Beberapa waktu yang lalu aku membaca artikel di sebuah surat kabar tentang seseorang yang dililit hutang. Padahal kalau di lihat gajinya juga tidak terlalu kecil. Namun yang mencengangkan adalah tagihan kartu kreditnya. Ada sekitar 5 kartu kredit yang digunakannya dan itupun mempunyai jatuh tempo yang singkat. Akibatnya gajinya tersedot semua untuk membayar kartu kredit.
Kalau sudah begitu, jangankan bisa menabung…..untuk melunasi hutang2 nya saja gajinya tidak cukup. Apalagi untuk beli rumah…..wah jauh lah.
Pada bagian ini aku ingin berbagi pengalaman bagaimana cara mengelola keuangan keluarga sehingga anda dapat membeli rumah yang sesuai.
Rumah merupakan investasi yang cukup bagus dan mampu bertahan nilainya dari gerusan inflasi. Asalkan tidak ada kejadian luar biasa semacam gempa bumi atau yang lainnya….harga rumah selalu meningkat.
Bisa aku ceritakan bagaimana nilai rumah selalu naik dari waktu ke waktu. Seperti rumah di permahan satelit asri singaraja. Pada tahun 1989 nilainya hanya sekitar 9 juta rupiah. Namun di tahun 2009 ini nilainya sudah berubah menjadi sekitar 140 an juta. Coba anda hitung berapa nilai tambahnya. Lebih dari 1400 %. Jadi kalau dihitung kenaikannya pertahunnya adalah sekitar 70 % dari nilai awal. Sehingga hal itu sngat menguntungkan bagi invesstasi anda.
Coba kalau investasi anda hanya berupa uang yang dalam nilai rupiah lagi…..nilainya pasti turun terus. Lihat saja nilai tukar rupiah yang selalu turun di banding dollar. Dari 2 ribuan di tahun 1997…..kini menjadi hanya 12 ribuan. Sehingga kalau anda menyimpan rupiah selama waktu itu…..nilainya sekarang tinggal seperenam nya. Untuk itulah lebih baik anda menyimpan dalam bentuk rumah, tanah atau property lainnya …..dan nilainya pasti meningkat.
Cara memiliki rumah
Sekarang masalahnya adalah bagaimana memiliki rumah bila gaji kita terbatas? Memang di jaman sekarang ini….dimana orang lebih mengutamakan gaya hidup ketimbang kualitas hidup itu sendiri. Orang lebih mengutamakan penampilan, fashion dan mobil danlain-lain. Sehingga hal-hal yang seharusnya tidak perlu …menjadi perlu dan akhirnya terlibat pada lingkaran setan hutang yang tak kunjung berhenti.
Sebetulnya ada satu kaidah penting yang harus diterapkan oleh sebuah keluarga untuk mampu menyisihkan sebagian penghasilannya agar bisa beli rumah. Kaidah itu adalah pengeluaran harus lebih kecil dari pendapatan……itu saja. Sederhana bukan? Namun kalau anda tidak bisa menerapkan kaidah sederhana itu…berapapun penghasilan anda ….aku yakin anda tidak akan mampu menyisihkannya.
Jadi cara pertama anda harus menetapkan dulu berapa kebutuhan minimal anda untuk satu bulan. Berapa biaya belanja, biaya untuk listrik, telepon, air, pendidikan anak, dan terutama yang kebutuhan pokok. Kalau anda sudah menetapkan jumlah kebutuhan minimal anda……lakukanlah dan taatilah perencanaan anda. Dan usahakan setelah semua biaya pokok itu…..masih terdapat sisa yang bisa anda gunakan untuk mencicil kredit perumahan.
Ingatlah bahwa semua biaya pokok itu benar2 kebutuhan minimal untuk dapat hidup dengan sederhana. Kemudian kalau anda memerlukan hiburan atau rekreasi….maka anda harus menyishkan sebagian lagi. Itupun anda tidak harus melakukannya setiap bulan….bisa 3 bulan sekali misalnya.
Setelah itu anda harus memikirkan bagaimana cara mendapatkan uang muka. Beberapa alternatif yang dapat anda gunakan antara lain :
1. Pinjam di jamsostek dengan bunga yang ringan.
2. Atau pinjam di kantor anda dengan jangka yang agak panjang dan bunga ringan.
3. Untuk PNS bisa pinjam melalui bank BPD yang memberikan pinjaman dalam jangka panjang dan bungan cukup ringan.
Tapi yang perlu anda ingat adalah jumlah cicilan anda perbulannya haruslah paling besar 40 % dari gaji bulanan anda. Kalau itu belum cukup berarti anda harus bisa menabung dulu agar uang mukanya lebih besar sehingga cicilan bulanan anda tidak terlalu memberatkan.
Demikian tips membeli rumah yang dapat aku sampaikan semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment