, maka anda akan menemukannya cukup mudah untuk mengalihkan keelingan tersebut pada nafas dan mengikuti nafas tersebut dari saat ke saat tanpa henti. Ini oleh sebab dua rintangan utama dari meditasi pernafasan telah ditundukkan. Yang pertama dari dua rintangan ini adalah kecenderungan pikiran untuk melenceng ke dalam masa lalu atau masa depan, dan rintangan kedua adalah kata-kata hati. Inilah mengapa saya mengajarkan dua tahap awal berupa keelingan saat kini dan keelingan sunyi atas saat kini sebagai persiapan yang kokoh untuk meditasi yang lebih mendalam atas nafas.
Seringkali terjadi bahwa para meditator memulai meditasi pernafasan sewaktu pikiran mereka masih berlompat-lompat antara masa lalu dan masa depan, dan sewaktu keelingan sedang ditenggelamkan oleh ulasan hati. Dengan tiada persiapan mereka temukan meditasi pernafasan itu begitu sulit, bahkan mustahil dan menyerah dalam keputusasaan. Mereka menyerah oleh sebab mereka tidak memulai pada tempat yang benar. Mereka tidak melakukan pekerjaan awal sebelum mengambil nafas sebagai pusat perhatian mereka. Namun, bila pikiran telah dipersiapkan secara baik dengan menyelesaikan dua tahap pertama ini maka anda akan temukan sewaktu anda beralih ke nafas, anda dapat menetapkan perhatian anda padanya dengan mudah. Bila anda menemukannya sulit untuk menjaga perhatian pada nafas anda maka ini adalah sebuah tanda bahwa anda tergesa-gesa dalam dua tahap pertama. Kembalilah pada latihan-latihan awal! Kesabaran yang cermat adalah jalan tercepat.
Sewaktu anda berpusat pada nafas, anda berpusat pada pengalaman akan nafas yang terjadi sekarang. Anda mengalami "sesuatu yang memberitahu anda apa yang nafas sedang lakukan", entah itu sedang masuk atau keluar atau di antaranya. Beberapa guru bilang agar memperhatikan nafas di ujung hidung, beberapa bilang agar memperhatikannya di perut, dan beberapa bilang agar memindahkannya ke sini dan kemudian memindahkannya ke sana. Saya temukan lewat pengalaman bahwa tidak masalah di mana anda memperhatikan nafas. Kenyataannya lebih baik tidak melokasikan nafas di manapun!
Bila anda melokasikan nafas di ujung hidung maka itu menjadi keelingan hidung, bukan keelingan nafas, dan bila anda melokasikannya di perut maka itu menjadi keelingan perut. Coba ajukan pada diri anda pertanyaan ini sekarang "Apakah saya sedang menarik nafas ataukah mengeluarkan nafas? Bagaimana anda tahu? Di situ!". Pengalaman itu yang memberitahu anda apa yang nafas sedang lakukan, itulah apa yang anda pusatkan dalam meditasi pernafasan. Lepaskan semua keprihatinan mengenai di mana pengalaman ini berlokasi; pusatkan hanya pada pengalaman itu saja.
Penghalang yang umum pada tahap ini adalah kecenderungan untuk mengendalikan pernafasan, dan ini membuat pernafasan tidak nyaman. Untuk mengatasi penghalang ini, bayangkan bahwa anda hanya seorang penumpang dalam sebuah mobil yang melihat melalui jendela kepada nafas anda. Anda bukanlah si pengemudi, bukan pula seorang "pengemudi belakang", jadi berhentilah memberikan perintah-perintah, lepaskan dan nikmati perjalanannya. Biarkan nafas melakukan pernafasan selagi anda sekadar memperhatikannya tanpa ikut campur.
Sewaktu anda tahu nafas sedang masuk, atau nafas sedang keluar, untuk katakanlah seratus nafas secara berturut-turut, tidak terlewat satupun, maka anda telah mencapai apa yang saya sebut tahap ketiga dari meditasi ini, *perhatian terus-menerus pada nafas*. Ini lebih damai dan bahagia daripada tahap sebelumnya. Untuk melangkah lebih jauh, anda sekarang mengarah pada perhatian terus-menerus sepenuhnya pada nafas.
Tahap keempat ini, atau *perhatian terus-menerus sepenuhnya pada nafas*, muncul ketika perhatian seseorang meluas untuk mencakup tiap saat dari nafas. Anda mengetahui nafas-masuk pada saat yang paling awal, sewaktu sensasi pertama dari nafas-masuk muncul. Kemudian anda mengamati sensasi-sensasi tersebut berkembang secara bertahap di sepanjang seluruh nafas-masuk, tak terlewat bahkan satu saat pun dari nafas-masuk. Ketika nafas-masuk tersebut selesai, anda mengetahui saat tersebut, anda melihat dalam pikiran anda pergerakan terakhir dari nafas-masuk. Anda kemudian melihat saat berikutnya sebagai sebuah jeda di antara nafas, dan kemudian banyak jeda-jeda lainnya sampai nafas-keluar dimulai. Anda melihat saat pertama dari nafas-keluar dan tiap sensasi berikutnya ketika nafas-keluar berjalan, sampai nafas-keluar lenyap sewaktu fungsinya selesai. Semua ini dilakukan dalam kesunyian dan hanya di dalam saat kini.
Anda mengalami setiap bagian dari tiap nafas-masuk dan nafas-keluar, secara terus-menerus selama beratus-ratus nafas berturut-turut. Inilah mengapa tahap ini disebut "perhatian terus-menerus SEPENUHNYA pada nafas'. Anda tidak dapat mencapai tahap ini lewat kekuatan, lewat pencengkeraman atau penggenggaman. Anda hanya dapat mencapai tingkat keheningan ini dengan melepas segalanya di seluruh semesta raya, kecuali pengalaman sesaat dari nafas ini yang terjadi secara sunyi sekarang. "Anda" tidak mencapai tahap ini; pikiran mencapai tahap ini. Pikiran melakukan pekerjaannya sendiri. Pikiran mengenali tahap ini sebagai kediaman yang sangat damai dan menyenangkan, sendirian saja bersama nafas. Inilah di mana si "pelaku", bagian utama dari ego seseorang, mulai lenyap.
Anda akan temukan bahwa kemajuan terjadi tanpa usaha pada tahap meditasi ini. Anda hanya harus menyingkir dari jalan, melepas, dan memperhatikan itu semua terjadi. Pikiran akan secara otomatis condong, hanya bila anda membiarkannya, ke arah penyatuan yang sangat sederhana, damai dan nikmat berupa sendirian bersama satu hal, sendirian saja bersama nafas dalam masing-masing dan tiap-tiap saat. Inilah penyatuan pikiran, penyatuan dalam saat kini, penyatuan dalam keheningan.
Tahap keempat adalah apa yang saya sebut "papan loncat" dari meditasi, oleh sebab dari sini orang dapat terjun ke dalam keadaan penuh bahagia. Ketika anda sekadar menjaga penyatuan kesadaran ini, dengan tidak ikut campur, nafas akan mulai melenyap. Nafas tampak berangsur pudar ketika pikiran sebaliknya berpusat pada apa yang berada di tengah pengalaman akan nafas, yaitu kedamaian, kebebasan dan kebahagiaan yang menakjubkan.
Pada tahap ini saya menggunakan istilah "nafas yang indah". Di sini pikiran mengenali bahwa nafas damai ini luar biasa indahnya. Anda eling akan nafas yang indah ini secara terus-menerus, saat demi saat, tanpa ada jeda dalam rantai pengalaman. Anda hanya eling akan nafas yang indah itu, tanpa usaha, dan selama waktu yang sangat panjang.
Sekarang anda biarkan nafas lenyap dan yang tertinggal hanyalah "yang indah". Keindahan tak berwujud menjadi satu-satunya objek pikiran. Pikiran sekarang mengambil objeknya sendiri. Anda sekarang sama sekali tidak eling akan nafas, tubuh, pikiran, suara atau dunia di luar. Apa yang anda elingi hanyalah keindahan, kedamaian, kebahagiaan, cahaya atau apapun yang pencerapan anda nanti menyebutnya. Anda mengalami hanya keindahan, dengan tiada sesuatupun yang indah, secara terus-menerus, tanpa usaha. Anda telah lama melepas ocehan hati, melepas penggambaran hati dan penilaian. Di sini, pikiran begitu heningnya hingga anda tak dapat berkata apapun.
