Wednesday 11 March 2009

Mari Belajar dari Sejarah Bangsa Indonesia

Marilah kita sejenak belajar dari sejarah bangsa Indonesia. Jangan sampai kisah kelam bangsa ini terulang kembali. Mari kita saling memafkan dan bekerja sama demi kemajuan bangsa yang kita cintai ini. Cukup sudah air mata dan darah yang tertumpah sia-sia. Gambar2 berikut dapat kita jadikan renungan :

Soekarno 1968


Setelah turun dari puncak kekuasaan, Soekarno sempat menengok seorang Mayor yang sedang sakit di daerah Bogor. Disana ia mengeluh - ketika sedang berada di Sukabumi -rakyat seperti ketakutan melihatnya. Seperti penderita penyakit lepra yang harus dijauhi.

Disana Bung Karno baru tahu bahwa memang rakyat telah diintimidasi untuk tidak mendekati dirinya. Barang siapa yang terlihat mendekati, berbicara atau menyapa akan diinterogasi pihak militer. Hanya orang yang berani mengambil resiko berbicara dengan Bung Karno. Termasuk Sang mayor.

Transmigrasi

Salah satu program kependudukan yang menjadi icon Orde baru. Banyak cerita cerita dibalik penggusuran desa untuk untuk pembangunan. Pembuatan bendungan, pengentasan kemiskinan dan janji janji kehidupan yang lebih baik di tanah baru. banyak juga cerita dan derita tanah yang tandus, sulitnya menembus hutan, dan perjuangan hidup di tanah baru. Apa kabar program Transmigrasi sekarang ? masih relevankah ?

Soekarno cukur

Sebuah penggambaran Presdien Pertama Indonesia sedang dicukur rambutnya



Penembakan Mahasiswa - 1



Situasi penembakan Mahasiswa di depan Universitas Atmajaya - November 1998.
Photo : Indonesia in Soeharto’s years

Mereka Yang Hilang



Dipenghujung kekuasaannya, Rezim orde Baru menunjukan kepanikannya menghadapi gerakan gerakan Mahasiswa, seniman dan mereka yang menginginkan perubahan di negeri ini. Hanya satu cara untuk membungkamnya. Menculik. Sebagian dari mereka tidak pernah kembali . Sampai hari ini.
Dari kiri : Wiji Thukul- penyair yang hilang, Kanan : Wajah Wajah aktivis mahasiswa yang sampai sekarang belum kembali.
Photo : Indonesia under Soeharto’s year

Golkar
Filed under: ORDE BARU — Iman Brotoseno @ 8:52 am
Tags: Golkar, ORDE BARU



Suatu waktu ketika Golongan Karya menjadi ‘ Rulling Party ‘ di negara ini, dan disatu pihak membuat mereka yang berseberangan menjadi antipati dengannya. Golkar juga terbukti berhasil melewati krisis dan ancaman pembubaran sewaktu gempita reformasi. Kini Golkar berubah baju dan terlihat lebih reformis. Apakah anda percaya ? Only time will tell.

Sumber Photo : Indonesia in Soeharto’s year


Mbak Tutut


Siapa yang tak mengenal tokoh ini. Peran Mbak Tutut akan menjadi kontroversial dalam catatan sejarah kekuasaan ayahnya, Soeharto. Konon ia sempat dianggap bagian dari suksesi pimpinan dari ayahnya.

Kiri - Melakukan wawancara setelah dilantik menjadi Menteri Sosial Kabinet terakhir Soeharto. Kanan atas - Memberikan sumbangan sepedamotor kepada militer. Kanan bawah - Bersama Harmoko, bekas juru bicara Soeharto sekaligus Ketua Golkar.

Kerusuhan Mei 1998




Kerusuhan di Jakarta bulan Mei 1998 merupakan kisah tragis perjalanan bangsa ini. Harga yang sangat mahal. Gambar kiri atas. Sebuah lukisan Liem Sioe Liong yang dijarah dan dibakar massa. Kanan atas - Masyarakat membersihkan sisa sisa puing kendaraan di Jalan Otto Iskandar Dinata. Kiri bawah. Evakuasi mayat dari sebuah pusat perbelanjaan yang terbakar di Klender. Kanan bawah - Seorang penjarah mengumpulkan barang barang hasil jarahannya.
Foto : Indonesia in Soeharto’s Years

Gerakan Mahasiswa ITB 1978


“Hanya Tuhan yang boleh tindas kami, itupun kalau Ia mau”
Mungkin mahasiswa ITB zaman sekarang sudah tidak mengenal lagi cerita ini. Dan mungkin juga mahasiswa-mahasiswa kampus lainnya, ketika almameter mereka mengalami tindakan represif yang sama. Tetapi gambar adalah bukti otentik bahwa benar kampus-kampus mereka pernah mencatat sejarah yang pahit.

