Monday, 5 April 2010

Inilah Tips menghindari komplikasi pada diabetes

Diabetes merupakan penyakit yang paling tinggi menyebabkan kematian bagi penderitanya. Hal ini disebabkan komplikasi yang sering terjadi pada penderita diabetes yang tidak terkontrol kadar gula darahnya. Tidak baiknya pola makan dan juga hidup menyebabkan diabetes sulit dikendalikan.

Nah berikut adalah tips meminimalkan terjadinya komplikasi pada penderita diabetes :


Menghindari Komplikasi Penyakit karena Diabetes

Mesti Rutin Cek Gula Darah

Diabetes merupakan penyakit yang memiliki komplikasi (penyebab terjadinya penyakit lain) yang paling banyak. Itu berkaitan dengan kadar gula darah yang tinggi sehingga berakibat rusaknya pembuluh darah, saraf, dan struktur internal lain.

---

Penderita diabetes bisa mengalami berbagai komplikasi. Mulai penyakit kardiovaskular seperti stroke atau serangan jantung, gagal ginjal, impotensi, kebutaan, hingga infeksi kulit. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, di antara berbagai komplikasi itu, penyakit kardiovaskuler merupakan komplikasi yang paling sering terjadi dan menyebabkan 50 persen hingga 80 persen kematian pada diabetesi (pengidap diabetes).

Komplikasi umum diabetes yang lain adalah neuropati. Studi menyebutkan, sekitar 50 persen diabetesi mengalami komplikasi itu. Neuropati menyebabkan hilangnya kemampuan sensorik dan impotensi. Pengidap diabetes puluhan tahun biasanya mengalami gangguan organ penglihatan (retinopati). Berdasar penelitian, sekitar 2 persen diabetesi mengalami kebutaan dan 10 persen lainnya mengalami cacat visual parah pada tahun ke-15.

Begitu pula gagal ginjal. Diabetes merupakan salah satu penyebab utama kegagalan ginjal. Merujuk studi di Amerika, dari 100 persen pasien cuci darah, sekitar 43 persen merupakan pengidap diabetes, 28 persen pengidap darah tinggi, dan selebihnya karena penyakit lain.

Dokter Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH, ketua Bidang Advokasi Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia, mengatakan bahwa komplikasi diabetes sejatinya bisa dihindari. Penyakit-penyakit lain itu bisa muncul karena sering diabetesi tidak berobat dan melakukan pemeriksaan gula darah secara teratur.

''Berobat dan pemeriksaan gula darah adalah kuncinya. Dua hal itu yang akan membuat kadar gula terkontrol sehingga tidak merusak pembuluh darah dan saraf,'' kata dokter kelahiran Jakarta yang juga staf pengajar di FK UI itu.

Kadar gula yang berlebih menyebabkan pembuluh darah menebal dan bocor. Penebalan juga membuat aliran darah berkurang, terutama yang menuju ke kulit dan saraf. Jika aliran darah terhalang, pasokan nutrisi ke bagian-bagian tersebut berkurang sehingga menyebabkan kerusakan dan menyulut penyakit yang lain.

Ari mengatakan, berobat dan pemeriksaan gula darah bisa dilakukan sedikitnya sebulan sekali. Tetapi, frekuensinya bisa berubah, bergantung pada kondisi pasien. Jika kondisi pasien bagus, pemeriksaan gula bisa dua bulan sekali atau tiga bulan sekali. Pemeriksaan gula bisa juga dilakukan setiap hari jika diperlukan.

Yang penting dicamkan, diabetes adalah penyakit yang akan dibawa seumur hidup. Penyakit itu tidak bisa disembuhkan, tetapi bisa dikontrol. Karena itulah, diabetesi harus paham bahwa kadar gula yang normal bukan berarti diabetes menghilang. ''Penyakitnya tetap ada, hanya lebih terkontrol,'' katanya. Dia tidak mempersoalkan para diabetesi yang ingin menjajal obat-obatan alternatif. Meski demikian, prinsip bahwa ''diabetes akan dibawa seumur hidup'' harus tetap dipegang.

Karena itu, sekali lagi Ari mengingatkan, kontrol gula darah selalu dilakukan meski tengah menjalani pengobatan alternatif. ''Sering pasien lalai kontrol gula karena merasa kondisi tubuh lebih enak dan frekuensi kencing berkurang setelah menjalani pengobatan alternatif. Tahu-tahu belakangan kadar gula naik drastis dan baru berobat setelah muncul komplikasi,'' tegas Ari. Cara yang paling gampang mengontrol gula secara mandiri adalah menggunakan glukometer.

Sebagai common disease, lanjut dia, masyarakat sudah harus kenal betul tanda-tanda diabetes. Kehadiran penyakit gula ini kerap ditandai dengan gejala seperti rasa haus yang terus-menerus, sering lapar, frekuensi berkemih yang tinggi, dan diikuti dengan penurunan berat badan. Tingkat kewaspadaan harus ditingkatkan jika sudah mulai muncul gejala lanjutan seperti gatal-gatal di sela-sela paha bagian dalam yang tidak jelas penyebabnya serta dan terjadi luka yang tak kunjung sembuh. ''Masih banyak yang nggak ngeh jika ada luka yang nggak sembuh-sembuh itu diabetes. Kita harus kritis terhadap kelainan-kelainan yang ada pada tubuh kita,'' tegas Ari. Gejala-gejala itu menunjukkan kadar gula dalam darah sudah tinggi dan sudah terpapar dalam waktu lama. ''Segera periksa darah untuk memastikan.''

Diabetes memang bukan penyakit pembunuh yang utama di dunia. Jika itu terjadi, diabetes bisa menjadi penyakit yang mahal karena bersifat kronis (menahun), komplikasi yang parah, dan membutuhkan banyak sarana untuk mengendalikan. Dari studi yang dilakukan WHO di India, pada keluarga berpenghasilan rendah dengan pengidap diabetesi, 25 persen penghasilan mereka dikhususkan untuk perawatan.

Sementara itu, pada keluarga di Amerika Serikat dengan seorang anak yang memiliki diabetes, angka yang sesuai adalah 10 persen. Dalam analisis terbaru yang dilakukan WHO di kawasan Pasifik Barat, diketahui 16 persen pengeluaran rumah sakit adalah untuk penderita diabetes.

sumber: jawapos.co.id

No comments:

Post a Comment

About Me

My photo
Halo sobat...nama saya Didik Sugiarto.....Saya bukanlah blogger profesional....hanya sekedar hobi ngeblog dan juga belajar cara mencari uang dengan blog.....adsense, amazon, clickbank dll.......semoga blog ini bermanfaat bagi kita semua.