Anda baru saja mengalami berbunganya kebahagiaan yang pertama dalam pikiran. Kebahagiaan yang akan berkembang, tumbuh, menjadi sangat kokoh dan kuat. Dengan demikian anda masuk ke dalam keadaan meditasi yang disebut Jhana. Namun itu untuk Bagian 3 dari ceramah ini!
Bagian 3
Bagian 1 dan 2 menggambarkan empat tahap pertama (sebagaimana mereka disebut di sini) dari meditasi, yaitu:1. Keelingan saat kini.
2. Keelingan sunyi atas saat kini.
3. Keelingan sunyi saat kini atas nafas.
4. Perhatian terus-menerus sepenuhnya pada nafas.
Masing-masing tahap ini perlu dikembangkan dengan baik sebelum masuk ke dalam tahap berikutnya. Sewaktu orang tergesa-gesa melewati "tahap-tahap pelepasan" ini maka tahap yang lebih tinggi tidak akan tercapai. Ini mirip mendirikan bangunan tinggi dengan landasan yang kurang kokoh. Lantai pertama dibangun dengan cepat, begitu pula lantai kedua dan ketiga. Sewaktu lantai keempat ditambahkan, strukturnya mulai goyah sedikit. Kemudian ketika mereka mencoba menambahkan lantai kelima kesemuanya ambruk.
Jadi mohon gunakan banyak waktu pada empat tahap awal ini, membuat mereka semuanya kokoh dan stabil, sebelum melangkah ke dalam tahap kelima. Anda mesti mampu menjaga tahap keempat, "perhatian terus-menerus sepenuhnya pada nafas", eling atas tiap saat dari nafas tanpa jeda, selama dua atau tiga ratus nafas berturut-turut dengan mudah. Saya tidak mengatakan agar menghitung nafas selama tahap ini, namun saya memberikan petunjuk jangka waktu di mana orang mesti tinggal dalam tahap 4 sebelum melangkah lebih lanjut. Dalam meditasi, kesabaran adalah jalan tercepat!
Tahap kelima disebut "*perhatian terus-menerus sepenuhnya pada nafas yang indah*". Seringkali, tahap ini mengalir secara alami, tanpa kelim, dari tahap sebelumnya. Ketika perhatian penuh seseorang menetap dengan mudah dan terus-menerus pada pengalaman akan nafas, dengan tiada sesuatupun mengganggu aliran keelingan yang rata, nafas tersebut menjadi tenang. Ia berubah dari nafas biasa yang kasar, menjadi "nafas indah" yang sangat halus dan damai. Pikiran mengenali nafas indah ini dan menikmatinya. Pikiran mengalami kepuasan yang semakin mendalam. Membahagiakan sekadar berada di sana memperhatikan nafas indah ini. Pikiran tidak perlu didorong. Ia tinggal bersama nafas indah ini dengan sendirinya. "Anda" tidak melakukan apapun.
Bila anda mencoba melakukan sesuatu pada tahap ini, anda mengganggu keseluruhan proses, keindahannya hilang dan, laksana mendarat di kepala ular dalam permainan ular tangga, anda jatuh mundur beberapa tingkat. Si "pelaku" harus lenyap dari tahap meditasi ini, dengan hanya si "pemerhati" mengamati secara pasif.
Sebuah cara yang membantu untuk mencapai tahap ini adalah dengan mematahkan kesunyian hati sekali saja, dan dengan lembut katakanlah pada diri anda: "Tenang". Itu saja. Pada tahap meditasi ini, pikiran biasanya begitu peka hingga sentuhan sedikit saja seperti ini menyebabkan pikiran mengikuti perintah tersebut dengan patuh. Nafas menjadi tenang dan nafas yang indah muncul.
Sewaktu anda secara pasif mengamati hanya nafas indah itu setiap saat, pencerapan akan (nafas) "masuk" atau (nafas) "keluar", atau awal atau pertengahan atau akhir dari sebuah nafas, semuanya mesti dibiarkan lenyap. Yang diperhatikan hanyalah pengalaman akan nafas indah ini yang terjadi sekarang. Pikiran tidak mempedulikan pada bagian daur nafas mana ini berada, tidak pula pada bagian tubuh mana ini terjadi. Di sini kita menyederhanakan objek meditasi, pengalaman akan nafas setiap saat, melucuti semua detail-detail yang tidak perlu, bergerak melampaui kemenduaan atas "masuk" dan "keluar", dan hanya eling akan nafas indah yang tampak halus dan berkesinambungan, hampir-hampir tak berubah sama sekali.
Jangan lakukan apapun sama sekali, dan lihat seberapa halus dan indah dan nirwaktu nafas tersebut dapat nampak. Lihat seberapa tenang anda dapat membiarkannya terjadi. Gunakan waktu untuk mengecap rasa manis dari nafas indah tersebut, yang semakin tenang, semakin manis.
Sekarang nafas tersebut akan lenyap, bukan sewaktu "anda" menginginkannya melainkan sewaktu terdapat cukup ketenangan, meninggalkan hanya "yang indah". Perumpamaan dari kesusastraan Inggris dapat membantu. Dalam "Alice in Wonderland"-nya Lewis Carrol, Alice dan Ratu Putih melihat visiun berupa kucing Cheshire yang tersenyum nampak di langit. Ketika mereka memperhatikannya, mula-mula ekor kucing itu lenyap, kemudian cakarnya diikuti oleh kaki-kakinya yang selebihnya. Segera badan kucing Cheshire itu seluruhnya lenyap meninggalkan hanya kepalanya, masih dengan sebuah senyuman. Kemudian kepalanya mulai pudar, dari telinga dan sungut ke dalam, dan segera kepala kucing yang tersenyum itu benar-benar lenyap -- kecuali senyumannya yang tetap tertinggal di langit!
Ini adalah sebuah senyuman tanpa bibir yang melakukan senyum, namun demikian sebuah senyuman yang nampak. Ini adalah analogi yang akurat bagi proses pelepasan yang terjadi pada titik ini dalam meditasi. Kucing dengan sebuah senyuman di wajahnya berarti nafas yang indah. Kucing tersebut lenyap menggambarkan nafas yang lenyap dan senyuman tak berwujud yang masih nampak di langit berarti objek mental murni "keindahan" yang nampak jelas dalam pikiran.
Objek mental murni ini disebut sebuah "NIMITTA". "Nimitta" berarti "tanda", di sini berupa tanda batiniah. Ini adalah objek nyata dalam alam pikiran (CITTA), dan sewaktu ia muncul untuk pertama kalinya ia luar biasa aneh. Orang sama sekali tidak pernah mengalami sesuatu seperti itu sebelumnya. Namun demikian, kegiatan batin yang disebut "pencerapan" mencari lewat tumpukan ingatan dari pengalaman hidupnya sesuatu yang bahkan hanya punya sedikit kemiripan agar dapat menyediakan sebuah gambaran bagi pikiran. Bagi kebanyakan meditator, "keindahan tak berwujud" ini, kenikmatan batiniah ini, dicerap sebagai sebuah cahaya yang indah. Ia bukanlah cahaya. Mata tertutup dan kesadaran penglihatan telah lama dipadamkan. Ia adalah kesadaran pikiran yang terbebas untuk pertama kalinya dari dunia lima indera. Ia laksana bulan purnama, yang di sini berarti pikiran yang cemerlang, keluar dari belakang awan, yang di sini berarti dunia lima indera. Ia adalah pikiran yang mengejawantah, bukan sebuah cahaya, namun bagi kebanyakan orang ia muncul seperti sebuah cahaya, ia dicerap sebagai sebuah cahaya, oleh sebab penggambaran yang tak sempurna inilah yang terbaik yang pencerapan dapat berikan.
Bagi para meditator lainnya, pencerapan memilih untuk menggambarkan munculnya pikiran untuk pertama kalinya ini dalam bentuk sensasi jasmaniah, semacam kesentosaan yang intens atau ekstasi. Sekali lagi, kesadaran tubuh (yang mengalami kenikmatan dan rasa sakit, panas dan dingin, dsb) telah lama ditutup dan ini bukanlah perasaan jasmaniah. Ia hanya "dicerap" sebagai mirip kenikmatan. Beberapa orang melihat cahaya putih, beberapa melihat bintang emas, beberapa melihat mutiara biru ... faktanya yang penting diketahui adalah bahwa mereka semua menggambarkan fenomena yang sama. Mereka semua mengalami objek mental murni yang sama dan detail-detail yang berbeda ini ditambahkan oleh pencerapan-pencerapan mereka yang berbeda.