Penolakan Soeharto sebagai Presiden kembali di ITB, 16 Januari 1978. Dan ini berbuntut panjang pada agresi aparat keamanan masuk ke dalam kampus ITB.

Di gambar ini adalah Boulevard - jalan yang membelah kampus ITB. Terlihat tentara berada di pintu gerbang utama kampus, siap merangsek ke dalam kampus.

Digambar ini, mahasiswa di pagar betis dan dilakukan pemeriksaan KTM.

Penjagaan gerbang-gerbang kampus sejak suksesnya invasi aparat ke dalam kampus.

Pemeriksaan massal yang berujung pada penahanan beberapa mahasiswa.
• Penolakan Soeharto : 16 Januari 1978
• Agresi Militer Pertama : 1 Februari 1978
• Agresi Militer Kedua : 2 - 9 februari 1978
Sebagian orang masih mengingat kasus NKK - BKK di era 70-an ini, dikenal dengan nama Normalisasi Kehidupan Kampus. Awal dari infiltrasi kekuatan politik penguasa Orde Baru dalam struktur kehidupan kampus. Dimana adanya bentukan Senat-senat di dalam kampus oleh pemerintah untuk mengontrol kehidupan mahasiswa.
Photo lainnya dari era-70-an.

Prosesi pemakaman Rene Conrad, korban penembakan karena gesekan mahasiswa dengan militer di tahun 1970,

Ibu dari Rene Conrad menunjuk Awaludin Jamin, Kapolri saat itu.

Situbondo



Sebuah kisah tragis. Baliho kerukunan agama di depan sebuah gereja, yang mana gereja itu sendiri habis terbakar oleh massa.
Foto : Indonesia in Soeharto years


Ambon


Seorang Ibu melintasi garis perbatasan saat kerusuhan di Ambon.
Foto : Indonesia in Soeharto’s years


Rengasdengklok



31 January 1997 - Kerusuhan rasial kembali terjadi negeri ini. Sekitar 3000 massa membakar 66 rumah, 72 toko, 20 mobil, 3 gereja dan 2 vihara Buddha. Kiri. Sebuah parung buddha yang digantung disebuah kuil yang dibakar. Kanan. Beberapa pemilik toko dan rumah melindungi propertinya dengan tulisan.
Foto : Indonesia in Soeharto;s years

Mahasiswa Reformasi



Sejarah Indonesia selalu mencatat , mahasiswa adalah lokomotif sebuah pergerakan dan pembaharuan.
Foto : Indonesia in Soeharto Years

Ditawan Belanda



Setelah aksi polisional kedua Desember 1948, ketiga pemimpin Republik yang masih muda ini ditawan Belanda dan diasingkan ke Pulau Bangka,


Pangsar Soedirman dan Soeharto




“Lebih baek di bom atom dari pada merdeka kurang dari 100 prosen” , demikianlah tanggapan Panglima Besar Soedirman terhadap Soekarno - Hatta yang lebih memilih jalur perundingan dengan Belanda. Sejarah mencatat bagaimana heroiknya perjuangan gerilya Panglima Besar Soedirman kurang lebih 7 bulan melintasi hutan dan gunung di Jawa Tengah - Jawa Timur.

Setelah Ibu Kota Yogyakarta berhasil direbut kembali, Soeharto diminta oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX, untuk menjemput Pangsar Soedirman di Karangmojo yang jalannya sudah dihancurkan, Soeharto menuju ke Karangmojo menggunakan kuda. Pangsar Soedirman akhirnya kembali ke Yogyakarta disambut oleh Pasukan Kehormatan di Alun-alun, yang merupakan upacara penghormatan terakhir kepada Panglima Besar Soedirman sebelum beliau meninggal dunia 29 Januari 1950.

Photo-photo diatas berasal dari buku “Soeharto, Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya”. Menghiasi awal-awal halaman buku tersebut.


selengkap nya lihat di blog ini :

sumber :http://ceritaindonesia.wordpress.com




No comments:

Post a Comment

About Me

My photo
Halo sobat...nama saya Didik Sugiarto.....Saya bukanlah blogger profesional....hanya sekedar hobi ngeblog dan juga belajar cara mencari uang dengan blog.....adsense, amazon, clickbank dll.......semoga blog ini bermanfaat bagi kita semua.