Sunday 23 November 2008

Rokok Yang Paling Nikmat : Gudang Garam di Puncak Gunung Lawu

Kalau anda ditanya orang rokok apa yang paling nikmat menurut anda? Tentu saja jawabannya sangat beragam. Ada yang menjawab sampurna mail, atau gudang garam filter, atau jarum super atau Djisamsu, dan mungkin ada juga yang menjawab rokok putihan yang lain semacam lucky strike, Marlboro, atau pallmall. Tapi mungkin juga ada yang bilang kalau tidak ada rokok yang nikmat karena semuanya racun dan tidak enak.

Kalau menurutku rokok yang paling enak adalah sebatang rokok Gudang garam filter yang aku hisap di puncak Retnodumilah (puncak gunung Lawu). Ini pengalaman ku lho he….he…he….. Pada waktu itu aku dan teman-teman fakultas farmasi UGM masih senang petualang ke puncak gunung. Biasanya kami lakukan 1 tahun sekali sewaktu liburan semester.

Memang sejak SMA aku selalu mengimpikn untuk bisa mendaki gunung lawu yang terkenal “wingit” atau (mistis) itu. Bahkan karena sifatnya yang sangat “wingit” itulah, gunung lawu disebut dalam babad tanah jawa sebagai salah satu gunung yang paling krusial ditanah Jawa. Dilereng Lawu lah nantinya tempat kediaman “satrio pinilih” yang merupakan calon pemimpin tanah jawa akan muncul (lihat artikel saya lainnya di blog ini tentang : pemimpin sejati). Akhirnya aku bisa juga mendaki Gunung Lawu.

Sebelum mendaki gunung kita istirahat dulu di base camp untuk mempersiapkan segala sesuatu yang akan kita bawa mendaki. Base camp itu letaknya dekat dengan lokasi air terjun grojogan sewu namun agak keatas sedikit.

Tepat jam 11 malam kita mulai berangkat menuju ke puncak Lawu atau yang lebih dikenal dengan puncak Retnodumilah. Diperkirakan nanti bisa sampai dipuncak sekitar jam 5.30 pagi sehingga kita bisa lihat sun rise.

Mendaki gunung adalah petualangan yang paling menyenangkan. Kita lewat jalan setapak dengan membawa bekal masing-masing. Semakin keatas jalannya semakin menanjak dengan kemiringan 45-60 derajat. Jadi kita harus hati-hati supaya tidak tergelincir.

Kalau saya tidak salah ingat... ada 4 pemberhentian sebelum sampai di puncak. Dan setiap pemberhentian kita hanya diberikan waktu sekitar 30-45 menit tidak boleh lebih. Mengapa begitu ? karena kalau terlalu lama berhenti akan membuat tubuh kita letih dan terasa capek sekali sehingga tidak bisa melanjutkan perjalanan.

Setelah kita berjalan selama kurang lebih 5 jam, tepat di pemberhentian keempat, rombongan sudah kelihatan letih dan payah. Aku dan beberapa teman yang muslim melakukan sholat shubuh sedangkan yang lain bersitirahat. Wow suhunya begitu dingin sampai-sampai kita semua pada menggigil.

Ada beberapa teman yang sudah tidak kuat melanjutkan dan menginginkan berhenti saja disitu. Tapi kita berhasil meyakinkan bahwa sebenarnya kita tinggal sedikit lagi sudah sampai ke puncak. Tuh puncaknya sudah kelihatan. Paling 2 km lagi sudah sampai( asal tahu aja sebenarnya 2 km naik kepuncak gunung sama artinya berjalan 20 km di jalan biasa ). Jangan Tanya penduduk asli setempat, karena mereka pasti bilang sudah dekat puncaknya. Karena mereka terbiasa naik turun puncak gunung bahkan sehari bisa 2 kali.
Itulah salah satu strategi kami untuk memotifasi teman-teman yang sudah lelah biar tetap semangat.

Memang kadang kita merasa seolah-olah sudah tidak bisa merasakan kaki kita sendiri karena terlalu capek dan berat. Namun karena kita bersama-sama akhirnya semua itu bisa diatasi.

Setelah perjuangan pendakian selama kurang lebih 7 jam sampailah kita dipuncak gunung lawu tersebut. Puncak itu disebut puncak retno dumilah atau argo dumilah. Suasana masih pagi dan matahari belum kelihatan. Sangat sepi dan tenang sehingga kita semua bisa merasakan kedamaian yang luar biasa di sana. Kita seperti menyatu dengan alam ini. Gunung , hutan, lembah, awan dan suara-suara binatang hutan terasa begitu mendamaikan kalbu. Seperti tidak ada batas diantara kami dan alam ini. Mungkin suasana yang seperti itulah yang selalu dicari para pendaki gunung.....yang tidak didapatkan ditempat manapun selain di puncak gunung. Itulah sebabnya mengapa pendakian gunung selalu diminati banyak orang.

Pada saat itu aku duduk duduk-duduk dengan beberapa kawan ..... sambil sesekali melihat ke bawah lembah yang diselimuti oleh awan. Kuhisap sebatang rokok gudang garam bersama teman-teman. Wow rasanya luar biasa . Dan rasa itu tidak bisa hilang dari benakku sampai sekarang. Bahkan sampai aku sudah berhenti merokokpun rasa itu masih ada. Itulah makanya kenapa sebatang rokok gudang garam adalah rokok yang paling nikmatku.

Dan hebatnya lagi sahabatku yang dulu sama-sama menikmati rokok dipuncak gunung lawu, sekarang dia telah berhenti merokok juga. Pesan Sponsor !!! Jadi kalau anda ingin berhenti merokok….. merokoklah dipuncak gunung lawu …….pasti setelah itu anda tidak akan merasakan nikmatnya merokok lagi selain disana. He….he…he….

Nikmat yang kelihatannya kecil kalau kita perhatikan secara benar..... ternyata merupakan kenikmatan yang luar biasa. Jadi bersyukurlah pada Tuhan apapun kondisi anda saat ini dan anda akan merasakan kebahagiaan yang luar biasa dalam hidup anda walaupun itu hanya sebatang rokok. Hitunglah semua nikmat yang telah anda alami dan bersyukurlah terhadap-Nya.

Demikian secuil rasa bahagia yang bisa saya tulis, semoga memberikan inspirasi bagi kita semua untuk mampu bersyukur atas segala nikmat yang telah kita terima.

Salam bahagia dan sukses yang luaaaar biasa !!!

No comments:

Post a Comment

About Me

My photo
Halo sobat...nama saya Didik Sugiarto.....Saya bukanlah blogger profesional....hanya sekedar hobi ngeblog dan juga belajar cara mencari uang dengan blog.....adsense, amazon, clickbank dll.......semoga blog ini bermanfaat bagi kita semua.