Anda dapat mengenali sebuah nimitta lewat 6 ciri berikut: 1) Ia nampak hanya sesudah tahap kelima dari meditasi, sesudah meditator telah bersama nafas yang indah selama waktu yang panjang; 2) Ia muncul setelah nafas lenyap; 3) Ia hanya datang sewaktu lima indera luar berupa penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan dan peraba benar-benar absen; 4) Ia mengejawantah hanya dalam pikiran yang sunyi, sewaktu pikiran-pikiran pengulas (kata-kata hati) betul-betul absen; 5) Ia aneh namun sungguh menarik; 6) Ia berupa objek sederhana yang indah. Saya sebutkan ciri-ciri ini supaya anda mampu membedakan nimitta yang nyata dengan yang khayalan.
Tahap keenam, lantas, disebut "mengalami nimitta yang indah". Ia dicapai ketika orang melepas jasmani, pemikiran, dan lima indera (termasuk keelingan akan nafas) secara menyeluruh sehingga hanya nimitta yang indah tertinggal.
Kadang kala sewaktu nimitta pertama kali muncul ia bisa nampak "pudar". Dalam tahap ini, anda mesti segera kembali pada tahap meditasi sebelumnya, keelingan sunyi terus-menerus atas nafas yang indah. Anda beralih ke nimitta terlalu cepat. Kadang kala nimitta itu cemerlang namun tidak stabil, berpendar-pendar laksana lentera mercu suar dan kemudian lenyap. Lagi-lagi ini menunjukkan bahwa anda telah meninggalkan nafas yang indah terlalu dini. Seseorang mesti mampu menopang perhatiannya pada nafas yang indah dengan mudah selama waktu yang sangat panjang, sebelum pikiran mampu menjaga perhatian yang jernih pada nimitta yang jauh lebih halus. Jadi latihlah pikiran pada nafas yang indah, latihlah dengan sabar dan giat, kemudian ketika sudah waktunya untuk beralih ke nimitta, ia nampak cemerlang, stabil dan mudah untuk ditopang.
Penyebab utama mengapa nimitta nampak pudar adalah karena dalamnya kepuasan hati terlalu dangkal. Anda masih "menginginkan" sesuatu. Biasanya, anda menginginkan nimitta yang cemerlang atau anda menginginkan Jhana. Ingatlah, dan ini penting, Jhana-jhana adalah keadaan melepas, keadaan kepuasan hati yang luar biasa dalam. Jadi lepaskan pikiran yang lapar tersebut, kembangkan kepuasan hati pada nafas yang indah, maka nimitta serta jhana akan terjadi dengan sendirinya.
Penyebab utama mengapa nimitta tidak stabil adalah karena si "pelaku" tidak bisa berhenti ikut campur. Si "pelaku" merupakan pengendali, pengemudi belakang, yang selalu terlibat pada apa yang tidak semestinya dan mengacaukan segalanya. Meditasi ini adalah proses alami untuk sampai pada tetirah dan ia mewajibkan "anda" untuk menyingkir sepenuhnya dari jalan. Meditasi mendalam hanya muncul sewaktu anda betul-betul melepas, dan ini berarti BETUL-BETUL MELEPAS sampai pada titik di mana proses menjadi tak terakses oleh si "pelaku".
Sebuah cara yang cakap untuk mencapai pelepasan mendalam seperti itu adalah dengan secara sengaja menawarkan hadiah keyakinan pada nimitta tersebut. Patahkan kesunyian tersebut untuk sesaat saja, begitu lembutnya, dan bisikkan seolah-olah berada di dalam pikiran anda bahwa anda memberikan keyakinan sepenuhnya pada nimitta tersebut, sehingga si "pelaku" dapat melepas semua kendali dan lenyap. Pikiran, yang diwakili di sini oleh nimitta di hadapan anda, akan lantas mengambil alih proses selagi anda memperhatikan itu semua terjadi.
Anda tidak perlu untuk melakukan apapun di sini oleh sebab keindahan intens dari nimitta lebih daripada mampu untuk menahan perhatian tanpa bantuan anda. Hati-hatilah di sini, jangan melakukan penilaian. Pertanyaan-pertanyaan seperti "Apakah ini?", "Inikah Jhana?", "Apa yang mesti saya lakukan selanjutnya?", dan seterusnya merupakan pekerjaan dari "si pelaku" yang mencoba untuk terlibat kembali. Ini mengganggu proses tersebut. Anda boleh menilai segalanya ketika perjalanan selesai. Ilmuwan yang baik hanya menilai percobaannya ketika telah berakhir, sewaktu seluruh data masuk. Jadi sekarang, jangan menilai atau mencoba untuk memikirkannya. Tidak perlu menaruh perhatian pada sisi dari nimitta tersebut "Apakah itu bulat atau oval?", "Apakah sisinya jelas atau kabur?". Ini semua tidak perlu dan hanya mengarah lebih lanjut pada keberagaman, kemenduaan atas "di dalam" dan "di luar", serta gangguan.
Biarkan pikiran condong ke mana ia inginkan, yang biasanya di pusat nimitta. Pusatnyalah di mana bagian terindah terletak, di mana cahayanya paling cemerlang dan murni. Lepaskan dan nikmati saja perjalanannya ketika perhatian tertarik ke pusat dan jatuh ke dalamnya, atau ketika cahaya tersebut meluas ke sekeliling menyelubungi anda sepenuhnya. Ini, kenyataannya, merupakan pengalaman yang serupa dan sama namun dicerap dari titik pandang yang berbeda. Biarkan pikiran menyatu dalam kebahagiaan. Biarkan tahap ketujuh dari jalan meditasi ini, Jhana, muncul.
Terdapat dua rintangan umum di pintu menuju Jhana: kegembiraan dan ketakutan. Kegembiraan ialah menjadi bergairah. Bila, pada titik ini, pikiran berkata "Wah, ini dia!" maka Jhana kemungkinan besar tidak terjadi. Tanggapan "Wah" ini perlu dihilangkan demi kepasifan mutlak. Anda dapat menunda semua "Wah" sampai telah keluar dari Jhana, tempat mereka selayaknya. Rintangan yang lebih mungkin, adalah ketakutan. Ketakutan muncul pada pengakuan atas kekuatan dan kebahagiaan dahsyat dari Jhana, atau bisa pula pada pengakuan bahwa untuk sepenuhnya masuk ke dalam Jhana, sesuatu harus ditinggalkan -- Anda! Si "pelaku" yang sunyi sebelum Jhana namun masih di sana. Di dalam Jhana, si "pelaku" hilang seluruhnya. Si "pemerhati" tetap berfungsi, anda tetap terjaga, namun seluruh kendali sekarang berada di luar jangkauan. Anda bahkan tak dapat membentuk secercah pikiran pun, apalagi membuat keputusan. Kehendak membeku, dan ini dapat nampak mengerikan bagi pemula. Tak pernah sebelumnya dalam hidup anda alami begitu terlucuti dari semua kendali namun begitu terjaga penuh. Ketakutannya merupakan ketakutan atas penyerahan sesuatu yang begitu pribadi berupa kehendak untuk bertindak.
Ketakutan ini bisa ditanggulangi lewat keyakinan dalam Ajaran Sang Buddha, disertai daya tarik kebahagiaan yang terletak di hadapan yang bisa dilihat sebagai imbalannya. Sang Buddha seringkali berkata bahwa kebahagiaan Jhana "mesti jangan ditakuti namun mesti diikuti, dikembangkan dan dilatih sering-sering" (LATUKIKOPAMA SUTTA, MAJJHIMA NIKAYA). Jadi sebelum ketakutan muncul, tawarkan rasa keyakinan penuh anda pada kebahagiaan tersebut dan jagalah iman dalam Ajaran Sang Buddha beserta teladan Siswa-siswa Mulia. Percayakan Dhamma dan biarkan Jhana memeluk anda dengan hangat demi pengalaman bahagia tanpa-usaha, tanpa-tubuh dan tanpa-ego yang akan paling mendalam dari hidup anda. Punyailah keberanian untuk sepenuhnya melepas kendali sementara waktu dan alami semua ini untuk diri anda sendiri.
Bila itu adalah sebuah Jhana maka akan berlangsung lama. Tak layak disebut Jhana bila berlangsung hanya beberapa menit. Biasanya, Jhana-jhana yang lebih tinggi bertahan selama berjam-jam. Sekali di dalamnya, tiada pilihan. Anda akan keluar dari Jhana hanya ketika pikiran telah siap untuk keluar, sewaktu "bahan bakar" pelepasan yang dibangkitkan sebelumnya terpakai habis. Ini merupakan keadaan kesadaran yang hening dan memuaskan yang sifat alaminya adalah untuk bertahan selama waktu yang sangat panjang. Ciri lainnya dari Jhana adalah bahwa ia terjadi hanya setelah nimitta dilihat sebagaimana di atas. Lagi pula, anda mesti ketahui bahwa selagi berada di dalam Jhana yang manapun adalah mustahil untuk mengalami tubuh (contohnya rasa sakit jasmaniah), mendengar suara dari luar atau menghasilkan pikiran apapun, bahkan tidak pula pikiran-pikiran yang "baik". Yang ada hanyalah kemanunggalan pencerapan yang jernih, sebuah pengalaman kebahagiaan tak-mendua yang berlanjut tak berubah selama waktu yang sangat panjang. Ini bukanlah lupa daratan [trance], namun sebuah keadaan keelingan yang meninggi. Ini dikatakan supaya anda sendiri dapat mengenali apa yang anda anggap Jhana itu nyata atau khayalan.
Terdapat banyak lagi pada meditasi, namun di sini hanya metode dasar yang telah digambarkan menggunakan tujuh tahap yang berpuncak dengan Jhana Pertama. Banyak lagi yang bisa dikatakan mengenai "lima penghalang" dan bagaimana mereka ditanggulangi, mengenai arti kewaspadaan dan bagaimana menggunakannya, mengenai Empat Satipatthana dan Empat Dasar Kegaiban (IDDHIPADA) dan Lima Daya (INDRIYA) dan, tentu saja, mengenai Jhana-jhana yang lebih tinggi. Semua ini berhubungan dengan latihan meditasi namun mesti ditunda untuk kesempatan lain.
Bagi mereka yang salah arah mengganggap ini semua "hanya latihan Samatha" tanpa berkenaan dengan Wawasan (VIPASSANA), mohon mengerti bahwa ini bukanlah Vipassana maupun Samatha. Ini disebut "Bhavana" [pengembangan batin/cy], metode yang diajarkan oleh Sang Buddha dan diulang dalam Tradisi Hutan di Thailand Timur Laut di mana guru saya, YM Ajahn Chah, merupakan bagian darinya. Ajahn Chah seringkali berkata bahwa Samatha dan Vipassana tidak dapat dipisahkan, tidak pula pasangan tersebut dapat dikembangkan di luar Pandangan Benar, Tekad Benar, Prilaku Benar dan seterusnya. Sesungguhnya, untuk membuat kemajuan dalam tujuh tahap di atas, meditator perlu pemahaman dan penerimaan atas Ajaran Sang Buddha dan aturan latihan seseorang harus murni. Wawasan akan diperlukan untuk mencapai masing-masing dari tahap-tahap ini, yaitu wawasan ke dalam makna dari "pelepasan". Semakin jauh orang mengembangkan tahap-tahap ini, semakin dalam wawasannya, dan bila anda telah mencapai sejauh Jhana maka itu akan mengubah seluruh pemahaman anda. Bisa dikatakan,
Wawasan berdansa di sekitar Jhana dan Jhana berdansa di sekitar Wawasan. Inilah Jalan menuju Nibbana sebab, Sang Buddha berkata, "bagi ia yang memperturuti Jhana, empat hasil bisa diharapkan: Pemenang Arus, Yang Kembali Sekali, Yang Tak Kembali, atau Arahat"
(PASADIKA SUTTA, DIGHA NIKAYA).
Ajahn Brahmavamso
Perth, Western Australia, 1998
Pandangan Hidup Seorang Guru Tao
Pandangan hidup seorang guru TAO
Ada tiga orang yang sedang mengamati wortel di depannya. Yang pertama berusaha mengamati dari dekat dan mengatakan “ wortel ini terlalu kecil mungkin kena penyakit atau memang bibitnya kurang bagus” wortel itupun diletakkan kembali. Kemudian orang kedua mendekati wortel itu dan memegangnya “ wah wortel ini kurang segar mungkin sudah lama di panen terus kepanasan akibatnya kelihatan pucat” wortel itu diletakkan kembali. Tibalah giliran orang yang ketiga mendekati wortel tersebut. Tanpa berkata apapun, orang tersebut langsung memakannya.Dialah guru tao.
Kita kadang terlalu banyak berpikir tanpa tindakan yang nyata dalam kehidupan ini. Lihatlah kehidupan ini begitu cepat berjalan. Tahun berganti tahun bulan berganti bulan begitu cepatnya. Kita masih ingat masa kecil kita sewaktu masih kelas satu sekolah dasar. Tapi sekarang kita telah memiliki anak yang sudah besar atau bahkan sudah lulus kuliah. Padahal perasaan kita baru kemarin kita dilahirkan, tapi sekarang sudah punya cucu. Begitulah yang terjadi.Memang benar apa yang dikatakan teori relatifitas waktu. Waktu adalah relative. Disaat susah kita merasa waktu begitu lama atau bahkan terasa berhenti berjalan. Tapi disaat bahagia ternyata waktu begitu cepat.
Nikmatilah hidup yang Cuma sebentar ini demi mewujudkan kebahagiaan bersama. Berbuat baiklah sekarang jangan ditunda-tunda. Karena waktu sangatlah cepat. Janganlah membuang waktu hanya untuk memikirkan kejelekan orang lain. Pikirkanlah diri sendiri secara terus menerus untuk menuju kearah perbaikan sampai tidak sempat berpikir tentang kejelekan orang lain.
Ada tiga orang yang sedang mengamati wortel di depannya. Yang pertama berusaha mengamati dari dekat dan mengatakan “ wortel ini terlalu kecil mungkin kena penyakit atau memang bibitnya kurang bagus” wortel itupun diletakkan kembali. Kemudian orang kedua mendekati wortel itu dan memegangnya “ wah wortel ini kurang segar mungkin sudah lama di panen terus kepanasan akibatnya kelihatan pucat” wortel itu diletakkan kembali. Tibalah giliran orang yang ketiga mendekati wortel tersebut. Tanpa berkata apapun, orang tersebut langsung memakannya.Dialah guru tao.
Kita kadang terlalu banyak berpikir tanpa tindakan yang nyata dalam kehidupan ini. Lihatlah kehidupan ini begitu cepat berjalan. Tahun berganti tahun bulan berganti bulan begitu cepatnya. Kita masih ingat masa kecil kita sewaktu masih kelas satu sekolah dasar. Tapi sekarang kita telah memiliki anak yang sudah besar atau bahkan sudah lulus kuliah. Padahal perasaan kita baru kemarin kita dilahirkan, tapi sekarang sudah punya cucu. Begitulah yang terjadi.Memang benar apa yang dikatakan teori relatifitas waktu. Waktu adalah relative. Disaat susah kita merasa waktu begitu lama atau bahkan terasa berhenti berjalan. Tapi disaat bahagia ternyata waktu begitu cepat.
Nikmatilah hidup yang Cuma sebentar ini demi mewujudkan kebahagiaan bersama. Berbuat baiklah sekarang jangan ditunda-tunda. Karena waktu sangatlah cepat. Janganlah membuang waktu hanya untuk memikirkan kejelekan orang lain. Pikirkanlah diri sendiri secara terus menerus untuk menuju kearah perbaikan sampai tidak sempat berpikir tentang kejelekan orang lain.
JAMAN EDAN
SYAIR RONGGO WARSITO
"SAIKI JAMANE JAMAN EDAN
YEN ORA EDAN ORA KEDUMAN
SAK BEJO BEJONE WONG KANG EDAN
ISIH BEJO WONG KANG ELING LAN WASPODO"
Terjemahan:
Sekarang jamannya jaman gila
Kalau ndak ikut gila ndak mendapatkan apa-apa
Walaupun kelihatan beruntung orang gila itu
Namun lebih beruntung orang yang sadar dan waspada
Syair diatas begitu tepat menggambarkan keadaan sekarang.Padahal syair itu telah ditulis berabad-abad lamanya oleh seorang pujangga besar di kerajaan surakarta.Pada saat itu terjadi seperti digambarkan dalam syair yaitu masa gila.Karena pemimpin hanya memikirkan perutnya sendiri dan mengabaikan rakyatnya.banyak orang-orang yang mengabaikan tuntunan agama dan mengumbar hawa nafsu.
Apakah kita harus ikut arus kegilaan ini? tentu saja tidak. Kuatkan iman dan mantapkan niat untuk selalu menjadi yang terbaik dalam mengabdi pada Nya. Berbuatlah yang adil dan bijaksana,demi kebahagiaan seluruh rakyat yang kita pimpin.
Setiap diri kita adalah pemimpin. Ada pemimpin keluarga yang mengarahkan seluruh potensi keluarga untuk mencapai kebahagiaan sejati. Bagaimana mendidik istri, anak-anak, saudara dekat, dan orang-orang sekitar kita? Kalau kita merasa bertanggungjawab terhadap kemajuan moral maupun intelektual mereka, berarti kita telah sesuai sebagai pemimpin.
Menjadi orang jujur sangatlah berat. Menjadi orang baik apalagi. Namun dengan memilih untuk jujur dan baik, saya yakin kita akan memperoleh kebahagiaan yang jauh lebih besar dari semuanya.
memaafkan musuh
Ada sebuah kisah pada jaman nabi masih hidup. Pada saat itu sedang terjadi perang antara pasukan muslim yang di pimpin oleh Ali bin abi thalib dengan pasukan kafir. Pada saat itu pasukan muslim sudah mampu mendesak pasukan musuh. Terlihat ali begitu gigihnya bertempur melawan pimpinan pasukan musuh yang sudah mulai terdesak. Ketika pada saat ali akan menghujamkan pedang ke tubuh musuh tersebut tanpa di duga oleh ali, musuh tersebut meludahi ali tepat di wajahnya. Maka marahlah ali dan di puncak kemarahan itu ia berpikir akan segera menghabisi musuhnya. Tapi tiba-tiba pedang itu berhenti tepat didekat leher musuhnya, kemudian ali berpaling dan mengampuni musuh yang telah meludahinya tersebut.
Melihat itu semua, seorang sahabat yang lain bertanya kepada ali” wahai ali kenapa tidak engkau bunuh saja musuh itu, karena dia adalah orang jahat dan bahkan sudah meludahi mu ?”. kemudian ali menjawab “ justru karena dia telah meludahiku maka aku tidak jadi membunuhnya, aku takut jika aku membunuhnya bukan karena Allah melainkan karena kemarahanku akibat ludah itu”
Begitulah sifat pemimpin sejati. Seorang pemimpin tidak akan mengambil sikap menuruti nafsu nya. Tetapi benar-benar melalui pertimbangan yang matang dengan didasarkan pada prinsip keadilan dan kepatutan. Kita kadang-kadang memutuskan sesuatu hanya berdasarkan emosi sesaat. Akibatnya apa, penyesalan di kemudian hari. Marilah kita selalu mengambil keputusan dengan pikiran yang jernih dan pertimbangan yang matang. Ingatlah pepatah “ Jangan ambil keputusan ketika anda masih panas”
Melihat itu semua, seorang sahabat yang lain bertanya kepada ali” wahai ali kenapa tidak engkau bunuh saja musuh itu, karena dia adalah orang jahat dan bahkan sudah meludahi mu ?”. kemudian ali menjawab “ justru karena dia telah meludahiku maka aku tidak jadi membunuhnya, aku takut jika aku membunuhnya bukan karena Allah melainkan karena kemarahanku akibat ludah itu”
Begitulah sifat pemimpin sejati. Seorang pemimpin tidak akan mengambil sikap menuruti nafsu nya. Tetapi benar-benar melalui pertimbangan yang matang dengan didasarkan pada prinsip keadilan dan kepatutan. Kita kadang-kadang memutuskan sesuatu hanya berdasarkan emosi sesaat. Akibatnya apa, penyesalan di kemudian hari. Marilah kita selalu mengambil keputusan dengan pikiran yang jernih dan pertimbangan yang matang. Ingatlah pepatah “ Jangan ambil keputusan ketika anda masih panas”
Bahagiakah Anda
Bila anda saat ini merasa bahagia bersyukurlah karena rasa syukur akan meningkatkan kebahagiaan yang anda terima. Bila anda merasa tidak bahagia,bersyukurlah juga bahwa anda menyadarinya. Dengan menyadari bahwa anda tidak bahagia berarti ada peluang untuk anda bisa berbahagia. Rubahlah perasaan anda yang tidak bahagia menjadi perasaan yang berbahagia. Mengapa? Karena semesta akan melipat gandakan perasaan kita entah bahagia atau tidak. Apakah semudah itu mengubah perasaan? Jawabannya tergantung pada anda. Bila anda mengatakan mudah, tentu mudah mengubahnya tapi bila anda mengatakan sulit, ya sulit untuk mengubahnya. Semuanya tergantung pada anda sendiri.
Rasa bahagia muncul apabila suatu keinginan yang kita harapkan tercapai. Apalagi kalau itu melebihi yang kita targetkan. Tapi bagaimana bila keinginan kita tidak tercapai, haruskah kita tidak bahagia? Lagi-lagi jawababannya tergantung pada diri anda sendiri. Bila anda menanggapnya harus berarti anda harus bersedih. Tapi bila anda menganggapnya tidak harus, berarti ada kemungkinan lain yang bisa anda ekspresikan ketika hasilnya tidak sesuai keinginan anda.
Mungkin anda akan bertanya bukankah wajar jika kita bersedih atau kecewa terhadap sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan kita? Bukankah itu sah sah saja bila seseorang menderita jika keinginannya tidak bisa tercapai? dan seterusnya…..dan seterusnya……Baiklah anda mungkin bisa berargumentasi bla…..bla……bla……yang banyak sekali. Menurut penulis hal itu wajar saja, namun menjadi tidak wajar jika itu menjadi keharusan. Penulis bertanya apakah dengan merasakan penderitaan itu, kesedihan itu, hal-hal yang telah terjadi akan bisa berubah? Apakah hal hal yang tidak tercapai menjadi tercapai? Jawabannya tentu tidak kan?Kalau begitu apa manfaatnya kita bersedih atau menderita? Lebih baik kita berfokus pada analisa hal-hal apa saja yang perlu kita rubah untuk mencapai hasil lebih baik. Itu akan lebih bermanfaat bagi kemajuan kita di masa depan.
Adakah kebahagiaan yang tidak tergantung pada hasil yang kita capai? Entah itu sedikit atau banyak yang ada hanyalah bahagia? Pernahkah anda mengalaminya? Coba anda renungkan sejenak adakah kebahagiaan semacam itu?..............
Pernahkah anda kehujanan di tengah jalan, kemudian berteduh disebuah gubug.Pada saat itu hujan sangatlah deras disertai petir yang meraung-raung sehingga mustahil untuk meneruskan perjalanan.Mau tak mau anda harus beristirahat di sebuah gubug terdekat. Sementara masih kedinginan ,tiba-tiba dari dalam gubug itu muncul seorang nenek keluar sambil membawa sepiring ubi hangat dan berkata “Nak ini ada sepiring ubi hangat silakan memakannya semoga bisa menghangatkan badanmu”. Bagaimanakah perasaan anda pada saat itu? Berbahagiakah anda? Tentu anda berbahagia. Padahal itu bukanlah sesuatu yang anda inginkan sebelumnya. Tapi ternyata kebahagiaan seperti itu justru lebih mengharukan bukan?
Ternyata banyak kebahagiaan yang bisa kita peroleh dari kehidupan ini.Janganlah anda membatasi kebahagiaan anda hanya pada hal-hal tertentu saja dan melupakan hal-hal lain yang mungkin lebih besar dan lebih luas. Selamat mengarungi samudra kebahagiaan semoga hari-hari kita berbahagia.
Rasa bahagia muncul apabila suatu keinginan yang kita harapkan tercapai. Apalagi kalau itu melebihi yang kita targetkan. Tapi bagaimana bila keinginan kita tidak tercapai, haruskah kita tidak bahagia? Lagi-lagi jawababannya tergantung pada diri anda sendiri. Bila anda menanggapnya harus berarti anda harus bersedih. Tapi bila anda menganggapnya tidak harus, berarti ada kemungkinan lain yang bisa anda ekspresikan ketika hasilnya tidak sesuai keinginan anda.
Mungkin anda akan bertanya bukankah wajar jika kita bersedih atau kecewa terhadap sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan kita? Bukankah itu sah sah saja bila seseorang menderita jika keinginannya tidak bisa tercapai? dan seterusnya…..dan seterusnya……Baiklah anda mungkin bisa berargumentasi bla…..bla……bla……yang banyak sekali. Menurut penulis hal itu wajar saja, namun menjadi tidak wajar jika itu menjadi keharusan. Penulis bertanya apakah dengan merasakan penderitaan itu, kesedihan itu, hal-hal yang telah terjadi akan bisa berubah? Apakah hal hal yang tidak tercapai menjadi tercapai? Jawabannya tentu tidak kan?Kalau begitu apa manfaatnya kita bersedih atau menderita? Lebih baik kita berfokus pada analisa hal-hal apa saja yang perlu kita rubah untuk mencapai hasil lebih baik. Itu akan lebih bermanfaat bagi kemajuan kita di masa depan.
Adakah kebahagiaan yang tidak tergantung pada hasil yang kita capai? Entah itu sedikit atau banyak yang ada hanyalah bahagia? Pernahkah anda mengalaminya? Coba anda renungkan sejenak adakah kebahagiaan semacam itu?..............
Pernahkah anda kehujanan di tengah jalan, kemudian berteduh disebuah gubug.Pada saat itu hujan sangatlah deras disertai petir yang meraung-raung sehingga mustahil untuk meneruskan perjalanan.Mau tak mau anda harus beristirahat di sebuah gubug terdekat. Sementara masih kedinginan ,tiba-tiba dari dalam gubug itu muncul seorang nenek keluar sambil membawa sepiring ubi hangat dan berkata “Nak ini ada sepiring ubi hangat silakan memakannya semoga bisa menghangatkan badanmu”. Bagaimanakah perasaan anda pada saat itu? Berbahagiakah anda? Tentu anda berbahagia. Padahal itu bukanlah sesuatu yang anda inginkan sebelumnya. Tapi ternyata kebahagiaan seperti itu justru lebih mengharukan bukan?
Ternyata banyak kebahagiaan yang bisa kita peroleh dari kehidupan ini.Janganlah anda membatasi kebahagiaan anda hanya pada hal-hal tertentu saja dan melupakan hal-hal lain yang mungkin lebih besar dan lebih luas. Selamat mengarungi samudra kebahagiaan semoga hari-hari kita berbahagia.
Kegigihan Seekor Laba-laba
Semangat dan kegigihan seekor laba-laba di cerita berikut ini menginspirasi kita tentang semangat pantang menyerah yang luar biasa. Sesungguhnya setiap peristiwa yang terjadi di kehidupan kita ,menyedihkan atau menyenangkan,menguntungkan atau merugikan tergantung sudut pandang kita bagaimana kita melihatnya dan menanganinya. Inilah kisahnya;
Dikisahkan di sudut atap sebuah rumah tampak seekor laba-laba yang setiap hari bekerja dengan giat dan rajin membuat sarangnya. Suatu hari saat hujan deras rumah yang sudah tua itupun mengalami kebocoran dan sarang laba-labapun rusak. Tembok menjadi basah dan licin. Si laba-laba bersusah payah berusaha merayap naik untuk mengaun kembali sarangnya. Tetapi karena tembok licin si laba-laba terjatuh . Berusaha lagi dan jatuh lagi. Berulang ulang tetapi si laba-laba tetap berusaha dengan kegigihan yang luar biasa.
Saat itu di dalam rumah berpenghuni 3 orang kakak beradik. Kebetulan mereka secara bersamaan menyaksikan laba-laba itu. Ketiganya memberi komentar sebagai berikut.
Si sulung berkomentar “nasibku sama dengan laba-laba itu. Walaupun telah bersusah payah berusaha terus menerus tetapi hasilnya selalu gagal dan gagal terus.Yah begitulah nasibku. Berusaha sekuat apapun hasilnya nol”.
Pemuda yang kedua berpendapat”Laba-laba itu sangat bodoh sekali. Kenapa tidak ambil jalan pintas dengan memutar.Suatu saat kalau saya menghadapi masalah seperti itu saya akan mengambil jalan pintas dengan berbagai akal untuk menghindari kesulitan dan tidak perlu bersusah payah menghadapinya. Saya tidak akan seperti laba-laba yang bodoh itu”.
Lain lagi dengan pendapat sibungsu. Melihat kegigihan laba-laba hatinya tergugah tidak peduli berapa kali jatuh dia tetap bangkit dan berusaha.”Laba-laba itu begitu kecil tetapi mempunyai semangat yang pantang menyerah yang luar biasa. Saya harus belajar pada ketabahan dan keuletan dari laba-laba itu.Dengan mencontoh kegigihan dan semangat juang seperti itu saya pasti akan sukses”.
Kisah diatas sangat inspiratif sekali.
Saat kita menghadapi kesulitan karena penanganan yang berbeda dan persepsi berbeda akan menghasilkan kesuksesan berbeda pula.
Jika setiap kita menemukan rintangan kita berusah lari dan selalu mencari jalan pintas, pasti mental kita akan lemah dan rapuh. Tentu saya setuju dengan pendapat si bungsu bahwa kegigihan adalah sesuatu yang harus kita miliki demi mencapai kemajuan. Kita harus membiasakan diri melihat setiap masalah atau problem yang muncul sebagai sesuatu yang wajar dan harus dihadapi. Karena kematangan mental seseorang dibangun dari fondasi banyaknya kelemahan , kesulitan dan problem yang mampu diatasi. Jelas dengan kegigihan, ketabahan, dan usaha yang konsisten, kesuksesan yang kita peroleh pasti berkualitas dan membanggakan.
(Di nukil dari :andrie wongso dalam bukunya wisdom dan motivasi)
Dikisahkan di sudut atap sebuah rumah tampak seekor laba-laba yang setiap hari bekerja dengan giat dan rajin membuat sarangnya. Suatu hari saat hujan deras rumah yang sudah tua itupun mengalami kebocoran dan sarang laba-labapun rusak. Tembok menjadi basah dan licin. Si laba-laba bersusah payah berusaha merayap naik untuk mengaun kembali sarangnya. Tetapi karena tembok licin si laba-laba terjatuh . Berusaha lagi dan jatuh lagi. Berulang ulang tetapi si laba-laba tetap berusaha dengan kegigihan yang luar biasa.
Saat itu di dalam rumah berpenghuni 3 orang kakak beradik. Kebetulan mereka secara bersamaan menyaksikan laba-laba itu. Ketiganya memberi komentar sebagai berikut.
Si sulung berkomentar “nasibku sama dengan laba-laba itu. Walaupun telah bersusah payah berusaha terus menerus tetapi hasilnya selalu gagal dan gagal terus.Yah begitulah nasibku. Berusaha sekuat apapun hasilnya nol”.
Pemuda yang kedua berpendapat”Laba-laba itu sangat bodoh sekali. Kenapa tidak ambil jalan pintas dengan memutar.Suatu saat kalau saya menghadapi masalah seperti itu saya akan mengambil jalan pintas dengan berbagai akal untuk menghindari kesulitan dan tidak perlu bersusah payah menghadapinya. Saya tidak akan seperti laba-laba yang bodoh itu”.
Lain lagi dengan pendapat sibungsu. Melihat kegigihan laba-laba hatinya tergugah tidak peduli berapa kali jatuh dia tetap bangkit dan berusaha.”Laba-laba itu begitu kecil tetapi mempunyai semangat yang pantang menyerah yang luar biasa. Saya harus belajar pada ketabahan dan keuletan dari laba-laba itu.Dengan mencontoh kegigihan dan semangat juang seperti itu saya pasti akan sukses”.
Kisah diatas sangat inspiratif sekali.
Saat kita menghadapi kesulitan karena penanganan yang berbeda dan persepsi berbeda akan menghasilkan kesuksesan berbeda pula.
Jika setiap kita menemukan rintangan kita berusah lari dan selalu mencari jalan pintas, pasti mental kita akan lemah dan rapuh. Tentu saya setuju dengan pendapat si bungsu bahwa kegigihan adalah sesuatu yang harus kita miliki demi mencapai kemajuan. Kita harus membiasakan diri melihat setiap masalah atau problem yang muncul sebagai sesuatu yang wajar dan harus dihadapi. Karena kematangan mental seseorang dibangun dari fondasi banyaknya kelemahan , kesulitan dan problem yang mampu diatasi. Jelas dengan kegigihan, ketabahan, dan usaha yang konsisten, kesuksesan yang kita peroleh pasti berkualitas dan membanggakan.
(Di nukil dari :andrie wongso dalam bukunya wisdom dan motivasi)
Rahasia berpikir positif
Kebanyakan orang memandang situasi kini mereka dan berkata,”Inilah saya.”Sebenarnya diri anda saat ini bukanlah seperti itu.Itu hanya lah diri anda disaat lalu.Misalnya anda tidak mempunyai cukup uang di rekening bank,atau tidak memiliki relasi seperti yang anda inginkan,atau keluarga yang tidak seperti yang anda inginkan,atau kesehatan dan kebugaran anda yang tidak seperti anda inginkan.Itu bukanlah diri anda yang sesungguhnya;itu hanya sisa akibat dari pikiran dan tindakan masa lalu anda.Jadi dapat dikatakan kita selalu hidup di dalam sisa pikiran dan tindakan masa lalu.Ketika anda melihat keadaan diri anda pada saat kini,dan merumuskan diri dengan keadaan itu,anda menetukan masa depan yang sama.
“DIRI KITA ADALAH AKIBAT DARI APA YANG SUDAH KITA PIKIRKAN”
(Budha 563-483)
Saya ingin membagikan sebuah proses yang datang dari seorang guru besar,Neville Goddard,dalam sebuah kuliah yang di berikan pada tahun 1954,berjudul “Gunting pemangkas Perbaikan”.Proses ini mempunyai dampak yang besar bagi hidup penulis.Neville menganjurkan agar pada akhir hari,sebelumtidur,anda memikirkan kembali peristiwa-peristiwa hari itu.Jika ada peristiwa ata saat yang tidak berjalan sesuai dengan keinginan anda,putar kembali peristiwa itu dalam benak anda,selaras dengan keinginan anda.Keika anda menciptakan kembali peristiwa-peistiwa itu sesuai dengan apa yang anda inginkan,anda membersihkan frekwensi hari itu dan memancarkan sinyal dan frekwensi baru untuk esok hari.Anda telah dengan sengaja menciptakan gambar-gambar baru masa depan.Anda tidak pernah terlambat mengubah gambar-gambar anda.
(dinukil dari buku The Secret :Ronda Byrn)
Putuskan apa yan anda inginkan.
Yakini anda bisa memilikinya.
Yakini anda berhak mendapatkannya,dan
Yakini bahwa ini tidak mustahil bagi anda.
Kemudian setiap hari pejamkan mata beberapa menit.
Visualisasikan anda memiliki apa yang anda inginkan tersebut,
Rasakan perasaan-perasaan sudah memilikinya.
Keluarlah dari imajinasi itu,lalu
Fokuskan diri pada apa yang sudah anda syukuri,dan
Sungguh-sungguh menikmatinya.
Kemudian jalani hari anda, dan
Lepaskan semuanya kepada Semesta,dan
Percayalah bahwa semesta akan menemukan cara untuk mewujudkannya.
dari ketiadaan
Semua berawal dari ketiadaan dan akan kembali menuju ketiadaan pula.Lihatlah diri anda dulunya tidak ada kemudian sekarang ada dan suatu saat menjadi tiada lagi.Begitu seterusnya roda dunia ini berputar.Kalau kita menyadari bahwa kita hanya sementara hidup di dunia pasti kita akan memanfaatkan hidup yang Cuma sebentar ini untuk selalu berbuat lebih baik dan lebih baik lagi.
Ada sebuah kisah yang pernah penulis baca.Dikisah itu digambarkan bagaimana seorang pengusaha yang kaya raya dan sukses luar biasa,tiba-tiba mengalami sakit yang amat parah dan tidak bisa disembuhkan.Pengusaha itu sakit leukemia atau kanker darah yang tidak bias disembuhkan. Menurut dokter usianya tinggal 6 bulan lagi.Itupun kalo orang tersebut mau dirawat di dalam ruang kusus selama 6 bulan itu.
Setiap hari ada saja yang datang ke ruang RS tersebut tapi bukan untuk menjenguk melainkan petugas dari bank yang meminta tanda tangannya untuk menyita asset yang dia miliki satu persatu.Karena pada saat perusahaan nya tumbuh bagus dia memberanikan pinjam ke bank dengan jumlah besar tapi jaminannya adalah seluruh asset yang dia miliki.
Bayangkan bagaimana hancur hati pengusaha itu.Sudah sakit parah masih ditambah masalah keuangan seperti itu.Dia merasakan bahwa ternyata hidup itu sangat singkat dan sungguh-sungguh tidak sebanding dengan penderitaan dia sekarang.
Bahkan sempat terpikir olehnya betapa Tuhan tidak adil kepada nya.Apa salah dia sehingga harus memikul beban derita yang begitu besar.Bukankah selama ini dia begitu taat pada Tuhan dan tidak pernah berbuat dosa besar.
Disaat itu yang terbayang hanyalah kematiannya yang tinggal menunggu waktu.Setelah itu dia harus meninggalkan anak-anaknya yang masih kecil dan istrinya untuk berjuang sendiri.Sedangkan seluruh hartanya telah habis disita bank akibat perusahaannya tidak beroperasi lagi semenjak dia sakit.Oh Tuhan hanya kepada mulah aku titipkan keluargaku.Begitulah doanya pada saat itu.
Pada saat yang terdesak itu akhirnya dia memutuskan untuk melakukan perjalanan spiritual ke Tibet.Dengan tekad bulat apapun yang terjadi dia akan melupakan sakitnya dan dia akan memanfaatkan waktu yang sedkit itu untuk melakukan perjalanan ke Tibet,.
Begitu sampai di Tibet dia bertemu dengan seorang Lama atau Biksu.Singkat cerita dia ditunjukkan bahwa ketakutan terhadapa kematianlah yang mengakibatkan dia menderita seperti ini.Hadapilah kematan dengan senyum kebahagiaan maka ia akan lenyap.
Kontan saja si pengusaha tersebut menjadi sadar bahwa kematian yang dia takutkan adalah akibat pikiran yang tidak mau menerima.Kini dia tersadar dari kelalaian selama ini.Kemudian ditambah dengan minuman teh serta pemahaman yang benar tentang kematian itulah akhirnya si pengusaha itu sembuh dari sakitnya.
Sedangkan Lama yang menemui dia pada saat itu hilang entah kemana,namun benar benar telah meninggalkan sesuatu yang tak kan hilang selamanya.Akhirnya si pengusaha pulang ke negaranya dan menjad pembicara spiritual dan pengarang buku-buku spiritual yang laris.Hidupnya diabdikan untuk kemajuan spiritual umat manusia.
Keajaiban belum hilang dari muka bumi ini.Begitu kita percaya pada keajaiban,maka keajaiban itu akan terjadi.Bersyukurlah anda yang masih mempunyai banyak keajaiban dan masih merasakannya sampai sekarang.Bersyukurlah maka nikmat anda akan bertambah.
Sungguh kehadiran kita di dunia ini pada dasarnya adalah sebuah keajaiban.Perhatikan bagaimana bayi yang masih didalam kandungan kemudian dilahirkan.Bagaimana perkembangan balita dari sejak dilahirkan sampai bisa bicara,merangkak,jalan dan seterusnya,semua itu adalah bukti bahwa keajaiban masih ada.
Kita tidak tahu sampai berapa usia kita masih tersisa.Mulailah sekarang untuk berbuat baik dan menebarkan kebaikan keseluruh dunia.Bila anda berbuat baik dan menolong orang lain berarti anda berbuat baik untuk anda sendiri.
Sewaktu masih kuliah penulis pernah memiliki teman yang divonis hidupnya tinggal 2 tahun lagi.Tapi apa yang terjadi sampai sekarang sudah 10 tahun lebih ternyata dia masih sehat dan bahkan bahagia dengan anak dan suaminya.Bukankah itu suatu keajaiban.Jangan pernah menyerah sebelum bel berbunyi.Tetaplah semangat dalam menjalani hidup sampai sang Maha Hidup mengambil hidup kita.Pasti hidup kita akan lebih bermakna.
Ada sebuah kisah yang pernah penulis baca.Dikisah itu digambarkan bagaimana seorang pengusaha yang kaya raya dan sukses luar biasa,tiba-tiba mengalami sakit yang amat parah dan tidak bisa disembuhkan.Pengusaha itu sakit leukemia atau kanker darah yang tidak bias disembuhkan. Menurut dokter usianya tinggal 6 bulan lagi.Itupun kalo orang tersebut mau dirawat di dalam ruang kusus selama 6 bulan itu.
Setiap hari ada saja yang datang ke ruang RS tersebut tapi bukan untuk menjenguk melainkan petugas dari bank yang meminta tanda tangannya untuk menyita asset yang dia miliki satu persatu.Karena pada saat perusahaan nya tumbuh bagus dia memberanikan pinjam ke bank dengan jumlah besar tapi jaminannya adalah seluruh asset yang dia miliki.
Bayangkan bagaimana hancur hati pengusaha itu.Sudah sakit parah masih ditambah masalah keuangan seperti itu.Dia merasakan bahwa ternyata hidup itu sangat singkat dan sungguh-sungguh tidak sebanding dengan penderitaan dia sekarang.
Bahkan sempat terpikir olehnya betapa Tuhan tidak adil kepada nya.Apa salah dia sehingga harus memikul beban derita yang begitu besar.Bukankah selama ini dia begitu taat pada Tuhan dan tidak pernah berbuat dosa besar.
Disaat itu yang terbayang hanyalah kematiannya yang tinggal menunggu waktu.Setelah itu dia harus meninggalkan anak-anaknya yang masih kecil dan istrinya untuk berjuang sendiri.Sedangkan seluruh hartanya telah habis disita bank akibat perusahaannya tidak beroperasi lagi semenjak dia sakit.Oh Tuhan hanya kepada mulah aku titipkan keluargaku.Begitulah doanya pada saat itu.
Pada saat yang terdesak itu akhirnya dia memutuskan untuk melakukan perjalanan spiritual ke Tibet.Dengan tekad bulat apapun yang terjadi dia akan melupakan sakitnya dan dia akan memanfaatkan waktu yang sedkit itu untuk melakukan perjalanan ke Tibet,.
Begitu sampai di Tibet dia bertemu dengan seorang Lama atau Biksu.Singkat cerita dia ditunjukkan bahwa ketakutan terhadapa kematianlah yang mengakibatkan dia menderita seperti ini.Hadapilah kematan dengan senyum kebahagiaan maka ia akan lenyap.
Kontan saja si pengusaha tersebut menjadi sadar bahwa kematian yang dia takutkan adalah akibat pikiran yang tidak mau menerima.Kini dia tersadar dari kelalaian selama ini.Kemudian ditambah dengan minuman teh serta pemahaman yang benar tentang kematian itulah akhirnya si pengusaha itu sembuh dari sakitnya.
Sedangkan Lama yang menemui dia pada saat itu hilang entah kemana,namun benar benar telah meninggalkan sesuatu yang tak kan hilang selamanya.Akhirnya si pengusaha pulang ke negaranya dan menjad pembicara spiritual dan pengarang buku-buku spiritual yang laris.Hidupnya diabdikan untuk kemajuan spiritual umat manusia.
Keajaiban belum hilang dari muka bumi ini.Begitu kita percaya pada keajaiban,maka keajaiban itu akan terjadi.Bersyukurlah anda yang masih mempunyai banyak keajaiban dan masih merasakannya sampai sekarang.Bersyukurlah maka nikmat anda akan bertambah.
Sungguh kehadiran kita di dunia ini pada dasarnya adalah sebuah keajaiban.Perhatikan bagaimana bayi yang masih didalam kandungan kemudian dilahirkan.Bagaimana perkembangan balita dari sejak dilahirkan sampai bisa bicara,merangkak,jalan dan seterusnya,semua itu adalah bukti bahwa keajaiban masih ada.
Kita tidak tahu sampai berapa usia kita masih tersisa.Mulailah sekarang untuk berbuat baik dan menebarkan kebaikan keseluruh dunia.Bila anda berbuat baik dan menolong orang lain berarti anda berbuat baik untuk anda sendiri.
Sewaktu masih kuliah penulis pernah memiliki teman yang divonis hidupnya tinggal 2 tahun lagi.Tapi apa yang terjadi sampai sekarang sudah 10 tahun lebih ternyata dia masih sehat dan bahkan bahagia dengan anak dan suaminya.Bukankah itu suatu keajaiban.Jangan pernah menyerah sebelum bel berbunyi.Tetaplah semangat dalam menjalani hidup sampai sang Maha Hidup mengambil hidup kita.Pasti hidup kita akan lebih bermakna.
Anda Adalah Magnet Yang Paling Kuat di Semesta
Anda adalah magnet yang paling kuat di semesta! Di dalam diri Anda terdapat sebuah magnet yang lebih kuat dari apapun yang ada di dunia. Daya magnetis yang tak terbayangkan ini di pancarkan melalui pikiran-pikiran anda.
Hukum tarik menarik mengatakan bahwa kemiripan menarik kemiripan. Jadi ketika Anda memikirkan suatu pikiran,anda juga menarik pikiran-pikiran serupa ke diri anda. Pernahkah anda mulai memikirkan sesuatu yang tidak terlalu anda sukai,dan semakin anda memikirkannya,tampaknya semakin memburuk? Ini disebabkan karena ketika anda memikirkan sebuah pikiran,hukum tarik menarik segera mendatangkan lebih banyak pikiran yang serupa dan membuat situasi tampak memburuk. Semakin anda memikirkannya,semakin kesal-lah anda.
Hal ini persis seperti anda browser di internet dengan menggunakan mesin pencari goolgle atau yahoo. Begitu anda mengetik satu kata ,maka akan muncul ribuan kata yang semirip.Sehingga bila kita mengetik kata bahagia maka akan muncul beribu-ribu kata kebahagiaan yang serupa. begitu pula sebaliknya bila anda mengetik kata sedih atau penderitaan,maka akan muncul beribu kata kesedihan yang semirip.seperti itulah yang terjadi pada pikiran kita.
Mungkin anda pernah mengalami penarikan pikiran-pikiran yang serupa ketika anda mendengarkan sebuah lagu,dan kemudian anda menemukan bahwa lagu itu terus menerus melekat di benak anda. Lagu itu terus diputar didalam kepala anda. Ketika anda mendengarkan lagu itu ,meskipun mungkin anda tidak menyadarinya,anda memberinya perhatian yang penuh serta memusatkan pikiran padanya. Ketika anda melakukan hal ini,anda menarik lebih banyak pikiran yang serupa dengan lagu itu,dan dengan demikian hukum tarik menarik mulai bertindak dan mendatangkan lebih banyak pikiran tentang lagu itu,lebih dan lebih lagi.
Hal itu semakin memperjelas bahwa pikiran akan mendatangkan yang serupa dengan yang kita pikiran saat itu. Kalau pikiran anda sedang buruk,dia akan menarik lebih banyak keburukan dalam hidup anda. Begitu sebaliknya,bila pikiran kita sedang baik,maka ia akan menarik lebih banyak kebaikan ke dalam diri kita.
Lantas bagaimana kita mengetahui pikiran kita sedang baik atau buruk? Jawabannya adalah melalui perasaan kita.Apakah perasaan anda pada saat ini sedang baik atau justru malah sedang buruk?
Bila perasaan anda sedang baik maka syukurilah dan terus pertahankan di dalam benak anda,karena perasaan baik akan mendatangkan semua kebaikan yang lebih besar kedalam diri anda.Namun bila perasaan anda sedang buruk maka ubahlah menjadi perasaan baik. Bagaimana caranya? Ibaratkan pikiran itu memiliki suatu frekwensi tertentu seperti gelombang radio.Bila kita tidak senang dengan frekwensi radio tertentu,apa yang akan kita lakukan?Tentu akan merubahnya ke frekwensi yang kita inginkan.
Tepat seperti itulah cara anda mengubah perasaan buruk itu,yaitu dengan memindahkan frekwensi gelombangnya ke gelombang yang membuat perasaan anda bahagia.Pikirkanlah hal yang baik tentang diri anda,tentang anak anda,tentang keinginan anda,atau kelucuan yang yang anda alami,atau apa sajalah yang mendatangkan kegembiraan pada anda. Secara otomatis perasaan anda akan membaik.semakin anda focus pada perasaan baik itu,semakin banyaklah kebaikan yang akan datang pada anda.
Jadilah Tuan dari pikiran anda sendiri. Jangan malah anda yang diperbudak oleh pikiran-pikiran kita sendiri.
Sekarang tanyakan pada diri anda sendiri
“BAGAIMANA PERASAAN SAYA SAAT INI?”
Subscribe to:
Posts (Atom)
About Me
- Didik sugiarto
- Halo sobat...nama saya Didik Sugiarto.....Saya bukanlah blogger profesional....hanya sekedar hobi ngeblog dan juga belajar cara mencari uang dengan blog.....adsense, amazon, clickbank dll.......semoga blog ini bermanfaat bagi kita semua.